NEW YORK, KOMPAS.com - Aksi agresif the Federal Reserve menggairahkan pasar komoditas. Lihat saja pergerakan harga emas Kamis (13/9/2012) waktu New York. Untuk kali pertama sejak Februari lalu, harga emas menembus level 1.770 dollar AS per troy ounce. Bahkan sempat menyentuh level tertinggi dalam 6 bulan terakhir.
Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.34 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember naik 2,2 persen menjadi 1.772,10 dollar AS per troy ounce di Comex, New York. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 29 Juni lalu. Bahkan pada transaksi sebelumnya, harga emas sempat bertengger di posisi 1.775 dollar AS per troy ounce, level tertinggi untuk kontrak emas teraktif sejak 29 Februari lalu.
Lonjakan harga emas tersebut dipicu oleh aksi bank sentral AS yang akan membeli 85 miliar dollar AS aset baru berjangka panjang, termasuk 40 miliar dollar AS surat berharga berbasis kredit perumahan(mortgage backed securities), setiap bulan hingga akhir tahun nanti.
"Harga emas merupakan reaksi dari pengumuman the Fed. Inflasi kembali menjadi hal yang dicemaskan investor karena the Fed memberlakukan sistem terbuka pada program QE3 kali ini," papar William Rhind, managing director ETF Securities di New York.
Rhind memprediksi, harga emas dapat melonjak menembus rekor baru pada tahun ini seiring tingginya permintaan emas di tengah kecemasan mengenai perekonomian global yang memburuk.
Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.34 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember naik 2,2 persen menjadi 1.772,10 dollar AS per troy ounce di Comex, New York. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 29 Juni lalu. Bahkan pada transaksi sebelumnya, harga emas sempat bertengger di posisi 1.775 dollar AS per troy ounce, level tertinggi untuk kontrak emas teraktif sejak 29 Februari lalu.
Lonjakan harga emas tersebut dipicu oleh aksi bank sentral AS yang akan membeli 85 miliar dollar AS aset baru berjangka panjang, termasuk 40 miliar dollar AS surat berharga berbasis kredit perumahan(mortgage backed securities), setiap bulan hingga akhir tahun nanti.
"Harga emas merupakan reaksi dari pengumuman the Fed. Inflasi kembali menjadi hal yang dicemaskan investor karena the Fed memberlakukan sistem terbuka pada program QE3 kali ini," papar William Rhind, managing director ETF Securities di New York.
Rhind memprediksi, harga emas dapat melonjak menembus rekor baru pada tahun ini seiring tingginya permintaan emas di tengah kecemasan mengenai perekonomian global yang memburuk.
Sekadar informasi, level rekor harga emas berada di posisi 1.923,70 dollar AS per troy ounce yang tercipta pada 6 September 2011 lalu. Kenaikan harga emas sebagian besar dipicu oleh krisis utang Eropa. (Barratut Taqiyyah/Kontan)
Editor :
Erlangga Djumena
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/09/14/07515767
Tidak ada komentar:
Posting Komentar