INILAHCOM, Jakarta – Hingga siang ini, harga emas bangkit 0,35% setelah mendapat tekanan negatif dari pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen. Seperti apa?
Berdasarkan data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Selasa (26/8/2014) hingga pukul 12.26 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat sebesar US$4,5 (0,35%) ke level US$1.283,4 per troy ons.
Ariston Tjendra, kepala riset PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas masih dalam tekanan turun. “Penguatan dolar AS akibat pernyataan Gubernur Bank Sentral AS di Jackson Hole memberi tekanan pada harga emas,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Janet Yellen, lanjut dia, kembali membuka kemungkinan kenaikan suku bunga AS lebih cepat dari ekspektasi pasar. “Selain itu, indikasi pelonggaran moneter lanjutan seperti yang diutarakan Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, di Jackson Hole, juga turut memperkuat nilai tukar dolar AS,” papar dia.
Harga emas kini bergerak di kisaran US$1.277 per dolar AS. Indikator Moving Average Convergence-Divergence (MACD), Relative Strength Index (RSI) dan Stochastics pada grafik harian masih menunjukkan tekanan turun.
Support terdekat di kisaran US$1.272,5 yang merupakan dekat level terendah 21 Agustus. “Penembusan ke bawah area support ini, berpeluang menekan harga emas ke support berikutnya di US$1.266 yang merupakan level terendah 18 Juni hingga level US$1.258 yang merupakan level terendah 17 Juni,” papar dia.
Di sisi lain, resisten terdekat di kisaran US$1.283,5 yang adalah dekat level tertinggi 22 Agustus. “Pergerakan yang stabil di atas resisten ini berpeluang membawa harga menguat ke area US$1.287-1.292,” ucapnya.
Market mover hari ini, lanjut dia, adalah data Survei Iklim Bisnis Jerman Bulan Agustus dari Ifo dan data Penjualan Rumah Baru Bulan Juli AS. “Data ini bisa berdampak pada nilai tukar dolar AS yang berpeluang menggerakan harga emas,” imbuhnya. [jin]
Berdasarkan data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Selasa (26/8/2014) hingga pukul 12.26 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat sebesar US$4,5 (0,35%) ke level US$1.283,4 per troy ons.
Ariston Tjendra, kepala riset PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas masih dalam tekanan turun. “Penguatan dolar AS akibat pernyataan Gubernur Bank Sentral AS di Jackson Hole memberi tekanan pada harga emas,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Janet Yellen, lanjut dia, kembali membuka kemungkinan kenaikan suku bunga AS lebih cepat dari ekspektasi pasar. “Selain itu, indikasi pelonggaran moneter lanjutan seperti yang diutarakan Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, di Jackson Hole, juga turut memperkuat nilai tukar dolar AS,” papar dia.
Harga emas kini bergerak di kisaran US$1.277 per dolar AS. Indikator Moving Average Convergence-Divergence (MACD), Relative Strength Index (RSI) dan Stochastics pada grafik harian masih menunjukkan tekanan turun.
Support terdekat di kisaran US$1.272,5 yang merupakan dekat level terendah 21 Agustus. “Penembusan ke bawah area support ini, berpeluang menekan harga emas ke support berikutnya di US$1.266 yang merupakan level terendah 18 Juni hingga level US$1.258 yang merupakan level terendah 17 Juni,” papar dia.
Di sisi lain, resisten terdekat di kisaran US$1.283,5 yang adalah dekat level tertinggi 22 Agustus. “Pergerakan yang stabil di atas resisten ini berpeluang membawa harga menguat ke area US$1.287-1.292,” ucapnya.
Market mover hari ini, lanjut dia, adalah data Survei Iklim Bisnis Jerman Bulan Agustus dari Ifo dan data Penjualan Rumah Baru Bulan Juli AS. “Data ini bisa berdampak pada nilai tukar dolar AS yang berpeluang menggerakan harga emas,” imbuhnya. [jin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar