Ester Meryana | Karini |
JAKARTA, KOMPAS.com - Founder AG Golden Investment
Club, Ahmad Gozali, mengatakan pergerakan harga emas memang sulit
ditebak belakangan ini. Sejumlah hal bisa menjadi penyebabnya.
"Tren
harga emas banyak sekali penyebabnya, yang mungkin bisa sulit untuk
ditebak. Penurunan kemarin di luar perkiraan 1.530 dollar AS per troy
ounce (setara dengan 31,1 gram) tapi dalam tiga hari naik lagi ke 1.590
dollar AS pada hari libur kemarin," sebut Ahmad ketika dihubungi Kompas.com, Senin (21/5/2012).
Menurut
dia, bila melihat sejarah dalam kurun waktu tahun 2001-2010, harga emas
memang agak turun pada bulan Maret-April. Biasanya karena musim panen
yang berlangsung pada dua bulan ini. Penggunaan energi pun tidak besar.
"Tapi biasanya turun tidak sampai 5 persen. Sekarang bisa 10 persen,"
sambung dia.
Untuk tahun ini, Ahmad melihat adanya penguatan
dollar AS yang cukup signifikan sebagai dampak dari melemahnya ekonomi
Eropa. Surat utang AS pun laku keras. Ketika dollar AS menguat maka
harga emas pun merosot. "Harga emas berbanding terbalik dengan dollar AS
karena harga emas dipatok dalam dollar AS," katanya.
Ia pun
menyebutkan, turunnya harga minyak mentah menyeret harga emas untuk
turun juga. Hal ini pun ditambah dengan pelemahan rupiah. Sekalipun
demikian, sebut Ahmad, harga emas diperkirakan akan kembali naik pada
bulan Juni-Juli. Harga emas ditaksir akan menguat hingga akhir tahun.
Faktor
libur panjang dari tengah hingga akhir tahun menjadi salah satu
pendorongnya. "Tren lalu, Juni, Juli, Agustus dan puncaknya September
atau November dalam satu tahun. Biasanya karena adanya musim dingin
sehingga belanja energi tinggi, dan liburan sehingga inflasi tinggi,"
pungkas Ahmad.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/22/08071510/Juni..Harga.Emas.Bakal.Naik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar