Oleh Barratut Taqiyyah, Bloomberg - Jumat, 21 September 2012 | 07:25 WIB
http://investasi.kontan.co.id/news/ramalan-bullish-untuk-harga-emas-pada-pekan-depan
NEW YORK. Para trader semakin merasa optimistis dengan pergerakan harga
emas. Sejumlah analis, mulai dari Bank of America hingga Deutsche Bank
AG, meramal harga emas akan menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah
pada tahun depan setelah bank sentral berkomitmen untuk menggelontorkan
stimulus.
Hasil survei Bloomberg menunjukkan, 15 dari 29 analis
memprediksi harga emas akan naik pada pekan depan. Sedangkan tujuh
analis lainnya meramal bearish dan tujuh analis memilih netral.
Seperti yang diketahui, the Federal reserve mengumumkan program quantitative easing
ketiga pada 13 September lalu. Demikian pula halnya dengan Bank of
Japan yang akan menggelontorkan dana senilai 10 triliun yen untuk
membeli aset. Di Eropa, Bank Sentral Eropa mengumumkan program pembelian
aset dengan nilai tak terbatas. Sedangkan China baru saja menyetujui
program pembangunan subway senilai US$ 158 miliar.
Melihat
pergerakannya di masa lalu, harga emas melonjak 70% pada periode
Desember 2008 hingga Juni 2011. Pada saat itu, the Fed menggelar program
quantitative easing pertama dan kedua.
"Emas merupakan komoditas
yang paling mendapatkan keuntungan terbesar dari kebijakan quantitative
easing. Semua orang membicarakan harga emas akan menyentuh level US$
2.000 per troy ounce. Tapi saya rasa, harga emas masih di bawah level
tersebut," papar Kamal Naqvi, head of commodities sales di Eropa, Timur
Tengah dan Afrika untuk Credit Suisse Group AG di London.
Sekadar informasi, harga emas sudah menanjak 13% di sepanjang tahun ini ke posisi US$ 1.765,35 per troy ounce di London.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar