Ester Meryana | Erlangga Djumena
NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak mentah jatuh ke
posisi terendah dalam waktu tujuh bulan menyusul adanya spekulasi
persediaan minyak mentah Amerika Serikat naik ke level tertinggi sejak
tahun 1990 dan melemahnya euro karena kekhawatiran krisis utang menjalar
ke Spanyol.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk
pengantaran Juli jatuh 2,94 dollar AS menjadi 87,82 dollar AS per barrel
di New York Mercantile Exchange, Rabu (30/5/2012) waktu setempat. Ini
harga terendah sejak 21 Oktober 2011. Adapun minyak Brent untuk
penetapan Juli merosot 3,21 dollar AS per barrel, atau 3 persen, menjadi
103,47 dollar AS per barrel di ICE Futures Europe Exchange, London.
Departemen
Energi AS sebenarnya akan mengumumkan persediaan minyak mentah negara
ini, Kamis waktu setempat. Namun, survei Bloomberg memperkirakan
persediaan minyak AS akan naik 1 juta barrel menjadi 383,5 juta barrel
pada minggu lalu.
Melemahnya euro terhadap dollar AS karena
kondisi Spanyol pun turut mendorong harga minyak jatuh. Ditambah lagi,
adanya pernyataan Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi pada 13
Mei lalu di Adelaide, Australia, bahwa ia menginginkan kontrak minyak
Brent jatuh di bawah 100 dollar AS per barrel. "Kami sedang melihat
sebuah tumpukan dari jutaan barrel menjadi yang tertinggi dalam 22
tahun," sebut Addison Armstrong, Direktur Penelitian Pasar Tradition
Energy, di Stamford, Connecticut, Rabu waktu setempat.
"Mengingat
betapa tingginya persediaan dan lemahnya perekonomian terlihat, tak
heran kita diperdagangkan lebih rendah. Kita mungkin akan terus melihat
kekuatan dollar AS, yang mana akan terus menekan minyak," tutur Addison.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/31/06412344/Harga.Minyak.Anjlok.ke.Posisi.Terendah.7.Bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar