Rabu, 28 Maret 2012

Stok AS Naik, Harga Minyak Turun Tajam

LONDON, KOMPAS.com - Harga minyak turun tajam pada Rabu (28/3/2012), karena persediaan minyak mentah AS naik dengan jumlah terbesar dalam 20 bulan, dan Prancis mengumumkan siap memanfaatkan cadangan minyak strategisnya untuk mengurangi ketegangan pasar.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei, menyusut 2,56 dolar AS menjadi 104,77 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk Mei merosot 1,76 dolar AS menjadi 123,75 dolar AS per barel.

Departemen Energi AS mengatakan, persediaan minyak mentah negara itu melonjak sebesar 7,1 juta barel pada minggu lalu - tiga kali lipat dari jumlah yang diperkirakan.

"Angka stok minyak mentah mingguan terbesar sejak Juli 2010 itu tidak terduga," kata analis BNP Paribas, Harry Tchilinguirian.

Dengan stok tinggi negara-negara Barat, Prancis pada Rabu mengatakan bahwa pihaknya siap melepas cadangan strategis minyaknya untuk membantu menurunkan harga.

Berbicara setelah pertemuan kabinet, Menteri Energi Prancis Eric Besson mengatakan: "Amerika Serikat yang meminta dan Prancis menyambut gagasan baik tersebut. Kami sekarang menunggu pendapat Badan Energi Internasional."

Juru bicara pemerintah dan Menteri Anggaran Valerie PĂ©cresse mengatakan, Prancis bekerja dengan Amerika Serikat dan Inggris untuk membujuk IEA agar mengizinkan mereka memanfaatkan cadangan mereka "untuk melawan spekulasi di pasar energi global."

Ini menandai evolusi dari posisi Prancis. Pekan lalu, Besson mengatakan bahwa Paris hanya mempelajari kemungkinan membuka cadangan sebagai "salah satu pilihan" untuk menjinakkan harga minyak.

Secara teori, cadangan suatu negara hanya digelar dalam kasus krisis internasional besar seperti perang atau bencana alam di daerah penghasil minyak.

Tetapi perekonomian Asia yang haus bahan bakar mendorong naiknya harga minyak. Sementara ketegangan juga terjadi di Timur Tengah, di mana ekspor Iran dibatasi dan adanya kerusuhan politik di beberapa negara produsen minyak.

Di lain pihak, Prancis dan Amerika Serikat menghadapi pemilihan, di mana Presiden AS Barack Obama dan rekannya dari Prancis, Nicolas Sarkozy menghadapi tekanan dari pemilih karena harga bensin dan solar yang tinggi.
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/29/05185187/Stok.AS.Naik.Harga.Minyak.Turun.Tajam

Harga minyak dekati level terendah dalam sepekan

NEW YORK. Harga minyak ditransaksikan mendekati level terendah dalam sepekan terakhir. Pada pukul 09.40 waktu Sydney, harga kontrak minyak untuk pengantaran Mei berada di posisi US$ 105,50 per barel atau naik 9 sen di New York Mercantile Exchange.
Kemarin, harga minyak sempat melorot 1,8% menjadi US$ 105,41 sebarel, yang merupakan level terendah sejak 22 Maret lalu. Sepanjang tahun ini, harga minyak sudah melaju 6,8%.

Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk pengantaran Mei turun US$ 1,38 atau 1,1% menjadi US$ 124,16 per barel di ICE Futures Europe exchange di London, kemarin.

Penurunan harga minyak dunia berkaitan dengan lonjakan cadangan minyak. Asal tahu saja, data Departemen Energi menunjukkan, cadangan minyak AS pada pekan lalu naik 7,1 juta barel. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak Juli 2010 lalu. Sementara, hasil survei Bloomberg memprediksi kenaikan cadangan minyak sebanyak 2,6 juta barel.

Sumber : http://investasi.kontan.co.id/news/harga-minyak-dekati-level-terendah-dalam-sepekan-2/2012/03/29

Selasa, 20 Maret 2012

Minyak loyo tersengat isu cadangan Arab

SYDNEY. Minyak mentah rebound dari penurunan terbesarnya dalam tiga bulan. Kenaikan harga minyak tersulut data stok Amerika Serikat yang surut pada pekan lalu.

Kontrak minyak WTI untuk pengiriman Mei naik 57 sen menjadi US$ 106,64 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di level US$ 106,62 per barel pada pukul 00.18 waktu Sydney. Kemarin, harga emas hitam ini terpangkas hingga 2,49% ke posisi US$ 106,07 per barel, setelah Arab Saudi menyebut kemungkinan untuk meningkatkan pasokan. Ini level penutupan terendah sejak 15 Maret.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Mei reli 28 sen menjadi US$ 124,40 per barel di bursa ICE Futures Europe, London.

Semalam, American Petroleum Institute melaporkan pasokan minyak mentah AS telah menyusut 1,4 juta barel pada pekan lalu. Sementara, Departemen Energi dijadwalkan merilis data stok minyak pada hari ini (21/3). Analis yang disurvei Bloomberg News memprediksi, stok kemungkinan naik 2,2 juta barel.

Sebagai catatan, sebelumnya, Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi menyatakan, Arab Saudi bisa segera meningkatkan produksi sebesar 25%, jika diperlukan. Harga telah meningkat tahun ini karena pasar cemas, ketegangan dengan Iran bakal mengancam persediaan minyak global.

Sumber : http://investasi.kontan.co.id/news/minyak-loyo-tersengat-isu-cadangan-arab

Sentimen India menyebabkan harga emas turun

SINGAPURA. Harga emas mencatatkan penurunan pagi ini. Pagi tadi, harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi US$ 1.655,60 per troy ounce. Pada pukul 11.31 waktu Singapura, harga emas berada di posisi US$ 1.656,95.

Penurunan harga emas terjadi seiring kepemilikan emas pada exchange traded product menorehkan penurunan terbesar dalam dua bulan terakhir. Selain itu, aksi mogok pada pengusaha perhiasan India juga memicu kecemasan bahwa tingkat permintaan fisik emas dari negara importir emas terbesar dunia itu akan melorot.

"Permintaan emas untuk investasi mulai menurun belakangan. Investor memilih untuk menempatkan dana mereka di tempat lain. Prospek penurunan permintaan dari India juga semakin memukul sentimen pasar emas," jelas Wang Honggang, metals analyst CIFCO Research Institute.

Sumber : http://investasi.kontan.co.id/news/sentimen-india-menyebabkan-harga-emas-turun

Puncak Harga Emas Tahun Ini 1.800 Dollar AS

Harga emas diperkirakan akan terus naik pada tahun 2012 ini. Ekonom dari Biro Sumber Daya dan Energi Australia Adam Bialowas dalam kajian kuartalannya yang dipublikasikan  Rabu (21/3/2012) memperkirakan titik puncak harga emas pada tahun ini akan mencapai 1.812 dollar AS  per troy ounce. 
Setelah itu, dia memperkirakan harga emas akan terus merosot hingga mencapai 1.200 dollar AS per troy ounce pada tahun 2017.
Dia mengatakan ada beberapa faktor, seperti terus adanya ketidakpastian di pasar finansial global, tingkat suku bunga negatif di AS dan tindakan bank sentral yang terus memborong emas akan mendukung pergerakan harga emas hingga mencapai 1.800-an dollar AS.
Menurut perhitungan Bialowas, harga emas akan turun 1 persen pada tahun 2013 menjadi 1.800 per troy ounce.
"Penurunan ini seiring dengan asumsi sudah terjadi pemulihan pertumbuhan ekonomi. Pemulihan ini akan mengurangi investasi spekulatif sehingga permintaan akan emas beralih ke aset lainnya," ujar Bialowas.
Dia memperkirakan akan ada permintaan emas palsu untuk menaikkan harga emas dalam periode pemulihan ekonomi ini.  Hari ini, harga emas di pasar spot Singapura sebesar 1.650 dolllar AS per troy ounce, naik 3,3 dollar AS dari penutupan sebelumnya.

Sumber http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/21/09211791/Puncak.Harga.Emas.Tahun.Ini.1.800.Dollar.AS

Rabu, 14 Maret 2012

2012, Harga Emas Diprediksi Bakal Naik 21 Persen

 Harga emas ditaksir akan naik 21 persen pada tahun 2012. Berarti harga emas akan memperpanjang kenaikannya menjadi 12 tahun berturut-turut. Kenaikan harga didorong oleh catatan rekor investor dalam berinvestasi emas dan adanya langkah bank sentral untuk menambah cadangan emasnya pertama kali dalam satu generasi.
Pada akhir tahun naga air ini, harga emas diprediksi mencapai 1.897 dollar AS per troy ounce (setara dengan 31,1 gram) di New York. Akhir tahun 2011, harga emas hanya mencapai 1.566,80 dollar AS. Taksiran ini didasarkan pada keterangan 14 responden dalam survei Bloomberg Link Precious Metals Conference, di New York, Rabu (14/3/2012) waktu setempat.
Emas berjangka pun telah mengalami kenaikan panjang (rally) sebanyak 4,9 persen pada tahun ini mencapai 1.642,90 dollar AS di Comex, New York. Bertolak belakang dengan penurunan indeks the Standard & Poor's GSCI dari 24 komoditas sebanyak 9,1 persen. Sedangkan indeks ekuitas MSCI All- Country World justru terangkat 11 persen.
Permintaan akan emas menguat karena Eropa sedang mencari cara untuk mengatasi krisis utangnya, ekspansi ekonomi China melambat, dan pemerintah Amerika Serikat dan Inggris tetap mempertahankan suku bunganya rendah untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Data World Gold Council menunjukkan, bank-bank sentral telah menjadi pembeli bersih emas selama tiga tahun berturut-turut. Ini yang terpanjang sejak tahun 1973. Data kompilasi Bloomberg, Rabu (14/3/2012) waktu setempat, pun memperlihatkan, kepemilikan reksa dana  yang didukung oleh logam kuning ini pun mencapai rekor 2.410,2 metrik tons. "Ada pergerakan signifikan yang sedang terjadi di dunia ini," ujar Martin Murenbeeld, Kepala Ekonom DundeeWealth Inc yang berbasis di Toronto.
Menurut dia, emas telah menjadi sebuah bentuk investasi dan sebuah aset yang berkelas. Hal itu akan terus dibangun oleh pelaku pasar. Bahkan, lanjut Martin, bank-bank sentral pun memegang emas karena mereka tidak yakin euro akan bertahan dalam lima tahun kemudian.
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/15/08445323/2012..Harga.Emas.Diprediksi.Bakal.Naik.21.Persen

Selasa, 13 Maret 2012

Hadirilah Seminar emas dengan metode Guppy

Mr. Daryl Guppy adalah seorang Trader dan pengarang buku Trend Trading, The 36 Strategies of the Chinese for Financial Traders dan CEO www.guppytraders.com. Beliau tampil secara reguler di CNBC Asia Squawk Box. Beliau menjadi pembicara di beberapa seminar Trading di China, Asia, Australia dan Eropa. Beliau akan hadir sebagai pembicara di Indonesia pada Februari 2012 dalam Monex Investor Club.

Minyak Menguat 2 Hari Terkait Outlook Ekonomi

Kontrak minyak mentah AS menguat untuk hari kedua hari Rabu terkait perkiraan yang membaik untuk ekonomi terbesar dunia tersebut, tetapi penguatan juga terbatas setelah sebuah data industri menunjukkan adanya kenaikan persediaan minyak mentah di AS.

Kontrak minyak mentah untuk bulan April naik 6 sen menjadi $106.77 per barel, setelah bertahan naik 37 sen di level $106.71 kemarin.

Kuatnya data retail sales dan pengumuman Federal Reserve bahwa bank sentral akan mempertahankan tingkat suku bunga untuk tetap rendah paling tidak hingga 2014 yang membantu kenaikan harga minyak mentah hari Selasa, terkait adanya kenaikan dollar AS.

Sumber : http://www.monexnews.com/commodity/minyak-menguat-2-hari-terkait-outlook-ekonomi.htm

Dollar AS Masih Disenangi, Harga Emas Jatuh

Harga emas jatuh ke harga terendah sejak Januari 2012 setelah para pembuat kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve, menaikkan penilaian mereka tentang ekonomi. Penilaian yang positif itu sinyal bahwa stimulus moneter tidak akan ditambahkan.
Emas untuk pengantaran cepat jatuh 1,8 persen menjadi 1.670,15 dollar AS per troy ounce (setara dengan 31,1 gram) pada Selasa (13/3/2012) pukul 3.53 waktu New York. Sebelumnya, logam kuning ini sempat anjlok 2,2 persen ke posisi harga 1.666,13 dollar AS, yang merupakan harga terendah sejak 25 Januari 2012.
Emas berjangka untuk pengantaran April pun turun 0,3 persen menjadi 1.694,20 dollar AS per troy ounce pada Selasa pukul 1.50, di Comex, New York. Setelah penutupan perdagangan, kontrak emas ini pun jatuh 2,2 persen ke harga 1.662,10 dollar AS.
Seiring dengan pernyataan Federal Open Market Committee yang mengatakan pasar tenaga kerja AS terus membaik, dollar AS pun menguat terhadap sejumlah mata uang utama. Alhasil, investasi pelaku pasar terhadap emas pun menurun.
Pada 29 Februari lalu, harga spot emas turun 4,9 persen, yang terbesar sejak Desember 2008, setelah Gubernur "The Fed" Ben S Bernanke meredam spekulasi bahwa bank sentral akan mengambil langkah-langkah baru untuk meningkatkan likuiditas. "Ini sebuah kekecewaan yang besar bagi investor emas yang mengantisipasi adanya stimulus tambahan," ujar Phil Streible, pialang komoditas RJO Futures di Chicago.
Menurut dia, masyarakat masih senang memegang dollar AS ketimbang emas.
Sumber :
 
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/14/07414528/Dollar.AS.Masih.Disenangi..Harga.Emas.Jatuh

Wall Street Melonjak, Dow Tembus 13.000

Bursa saham Wall Street melonjak pada Selasa (13/3/2012) waktu setempat (Rabu pagi WIB) dengan Dow menembus 13.000 poin. Hal itu didorong oleh lonjakan saham bank yang dipicu pengumuman pembelian kembali saham besar dan kenaikan dividen JPMorgan Chase.

Setelah lonjakan tajam di jam terakhir, Dow Jones Industrial Average ditutup naik 217,97 poin (1,68 persen) menjadi 13.177,68. Indeks S&P 500 naik 24,87 (1,81 persen) menjadi 1.395,96, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq bertambah 56,22 poin (1,88 persen) menjadi 3.039,88.

Saham naik tipis pada awal perdagangan dibantu oleh data penjualan ritel Februari yang menunjukkan pertumbuhan, meningkat menjadi 1,1 persen bulan-ke-bulan.

Federal Reserve mempertahankan kebijakan tingkat suku bunga rendahnya, tetapi mengakui beberapa perbaikan dalam perekonomian yang lebih lanjut membantu sentimen.

Sebuah lonjakan terakhir terjadi setelah JPMorgan mengumumkan pihaknya telah lolos stress tests (uji ketahanan) oleh Fed dan akan meningkatkan dividennya sebesar 20 persen dan melakukan program pembelian kembali saham senilai 15 miliar dollar AS.

Saham JPMorgan bertambah 7,3 persen, menyeret bank-bank besar lain menjelang rilis Fed dari semua hasil uji ketahanan bank. Bank of America naik 6,3 persen, Citigroup naik 6,3 persen, Wells Fargo naik 5,8 persen, dan Goldman Sachs bertambah 6,5 persen.

Saham unggulan lainnya, Alcoa naik 4,5 persen, General Electric menambahkan 2,6 persen, Caterpillar naik 3,9 persen, Apple naik 2,9 persen, dan eBay naik 3,0 persen.
Sumber :
ANT, AFP
 
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/14/07475127/Wall.Street.Melonjak..Dow.Tembus.13.000

Senin, 12 Maret 2012

Hubungan Emas dan Dollar Australia

 Klara Pramesti
KOMPAS.com - Nilai tukar mata uang suatu negara ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern, baik itu kondisi ekonomi, situasi politik, dan sentimen lainnya. Seluruh faktor mengenai negara akan berpengaruh pada pergerakan mata uang negara tersebut baik itu berdampak banyak atau sedikit.
Namun dalam pasar forex terdapat mata uang yang harganya dinilai oleh hanya satu faktor yaitu ekspor. Mata uang ini dalam forex disebut dengan mata uang komoditas. Mata uang komoditas adalah mata uang yang berasal dari negara-negara yang merupakan eksportir bahan baku atau sumber daya alam yang dimilikinya.
Spesifikasi mata uang komoditas adalah ekonomi negara tersebut bedasarkan pada ekspor dari tipe barang mentah tertentu seperti minyak, gas, logam, dan produk pertanian. Secara umum pengertian ini berlaku tidak hanya bagi negara-negara berkembang pengekspor sumber daya alam/ bahan baku seperti Burundi, Tanzania atau Papua Nugini, namun juga berlaku bagi negara-negara industri maju pengekspor komoditi seperti Australia, Kanada dan Selandia Baru.
Dengan pengertian tersebut maka pada dasarnya terdapat banyak mata uang yang dapat dikatakan sebagai commodity currency.  Mata uang yang paling aktif diperdagangkan di pasar forex adalah Dollar Selandia Baru (NZD=Dollar Kiwi), Dollar Australia (AUD=Aussie) dan Dollar Kanada (CAD=Loonie). Sehingga relevansi istilah commodity currency dalam perdagangan forex lebih condong kepada ketiga mata uang tersebut.
Mata uang ketiga negara itu juga dikenal sebagai commodity dollars atau Comdolls, karena ketiga negara tersebut memiliki mata uang yang bernama Dolar. Bagi negara-negara penghasil bahan baku dalam jumlah besar, kenaikan dari harga komoditi memungkinkan nilai tukar mata uang negara tersebut juga ikut naik, dan begitu juga sebaliknya.
Dollar Australia dan pergerakan harga emas
Salah satu negara penghasil komoditi terbesar dan memiliki mata uang yang aktif diperdagangkan adalah Australia. Saat ini Australia merupakan negara terkemuka dalam pertambangan dan memiliki cadangan besar dunia untuk emas, brown coal, timbal, nikel, tembaga dan perak. Sementara komoditas dari Australia berupa batubara, LNG, bijih besi, tembaga, intan dan mineral lainnya menjadi bahan baku untuk pembangunan negara-negara lain di dunia.
Dengan kepemilikan sumber daya yang melimpah, banyak investor yang menanamkan modalnya di sektor sumber daya alam Australia, dan telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kemakmuran Australia. Sepanjang tiga tahun terakhir, sektor ini telah berkontribusi sekitar 18 persen dari PDB, 42 persen dari pendapatan ekspor dan lumbung pendapatan pajak perusahaan. Pendapatan dari sektor ini banyak direinvestasikan kembali pada proyek-proyek infrastruktur dan sumberdaya alam lainnya. Kunci utama untuk menarik investasi besar dan jangka panjang ke Australia adalah kemampuannya menyediakan rezim perpajakan yang stabil dan kompetitif.
Emas adalah salah satu komoditi yang menjadi andalan Australia dan memiliki porsi lebih dari 50 persen dari nilai ekspor total negara tersebut. Komoditi emas memberikan kontribusi besar bagi produk domestik bruto (PDB) Australia, sehingga kenaikan dan penurunan harga emas, dapat mempengaruhi arah dollar Australia. Hal ini menyebabkan fluktuasi nilai emas memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap perekonomian Australia dan pergerakan mata uang dollar Australia. Bahkan pergerakan emas dapat dijadikan dasar atau langkah bagi pelaku pasar untuk memprediksi pergerakan pairs AUD/USD.
Dalam dunia keuangan, emas dipandang sebagai safe haven melawan inflasi dan juga merupakan komoditi yang paling sering diperdagangkan. Namun pasokan emas di pasar dunia tidak sejalan dengan jumlah permintaan yang terus mengalami peningkatan. Sejumlah merger dan penutupan tambang menggambarkan bagaimana pasokan emas berkurang.
Produksi tambang emas baru meningkat sekitar 3 persen pada tahun 2010, hingga menjadi sekitar 2.652 ton. Hal tersebut disebabkan karena beberapa tambang skala besar baru mulai beroperasi. Meskipun adanya peningkatan tersebut, bagaimanapun, produksi tambang emas telah menurun sejak awal tahun 2000, sehingga meski terjadi peningkatan pada produksi emas, namun tetap tidak mampu memenuhi permintaan konsumen akan emas.
Jumlah permintaan yang terus meningkat terutama dari China dan India membuat investor beralih pada produk emas sebagai peluang investasi dan mendorong harga emas kian menjulang tinggi. Selain meningkatnya permintaan, faktor lain yang menyebabkan harga emas melejit adalah lahan penambangan emas sudah tidak ada. Semua emas sudah digali dan para penambang sekarang harus menggali lebih dalam untuk mengakses cadangan emas berkualitas.
Fakta bahwa emas lebih menantang untuk diakses menimbulkan masalah tambahan, yang antara lain adalah para penambang akan terkena bahaya tambahan dan dampak lingkungan yang akan meningkat. Singkatnya, akan ada biaya lebih mahal untuk mendapatkan emas yang lebih sedikit. Hal ini akan menambah biaya produksi tambang emas hingga mengakibatkan kenaikan yang tajam pada harga emas.
Australia yang merupakan produsen emas terbesar ketiga, jelas sangat terpengaruh oleh nasib harga emas, begitu pula dengan mata uangnya. Apabila terjadi kenaikan pada harga emas maka diprediksi hampir selalu memberikan apresiasi bagi dollar Australia. Begitu pula sebaliknya bila terjadi penurunan pada harga emas maka akan memberikan pelemahan bagi dollar Australia dan sebagian besar mata uang negara lainnya, yang menjadikan emas sebagai commodity currency, seperti Selandia Baru. Kedekatan jarak Selandia Baru membuat Australia dipilih menjadi tujuan ekspor barang-barang Selandia Baru. Oleh karena itu, kesehatan ekonomi Selandia Baru berhubungan erat dengan kesehatan ekonomi Australia.
Dengan melihat pola pergerakan antara harga komoditi emas dan Aussie maka pada masa normal pergerakan naiknya harga emas seiring dengan menguatnya Aussie terhadap dollar AS. Sementara pada periode krisis keuangan global sekitar tahun 2008-2009, hubungan tersebut agak sedikit terganggu. Selama masa ketidakpastian atau resesi ekonomi, banyak investor beralih ke investasi emas karena daya tahan nilainya. Emas sering dianggap aman bagi investor pada saat kondisi ekonomi tidak menentu. Ketika pengembalian aktual yang diharapkan dari ekuitas, obligasi, dan real estate jatuh, minat dalam investasi emas meningkat, sehingga akan menaikkan harganya.
Emas dapat digunakan sebagai lindung nilai terhadap mata uang, devaluasi inflasi atau deflasi. Selain itu, emas dipandang sebagai perlindungan dari ketidakstabilan politik, sebagaimana dibuktikan oleh kerusuhan baru-baru ini di Timur Tengah dan Afrika Utara, yang mungkin ikut memberikan pengaruh atas rally emas baru-baru ini ke level tertinggi baru.
Fluktuasi dollar Australia dan dollar AS
Saat ini Aussie merupakan mata uang yang banyak diperdagangkan di pasar valuta asing selain USD, euro, yen, dan pound sterling. Seiring dengan melonjaknya harga emas, Aussie pun ikut mengalami apresiasi tajam. Pada tanggal 15 Oktober 2010, dollar Australia mencapai paritas dengan dollar AS untuk pertama kalinya sejak menjadi mata uang yang bebas diperdagangkan. Mata uang dollar Australia kemudian diperdagangkan di atas paritas untuk periode selanjutnya yang dimulai pada bulan November 2010, dan terus mengalami fluktuasi hingga sekarang.
Pada tanggal 27 Juli 2011 Dolar Australia mencapai rekor tertinggi terhadap dollar Amerika yang diperdagangkan pada 1,1080 dollar terhadap dollar AS. Beberapa analis pasar uang bahkan menyatakan bahwa Aussie bisa naik hingga 1,70 dollar AS pada tahun 2014. Melambungnya harga komoditas merupakan pendorong terbesar bagi apresiasi dollar Australia.
Fluktuasi nilai dollar Australia pada tahun 2011 sangat terkait dengan permasalahan krisis utang negara Eropa, dan hubungan yang kuat antara Australia dengan importir di Asia khususnya Cina. Hal ini berarti perubahan nilai tukar dollar Australia terjadi dengan cara yang berlawanan dengan mata uang lainnya, dimana banyak mata uang yang terdepresiasi sebagai dampak terjadinya krisis keuangan di Eropa dan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Kondisi tersebut membuka peluang yang lebih lebar lagi bagi apresaisi dollar Australia. Inilah saatnya bagi para investor untuk mengambil atau menambah porsi Aussie pada portofolionya untuk menghindari atau mengurangi kerugian yang disebabkan oleh uncertainty kondisi global. (Klara Pramesti, Treasury Research Analyst BNI)

sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/13/0811169/Hubungan.Emas.dan.Dollar.Australia