Kamis, 13 September 2012, 06:21
Nur Farida Ahniar, Nina Rahayu
VIVAnews- Analis trader dan investasi emas, Mulyadi
Tjung mengungkapkan fluktuasi harga emas saat ini disebabkan pasar
tengah menunggu kebijakan Bank Sentral Amerika, The Fed yang diharapkan
dapat mengucurkan stimulusnya atau Quantitatif Easing ke tiga (QE3) pada
Bulan Oktober Mendatang.
"Kenaikan emas kali ini masih berdasarkan harapan stimulus yang akan diluncurkan oleh the Fed," kata Mulyadi kepada VIVAnews, Rabu 12 September 2012.
Menurutnya, jika kebijakan stimulus itu benar-benar di luncurkan, dipastikan akan mengerek harga emas menjadi US$2000 per ounce.
Akan tetapi jika data ekonomi US menunjukan perbaikan yang berarti dan
data tenaga kerja juga meningkat, tipis kemungkinan adanya stimulus.
"Maka harga emas kemungkinan terkoreksi," tambahnya.
Berdasarkan
hal itu, ia menyarankan untuk para trader emas agar ekstra hati-hati di
bulan Oktober. Pasar berharap adanya stimulus itu di bulan Oktober,
sehingga pada Desember bisa terjadi profit taking atau aksi ambil untung.
Namun
untuk investor emas secara fisik, tak perlu khawatir dengan fluktuasi
tersebut, karena tren harga emas akan terus naik. Namun jika pemilik
emas tengah membutuhkan dana, ia menyarankan untuk memperhatikan level
Rp547.000 per gram. "Kalau tidak tembus, bisa ambil untung terlebih
dahulu," ujarnya.
Menurut website logam mulia, harga emas per
gram sebesar Rp576.000 (harga jual). Harga pembelian (buy back) sebesar
Rp516.000 per gram. (eh)
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/350949-mengapa-harga-emas-terus-naik-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar