INILAH.COM, Jakarta – Hingga siang ini, harga emas melemah 0,24%. Nasib berikutnya sangat tergantung pada hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dini hari nanti.
Berdasarkan data yang dilansir Cnbc.com, pada perdagangan Rabu (8/1/2014) hingga pukul 12.40 WIB, harga emas internasional ditransaksikan melemah sebesar US$2,90 (0,24%) ke posisi US$1.226,7 per troy ounce.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pada grafik 4 jam, turunnya indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD)dan Stochastic dapat menyediakan tekanan penurunan bagi emas di dalam channel bearish.
“Kesulitan emas mendekati area resistance US$1.251-US$1.257 juga bertahan di atas MA 200 juga dapat sinyalkan berkurangnya potensi kenaikan,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (8/1/2014).
Meski demikian, kata Firman, emas perlu jatuh di bawah US$1.211 untuk bisa memicu kejatuhan yang lebih kencang. “Kegagalan untuk jatuh ke bawah support tersebut dapat mendorong terciptanya pergerakan sideways untuk sementara waktu,” ujarnya.
Dari sisi fundamental, lanjut dia, harapan akan meningkatnya permintaan emas fisik dari Asia masih dapat menopang performa harga logam mulia. “Meski demikian, serangkaian event penting dari AS hingga akhir pekan juga membuat investor mewaspadai dengan seberapa agresif kebijakan tapering yang akan dijalankan oleh Federal Reserve,” tuturnya.
Sementara itu, yang menjadi fokus hari ini adalah data tenaga kerja AS versi ADP pukul 20.15 WIBdan Federal Open Market Committee (FOMC)meeting minutes AS pada jam 02.00 WIB. “Jika kondisi tenaga kerja AS terus membaik dan minutes menunjukan mayoritas petinggi Fed ingin segera mengakhiri pemberian stimulus, ini bisa memberikan sentimen negatif untuk emas,” ungkap dia.
Untuk jangka pendek, lanjut dia, posisi main cepat lebih sesuai selama berada di bawah resistance US$1.233 dengan potensi penurunan ke US$1.212 per troy ounce.
Di sisi lain, bila harga stabil di atas resistance US$1.233, emas berpotensi menuju US$1.251 per troy ounce. “Resisten berada di US$1.233 danUS$1.240 yang merupakan Moving Average (MA)200 dan harga tertinggi 3 Januari. Support di US$1.219 dan US$1.211 yang merupakan MA 50 dan harga terendah 4 Desember,” imbuhnya.
Berdasarkan data yang dilansir Cnbc.com, pada perdagangan Rabu (8/1/2014) hingga pukul 12.40 WIB, harga emas internasional ditransaksikan melemah sebesar US$2,90 (0,24%) ke posisi US$1.226,7 per troy ounce.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pada grafik 4 jam, turunnya indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD)dan Stochastic dapat menyediakan tekanan penurunan bagi emas di dalam channel bearish.
“Kesulitan emas mendekati area resistance US$1.251-US$1.257 juga bertahan di atas MA 200 juga dapat sinyalkan berkurangnya potensi kenaikan,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (8/1/2014).
Meski demikian, kata Firman, emas perlu jatuh di bawah US$1.211 untuk bisa memicu kejatuhan yang lebih kencang. “Kegagalan untuk jatuh ke bawah support tersebut dapat mendorong terciptanya pergerakan sideways untuk sementara waktu,” ujarnya.
Dari sisi fundamental, lanjut dia, harapan akan meningkatnya permintaan emas fisik dari Asia masih dapat menopang performa harga logam mulia. “Meski demikian, serangkaian event penting dari AS hingga akhir pekan juga membuat investor mewaspadai dengan seberapa agresif kebijakan tapering yang akan dijalankan oleh Federal Reserve,” tuturnya.
Sementara itu, yang menjadi fokus hari ini adalah data tenaga kerja AS versi ADP pukul 20.15 WIBdan Federal Open Market Committee (FOMC)meeting minutes AS pada jam 02.00 WIB. “Jika kondisi tenaga kerja AS terus membaik dan minutes menunjukan mayoritas petinggi Fed ingin segera mengakhiri pemberian stimulus, ini bisa memberikan sentimen negatif untuk emas,” ungkap dia.
Untuk jangka pendek, lanjut dia, posisi main cepat lebih sesuai selama berada di bawah resistance US$1.233 dengan potensi penurunan ke US$1.212 per troy ounce.
Di sisi lain, bila harga stabil di atas resistance US$1.233, emas berpotensi menuju US$1.251 per troy ounce. “Resisten berada di US$1.233 danUS$1.240 yang merupakan Moving Average (MA)200 dan harga tertinggi 3 Januari. Support di US$1.219 dan US$1.211 yang merupakan MA 50 dan harga terendah 4 Desember,” imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar