NEW YORK. Mayoritas saham yang
diperdagangkan di bursa AS melorot tadi malam (13/3). Data Bloomberg
menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard &
Poor's menurun 1,2% menjadi 1.846,37. Sedangkan indeks Dow Jones
Industrial Average melorot 1,4% menjadi 16.109,30. Kedua indeks acuan AS
ini menorehkan penurunan terbesar sejak 3 Februari lalu.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: United Technologies Corp, Pfizer Inc dan American Express Co yang ambles lebih dari 2,4%. Penurunan juga terjadi pada Dollar General Corp yang turun 2,8%. Sementara, secara sektoral, sektor pengembang perumahan menjadi sektor dengan penurunan terbesar dalam indeks S&P dengan penurunan 2,4%.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bursa AS turun. Beberapa di antaranya yakni data ekonomi China yang lebih rendah dari estimasi. Selain itu, ketegangan di Ukraina juga membayangi pemulihan ekonomi AS.
"Data ekonomi AS cukup baik. Namun, pelaku pasar tidak menggubrisnya pada hari ini. Ada kecemasan mengenai China dan Ukraina yang memperburuk situasi. Secara keseluruhan, banyak alasan yang menyebabkan investor melakukan aksi jual," papar Lilian Seidman, option strategist Miller Tabak & Co.
Catatan saja, indeks S&P 500 sudah merosot 1,7% pada pekan ini.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: United Technologies Corp, Pfizer Inc dan American Express Co yang ambles lebih dari 2,4%. Penurunan juga terjadi pada Dollar General Corp yang turun 2,8%. Sementara, secara sektoral, sektor pengembang perumahan menjadi sektor dengan penurunan terbesar dalam indeks S&P dengan penurunan 2,4%.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bursa AS turun. Beberapa di antaranya yakni data ekonomi China yang lebih rendah dari estimasi. Selain itu, ketegangan di Ukraina juga membayangi pemulihan ekonomi AS.
"Data ekonomi AS cukup baik. Namun, pelaku pasar tidak menggubrisnya pada hari ini. Ada kecemasan mengenai China dan Ukraina yang memperburuk situasi. Secara keseluruhan, banyak alasan yang menyebabkan investor melakukan aksi jual," papar Lilian Seidman, option strategist Miller Tabak & Co.
Catatan saja, indeks S&P 500 sudah merosot 1,7% pada pekan ini.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar