Kamis, 18 September 2014

Emas Jatuh Karena Spekulasi Kebijakan Fed - INILAH.com


INILAHCOM, New York - Emas berjangka di pasar AS pada Jumat (19/9/2014) dini hari tadi mengalami pelemahan. Pemicunya karena dolar AS menguat ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Investor valas merespon isyarat dari The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat. Pada hari Rabu kemarin, The Fed menegaskan lagi untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol persen. Tetapi juga mengindikasikan akan menaikkan biaya pinjaman lebih cepat dari yang diharapkan sebelumnya.

Harga emas berjangka melemah 0,7 persen ke US$1,226,90 per troy ons. Sementara harga emas di pasar spot menguat 0,35 ke US$1.226 per ons. Demikian mengutip cnbc.com.

"Dolar AS melaksanakan tugasnya sehingga menghapus kenaikan emas selama delapan bulan terakhir. Sekarang kita berada di situasi seperti awal tahun," kata analis komoditas di Pixley, Ross Norman.

"Meskipun kuartan keempat siklusnya terjadi kenaikan permintaan emas fisik, saya tidak melihat pasar akan naik secara signifikan. Saya tidak heran kalau harganya nanti di kisaran US#1,230-US$1.240," jelasnya lagi.

Secara teknis emas berada di situasi rentan. Level spikologis emas akan berada di US$1.200 dan US$1.180. Namun sinyal posisi tersebut masih akan melihat untuk beberapa hari ke depan.

Dolar AS mendapatkan sentimen positif dengan pernyataan Fed. Hal ini memicu spekulasi bank sentral AS tersebut akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari rencana awal.

Bursa AS Tetap Andalkan Kebijakan Fed - INILAH.com


INILAHCOM, New York - Bursa saham AS menguat pada Jumat (19/9/2014) dini hari tadi. Investor merespon kebijakan The Fed.

Investor memiliki sentimen positif dengan menggabungkan data ekonomi dan spekulasi kebijakan Fed untuk mempertahankan suku bunga rendah lebih lama lagi.

"Kita punya inflasi yang rendah hal ini meningkatkan pandangan dari bank sentral menjadi kekuatan yang konstruktif. Ini semua menjadi faktor risiko tetap rendah," kata analis di US Bank Wealth Management, Jim Russell, seperti mengutip cnbc.com..

Indeks Dow Jones menguat 0,6% ke 17.265,99 dengan dukungan masih dari saham DuPont. Sedangkan pelemahan terdalam terjadi pada saham Chevron seiring harga minyak mentah.

Untuk indeks S&P menguat 0,5% ke 2.011,36 bersama dengan penguatan sektor keuangan dan bahan baku. Sementara pelemahan terjadi pada sektor utilitas dan sektor energi.

Untuk indeks Nasdaq lebih tinggi 0,6% ke 4.593,43. "Kami merasa nyaman dengan indeks S&P di level 2.060pada akhir tahun 2014," kata Russell.

Dolar berakhir melemah terhadap mata uang lainnya. Untuk imbal hasil Treasury 10 tahun naik ke 2,624 persen. Minyak mentah berjangka di pasar AS turun 1,4 peren ke US$93,07 per barel. Untuk emas berjangka turun 0,7 persen ke US$1226,90 per troy ons.

Untuk perdagangan Rabu kemarin, indeks Dow Jones mencetak rekor tertinggi. Indeks S&P berakhir di atas level 2.000. Pemicunya karena The Fed menegaskan sudah mendekati akhir kebijakan stimulus moneternya.

Selasa, 16 September 2014

Emas Berjangka Naik Tipis Jelang Rapat Fed - INILAH.com


INILAHCOM, New York - Emas berjangka menguat pada Rabu (17/9/2014) di pasar AS dini hari tadi. Investor berspekulasi dengan momentum kenaikan suku bunga acuan setelah delapan tahun mendekati nol persen.

Emas berjangka naik US$1,6 per US$1.236,7 per troy ons. Sementara emas di pasar sport naik 0,3% ke US$1.236 per ons. Demikian mengutip cnbc.com.

Pada pekan lalu emas melemah terdalam untuk sepekan sejak akhir Mei. Sebab kurs dolar menguat tajam dengan spekulasi kebijakan baru The Fed.

"Untuk tren ke depan emas masih berpotensi melemah dengan menguatnya dolar AS sejak data ekonomi AS di bulan Juli positif. Jika kebijakan Fed masih tetap maka bisa tidak berubah untuk harga emas ke depan," kaa analis komoditas di Natixis, Bernard Dahdah.

The Fed menjadwalkan pertemuan mulai nanti malam hingga besok. Pertemuan itu memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari rencana pertengahan tahun 2015.

Senin, 15 September 2014

Harga Emas Bangkit, Arah Berikutnya? - INILAH.com


INILAHCOM, Jakarta – Hingga siang ini, harga emas menanjak sebesar US$1,9 per troy ons. Bagaimana arah berikutnya?

Berdasarkan data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Selasa (16/9/2014) hingga pukul 12.41 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat sebesar US$1,90 (0,15%) ke posisi US$1.237 per troy ons.

Ariston Tjendra, kepala riset PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas rebound menjelang hasil rapat moneter the Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral AS (Fed).

“Konsolidasi dolar AS menjelang peristiwa tersebut kemungkinan yang memicu rebound harga emas kemarin dan pagi ini,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Selasa (16/9/2014).

Harga emas kini, lanjut dia, berada di kisaran US$1.235 per troy ons. Resisten terdekat berada di kisaran US$1.239 dan support terdekat di kisaran US$1.230,5. “Emas kelihatannya sedang masuk pola konsolidasi pasca tekanan turun yang sangat dalam sehingga harga masih mungkin bergerak naik turun di kisaran support dan resisten itu,” papar dia.

Penembusan di atas area resisten US$1.239 berpotensi membawa harga menguat ke area resisten berikutnya US$1.245. “Sementara penembusan US$1.230,50 akan membawa harga mendekati support penting di kisaran US$1.225,” ucapnya.

Hari ini, lanjut dia, data ekonomi yang bisa menjadi market mover adalah data survei sentimen ekonomi Jerman dan Zona Euro serta data PPI (Indeks Harga Produsen) AS.

“Data-data ini akan mempengaruhi kekuatan nilai tukar dolar AS dan berimbas pada pergerakan harga emas,” imbuhnya. [jin]

Minggu, 14 September 2014

Ekspektasi kepada The Fed, Dollar AS Masih Kuat - INILAH.com


INILAHCOM, New York - Indeks dollar Amerika masih berkonsolidasi di level tinggi pada awal pekan ini. Analis memperkirakan indeks dollar AS akan bergerak di kisaran 84.17. Sementara level tertinggi di kisaran 84.51.

Pasar masih berharap akan ada nadapositifyang dilontarkan Bank Sentral AS (Fed) pasca rapat moneter Fed. Bank Sentral Amerika itu sendiri baru akan menggelar rapat pada Rabu dan Kamis pekan ini.

Penguatan dollar AS di awal pekan ini juga dibantu oleh memabiknyadata penjualan ritel. sentimen positif juga makin kuat dengan adanya dukungana dari ahsil Sentimen Konsumen AS yang dirilis Jumat pekan lalu. (edm)