Senin, 30 September 2013

Obama: "Shutdown" Pemerintah Amerika Akan Berdampak Luas!

 Penulis :     Palupi Annisa Auliani     Selasa, 1 Oktober 2013 | 04:33 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan bila sampai kegiatan Pemerintah Amerika mandek alias "shutdown" karena permintaan tambahan dana darurat tak disetujui parlemen, maka akan ada dampak besar bagi ekonomi riil. Ribuan orang akan terdampak.

"Konsekuensi itu nyata dan dramatis bagi ribuan orang," ujar Obama dalam konferensi pers tanpa tanya jawab di Gedung Putih, Senin (30/9/2013) petang waktu setempat.
Dia "menyalahkan" kubu sayap kanan ekstrem Partai Republik yang menyandera anggaran hanya sebagai upaya untuk menjegal reformasi kesehatan "Obamacare".
Saham di Wall Street sudah rontok dalam perdagangan Senin, sebagai respons kekhawatiran para investor terhadap berlarutnya pembahasan anggaran di parlemen. Mereka khawatir tak disetujuinya tambahan dana darurat akan membawa Pemerintah AS pada kondisi perekonomian yang lebih buruk dengan penambahan plafon utang.

Sebelumnya Ketua DPR (House) Amerika John Boehner mengatakan anggota parlemen akan menggelar pemungutan suara, Senin, terkait berlanjut atau tidaknya UU tentang reformasi kesehatan yang dikenal sebagai Obamacare. Produk hukum inisiatif Obama itu diluncurkan pada 2010.

Langkah ini dipastikan akan membuat Kongres menunggu sebelum membuat keputusan terkait anggaran, yang akan memastikan bakal macet atau tidaknya pemerintahan Obama. Perdebatan yang menyelip di tengah pembahasan soal anggaran tersebut menjadi upaya ketiga Boehner menjegal Obamacare.

Saat berita ini diturunkan merupakan batas waktu berakhirnya tahun anggaran 2013 bagi pemerintahan Obama. Upaya ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan Boehner untuk menjegal Obamacare tersebut.

Sumber : AFP  |  AP
Editor : Palupi Annisa Auliani

Plafon Utang AS Buntu, Emas Siap Diburu - INILAH.com

Plafon Utang AS Buntu, Emas Siap Diburu - INILAH.com

INILAH.COM, Jakarta – Pelaku pasar emas tampak ragu sehingga harga logam mulia ini kembali melemah setelah penguatan. Jika debt ceiling AS tak disepakati hari ini, emas siap diburu.
Berdasarkan data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Senin (30/9/2013) hingga pukul 12.20 WIB, harga emas internasional ditransaksikan melemah 0,30 poin (0,02%) ke posisi US$1.338,9 per troy ounce.
Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, tadi pagi harga emas bergerak menguat. “Sebab, debat batas atas utang AS yang belum menemui kata sepakat membuat sebagian pelaku pasar mencari aset aman seperti emas,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (30/9/2013).
Harga emas tadi pagi, lanjut dia, menguat mendekati level US$1.352 per troy ounce lalu kembali tertekan ke area US$1.337. “Pasar terlihat ragu untuk menaikan harga emas sehingga pada batang harga 4 jam terbentuk doji dengan ekor atas yang cukup panjang,” ujarnya.
Support terdekat terletak di kisaran US$1.332 per troy ounce. “Bila harga emas masih bertahan di atas support ini, harga masih bisa kembali lagi ke area US$1.352 lalu ke US$1.362 per troy ounce,” timpal dia.
Di sisi lain, pergerakan turun di bawah US$1.332 bisa membuka peluang pelemahan kembali ke area US$1.316.
Hari ini, lanjut Ariston, isu debt ceiling AS masih akan menjadi penggerak pasar utama. Sebab, pemerintah AS terancam berhenti beroperasi jika sebelum tanggal 1 Oktober waktu setempat, kesepakatan antara Partai Demokrat dan Republik tidak tercapai.
“Bila terjadi deadlock, harga emas berpotensi untuk menguat lagi seiring dengan pencarian aset aman oleh sebagian pelaku pasar,” imbuh Ariston. [jin]

Tarik menarik dua isu pengaruhi bursa Asia

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 01 Oktober 2013 | 07:59 WIB | Sumber Bloomberg

TOKYO. Bursa Asia bergerak mengambang di dua zona pada transaksi hari ini (1/10). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.39 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,1% menjadi 138,40. Pada transaksi sebelumnya, indeks acuan di kawasan regional ini sempat naik 0,1% dan turun 0,2%.

Sementara itu, indeks Topix Jepang naik 0,2%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2%, indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,2%, dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%. Pada hari ini, pasar finansial di Hong Kong dan China ditutup karena libur nasional.

Ada dua isu besar yang mempengaruhi bursa Asia pagi ini. Pertama, isu perdebatan anggaran AS. Dalam hitungan jam, ada kemungkinan pemerintahan federal AS akan ditutup. Lobi para penentu kebijakan AS pada pertemuan di Capitol masih menemui jalan buntu. Tadi malam (30/9), Presiden AS Barack Obama mengingatkan bahwa tidak adanya aksi dari anggota Kongres akan membahayakan proses pemulihan ekonomi.

Kedua, tingkat kepercayaan perusahaan manufaktur besar Jepang melompat tinggi melampaui estimasi para ekonom. Data yang dirilis Bank of Tokyo pada hari ini (1/10) menunjukkan, indeks Tankan yang dirilis kuartalan untuk manufaktur besar naik ke level 12 pada September dari posisi 4 pada Juni lalu. Sementara, nilai tengah estimasi 30 ekonom yang disurvei Bloomberg menunjukkan angka 7.

"Meskipun para keputusan politisi akan berdampak pada penutupan pemerintahan federal, namun hal itu akan berlangsung sementara. Investor menginginkan ada pemecahan masalah. Data ekonomi Asia semakin membaik. Hal ini memberikan optimisme kepada investor," jelas Angus Gluskie, chief investment officer White Funds Management di Sydney. 
http://investasi.kontan.co.id/news/tarik-menarik-dua-isu-pengaruhi-bursa-asia

Emas toreh penurunan bulanan pertama sejak Juni

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 01 Oktober 2013 | 09:04 WIB | Sumber Bloomberg

SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia mencatatkan penurunan bulanan pertama sejak Juni lalu. Mengutip data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat turun sebesar 0,3% menjadi US$ 1.324,95 per troy ounce. Penurunan ini mengikuti penurunan kemarin sebesar 0,6%. Pada pukul 09.46 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di posisi US$ 1.329,94 per troy ounce.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember naik 0,3% menjadi US$ 1.330,40 per troy ounce di Comex, New York.

Penurunan harga emas berkaitan dengan spekulasi investor mengenai penutupan pemerintah federal AS, yang kemungkinan akan dimulai hari ini. Pasalnya, perundingan yang dilakukan oleh para penentu kebijakan AS masih menemui jalan buntu alias deadlock.

"Penutupan pemerintahan federal sepertinya tidak akan berlangsing lama karena hal ini akan memberikan tekanan signifikan pada kedua belah pihak untuk berkompromi," jelas Georgette Boele, commodities strategist ABN Amro Group NV.

Dia menambahkan, keputusan the Federal Reserve untuk menahan pengucuran stimulus AS hanya ditunda beberapa bulan saja. "Kami memprediksi, pemulihan ekonomi AS akan semakin meningkat, sehingga akan menurunkan pesona emas," jelasnya. 

http://investasi.kontan.co.id/news/emas-toreh-penurunan-bulanan-pertama-sejak-juni

Minggu, 29 September 2013

Bursa Asia berguguran

Oleh Asnil Bambani Amri - Senin, 30 September 2013 | 09:30 WIB


TOKYO. Bursa saham Asia berguguran, dan indeks patokan turun terbesar sejak tahun 2012 karena adanya kekhawatiran shutdown pemerintah AS.
MSCI Asia Pacific Index turun 1,4% menjadi 138,87 pada pukul 11:01 waktu Tokyo. 10 kelompok industri di indeks ini bertumbangan, dan indeks turun sebesar 6,7% bulan ini, penurunan terbesar sejak Januari 2012. Namun secara kuartal, Indeks MSCI Asia Pacific Index  tercatat positif 6,4%.
Indeks Topix Jepang saat pembukaan tumbang 2% karena yen menguat  dan membebani eksportir. Perdana Menteri Shinzo Abe dijadwalkan berpidato besok, terkait peningkatan pajak penjualan dan dukungan paket ekonomi.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,8% dan Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,8%. Sedangkan Australia S & P / ASX 200 Index turun 1,3%. Indeks  Hang Seng Hong Kong turun 1,3%, dan  China Shanghai Composite Index naik 0,3%.
Sedangkan Indeks Taiex Taiwan turun 1,1% dan Straits Times Index Singapura turun 0,7%. "Tidak ada kesepakatan dari pemerintah AS saat ini. Tidak ada cara lain untuk menyepakati plafon utang selain meminta persetujuan senat," kata Andrew Sullivan , direktur perdagangan dan penjualan Kim Eng Securities di Hong Kong. 

Emas memimpin kenaikan komoditas

Oleh Agus Triyono, Cindy Silviana Sukma - Sabtu, 28 September 2013 | 08:57 WIB

http://investasi.kontan.co.id/news/emas-memimpin-kenaikan-komoditas


JAKARTA. Harga beberapa komoditas menanjak sepanjang kuartal III 2013. Harga emas memimpin penguatan sebesar 9,07%, disusul harga minyak 8,41% dan harga batubara yang naik 0,69%.
Kenaikan harga komoditas sepanjang kuartal ketiga terutama karena jebloknya harga di akhir kuartal kedua lalu. Selain itu, kabar menarik di kuartal ketiga turut mengangkat harga komoditas.
Emas
Meski melonjak 9,07% pada kuartal ketiga, harga emas masih anjlok 20,70% pada Jumat (27/9) dibandingkan akhir 2012 yang sebesar US$ 1.686,1 per ons troi. Kemarin, harga emas tercatat US$ 1.337,1 per ons troi.
Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures bilang, di awal kuartal III, harga emas memang cenderung menguat dipicu spekulasi pasar bahwa pada pertemuan The Federal Reserve 19 September, Amerika Serikat (AS) akan mempertahankan stimulus moneter.
Selain itu, membaiknya pertumbuhan ekonomi China diharapkan bisa mendorong permintaan emas fisik dari konsumen emas terbesar di dunia tersebut. Krisis geopolitik di Suriah turut memicu kenaikan permintaan aset aman termasuk emas.
Menjelang akhir Agustus, harga emas tertekan. Ariston bilang, tekanan tersebut terjadi akibat optimisme pasar bahwa membaiknya sejumlah data ekonomi AS akan mendorong the Fed segera memangkas stimulus. "Harga emas sempat menguat tajam pasca The Fed melanjutkan program stimulus moneter, tapi itu tidak berlangsung lama," katanya.
Ariston memperkirakan, pergerakan emas pada kuartal IV tahun ini kemungkinan akan kembali meredup. Pola pergerakan harga emas saat ini sudah menembus garis uptrend. Ariston memperkirakan, sampai akhir tahun, harga emas akan bergerak konsolidasu cenderung melemah di kisaran US$ 1.240–US$ 1.380 per ons troi.
Minyak
Harga minyak sepanjang kuartal III bergerak cukup panas. Bahkan, di kuartal III ini, harga minyak sempat bertengger di US$ 109,52 per barel yang merupakan level harga tertinggi sejak September 2008. Harga minyak memimpin kenaikan bila dihitung sejak akhir 2012. Harga komoditas energi ini naik 10,29% sejak akhir tahun lalu.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, krisis geopolitik di Mesir meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap gangguan distribusi minyak di Terusan Suez. Harga minyak makin membara ketika krisis politik di Suriah memicu keinginan AS untuk menggelar aksi militer. "Menjelang akhir kuartal, penguatan meredup seiring redanya krisis di Mesir dan Suriah," kata Zulfirman.
Selain itu, tekanan datang dari meningkatnya produksi sejumlah negara seperti Libya, Arab dan Irak. Zulfirman memperkirakan, penguatan tajam harga minyak tidak akan berlanjut di kuartal IV.
Menurut Zulfirman, harga minyak akan bergerak flat cenderung melemah di kisaran US$ 95–US$ 107 per barel. Pelemahan dipicu oleh meredanya krisis di Suriah dan stimulus moneter AS tak jadi dicabut. Meredanya ketegangan hubungan antara AS dan Iran pada akhir tahun nanti juga mendinginkan bara minyak.
Batubara
Harga batubara bergerak paling lambat dibanding komoditas lain. Sepanjang kuartal ketiga, harga batubara hanya naik 0,69% menjadi US$ 80,3 per ton. Bahkan, harga batubara masih anjlok 16,92% dibanding akhir 2012. Tekanan harga batubara di kuartal ketiga lebih berat ketimbang dua kuartal sebelumnya.
Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia mengatakan, produksi batubara terus meningkat, sedangkan, permintaan batubara kian berkurang. Pemerintah China membatasi impor batubara kalori rendah. India juga menerapkan pengenaan pajak impor yang tinggi, termasuk batubara. "Ini menyebabkan permintaan batubara dunia menurun dan harga batubara pun semakin rendah," ujarnya.
Juni memprediksi, hingga akhir tahun harga batubara sulit naik, karena banyak komoditas substitusi yang lebih murah. Hingga akhir tahun, harga batubara akan kembali terpuruk di kisaran US$ 72–US$ 75 per metrik ton. n

Analis: Ada peluang harga emas naik pekan ini

Oleh Asnil Bambani Amri - Senin, 30 September 2013 | 06:30 WIB


NEW YORK. Harga emas berjangka naik paling bulan ini karena kelanjutan dari kekhawatiran investor akan kebijakan dari Federal Reserve (The Fed). Banyak investor memilih melakukan aksi penjualan emas dalam jangka pendek untuk mencari posisi aman.
Harga emas sudah naik 9,4% di kuartal ini, setelah turun di bulan April lalu. Namun, keputusan The Federal Reserve memangkas stimulus ekonomi membuat harga emas kembali turun. " The Fed melihat ekonomi AS masih lemah ," kata John Stephenson , First Asset Investment Management Inc kepada Bloomberg di Toronto.
Belakangan ini, rencana sikap The Fed untuk mengurangi stimulus kembali beredar. Maka itu, harga emas kembali bergerak naik.  Di pasar berjangka, harga emas naik 0,5% menjadi US$ 1.339,20 per ounce di Comex di New York, Minggu (29/9).
Harga emas ini sudah rebound 14% sejak mencapai posisi terendah pada 28 Juni  lalu. Namun, harga emas terhitung turun 20% tahun ini, karena beberapa investor kehilangan kepercayaan terhadap logam mulia ini.
Tujuh belas pedagang dan analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan, harga naik pekan ini. Tujuh analis memperkirakan emas akan bearish dan tiga analis mengambil posisi netral..
Sebagian besar analis yang disurvei Bloomberg mengatakan, sekarang mereka berharap Fed menunggu pertemuan Desember dalam menetapkan kebijakan pengurangan stimulus. Sebuah survei Agustus menunjukkan, analis memperkirakan, stimulus ekonomi bergantung pada perubahan data ekonomi .

Selasa, 24 September 2013

Greenback menguat

Oleh Agus Triyono, Sunarti Agustina - Rabu, 25 September 2013 | 08:26 WIB


JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sejumlah mata uang utama. Pernyataan beberapa pejabat The Federal Reserve mengenai stimulus moneter Amerika Serikat (AS) yang berpotensi dikurangi pada tahun ini, telah mengangkat pergerakan the greenback sebutan lain untuk dollar AS.
Pasangan EUR/USD, Selasa (24/9) pukul 19.15 WIB, melemah 0,19% menjadi 1,3467 dibanding sehari sebelumnya. Pairing AUD/USD turun 0,42%  menjadi 0,9391 namun pasangan USD/JPY terkoreksi 0,17% menjadi 98,68%.  
Presiden The Fed St Louis, James Bullard memberi sinyal bahwa pemangkasan stimulus kemungkinan akan diputuskan pada pertemuan Fed Oktober mendatang.  William Dudley, Presiden The Fed New York juga bilang pengurangan stimulus moneter akan tetap dilakukan dengan syarat kondisi ekonomi AS sudah benar-benar pulih.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, kedua pernyataan pejabat The Fed tersebut telah memberikan sentimen positif bagi dollar AS. Alhasil, dollar AS bisa bergerak menguat.
Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures mengatakan, pergerakan pasangan AUD/USD masih menunggu data AS selanjutnya sehingga pasar terlihat masih wait and see. Sementara, pasangan EUR/USD berpeluang menguat. 

Senin, 23 September 2013

Citigroup & Morgan Stanley: Harga emas akan turun

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 24 September 2013 | 08:07 WIB

LONDON. Citigroup dan Morgan Stanley menilai, harga emas akan terus mencatatkan penurunan seiring kian membaiknya ekonomi AS. Mereka juga bilang, keputusan the Federal Reserve yang menunda pelaksanaan pemangkasan nilai stimulus hanya membantu kenaikan harga emas untuk jangka pendek.

Analis Citigroup Ed Morse dan Heath Jansen dalam laporannya yang dirilis kemarin (23/9) bilang, harga emas kemungkinan akan jatuh di bawah US$ 1.250 per troy ounce sebelum akhir tahun. Penyebabnya, data ekonomi AS kian menguat dan investor memprediksi the Fed akan segera memangkas nilai stimulus mereka. Selain itu, pada tahun depan, harga emas rata-rata diprediksi akan berada di level US$ 1.250 per troy ounce. Angka tersebut jauh di bawah harga rata-rata tahun ini senilai US$ 1.405 per troy ounce.

Sedangkan Morgan Stanley meramal, harga rata-rata emas tahun depan akan berada di kisaran US$ 1.200-US$ 1.350 sebelum akhirnya menurun lagi.

"Penundaan keputusan untuk mengurangi nilai stimulus oleh the Fed hanya mendongkrak emas dalam jangka pendek. Apakah ini akhir tren penurunan emas? Dalam pandangan kami, jawabannya adalah tidak," kata analis Citigroup.

Hal senada juga diungkapkan oleh analis MOrgan Stanley, di mana penundaan tapering hanya menghambat tekanan yang akan datang ke emas. "Untuk jangka panjang, sentimen negatif emas masih tampak, seperti berkurangnya minat investor dalam membeli emas, penurunan permintaan fisik emas, dan penguatan dollar AS," jelas Morgan Stanley. 


http://investasi.kontan.co.id/news/citigroup-morgan-stanley-harga-emas-akan-turun

Belum ada sentimen penggerak, emas di NY melempem

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 24 September 2013 | 06:34 WIB | Sumber Bloomberg

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia mencatatkan penurunan untuk dua sesi berturut-turut semalam (23/9). Data Bloomberg memperlihatkan, pada pukul 13.47 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun sebesar 0,4% menjadi US$ 1.327 per troy ounce di Comex, New York.

Pada 19 September lalu, harga emas sempat melompat 4,7%. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak Maret 2009 setelah the Fed bilang bahwa mereka membutuhkan lebih banyak bukti pemulihan ekonomi sebelum memangkas stimulus.

Tertekannya harga emas terjadi setelah beredar spekulasi bank sentral AS akan mulai memangkas quantitative easing (QE) mulai bulan depan.

"Angin segar kembali hilang di pasar emas. Kami melihat adanya aksi jual. Tak banyak faktor pendukung yang dapat menaikkan harga emas saat ini," jelas Frank McGhee, the head of dealer Integrated Brokerage Services LLC di Chicago.

Catatan saja, harga kontrak emas sudah anjlok 21% sepanjang tahun ini setelah bursa AS reli ke rekor tertinggi. Selain itu, rendahnya tingkat inflasi memudarkan pesona emas sebagai investasi alternatif.


http://investasi.kontan.co.id/news/belum-ada-sentimen-penggerak-emas-di-ny-melempem

Bursa Asia turun, harga emas rebound

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 24 September 2013 | 11:02 WIB

TOKYO. Menjelang siang, mayoritas indeks acuan di kawasan regional mencatatkan penurunan. Ambil contoh, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,4%, indeks Topix turun 0,4%, dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,6%.

Kondisi itu juga menyebabkan indeks acuan di kawasan Asia ikut tergerus. Asal tahu saja, pada pukul 10.03 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,5%.

Salah satu penyebab penurunan bursa Asia adalah perdebatan sengit mengenai posisi fiskal AS. "Debat yang sengit atas posisi fiskal AS menjadi kecemasan utama pasar saat ini. Sementara, mengenai stimulus, pelaku pasar senang the Fed tidak terburu-buru melakukan pemangkasan," jelas Angus Gluskie, chief investment officer White Funds Management di Sydney.

Catatan saja, indeks Asia Pasifik sudah reli 8,5% pada bulan ini hingga kemarin. Salah satu pemicunya adalah adanya sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi China mulai stabil.

Sementara itu, harga kontrak emas rebound setelah kemarin menurun sebesar 0,3%. Pada pukul 10.00 waktu Tokyo, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik 0,3% menjadi US$ 1.326,23 per troy ounce.

http://investasi.kontan.co.id/news/bursa-asia-turun-harga-emas-rebound

Minggu, 22 September 2013

Inilah Pilihan Investasi Pasca-Kebijakan The Fed - INILAH.com

Inilah Pilihan Investasi Pasca-Kebijakan The Fed - INILAH.com

Harga minyak WTI masih dipengaruhi Suriah

Oleh Barratut Taqiyyah - Senin, 23 September 2013 | 07:38 WIB | Sumber Bloomberg

SINGAPURA. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun untuk hari ketiga pada transaksi perdagangan Senin (23/9). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak WTI turun sebesar 33 sen menjadi US$ 104,42 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 07.10 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di level US$ 104,58 sebarel.

Asal tahu saja, kontrak minyak WTI untuk pengantaran Oktober, yang habis masa berlakunya 20 September, ditutup dengan penurunan sebesar US$ 1,72 menjadi US$ 104,67 per barel. Ini merupakan level terendah sejak 21 Agustus lalu.

Penurunan harga minyak terjadi setelah Rusia menghalangi resolusi militer apapun terhadap Suriah. Hal ini kembali mengangkat spekulasi bahwa serangan atas Suriah akan memangkas suplai minyak dari Timur Tengah.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran November turun 22 sen atau 0,2% menjadi US$ 109 per barel di ICE Futures Europe exchange.http://investasi.kontan.co.id/news/harga-minyak-wti-masih-dipengaruhi-suriah

Emas kembali tersengat isu tapering the Fed

Oleh Barratut Taqiyyah - Sabtu, 21 September 2013 | 08:15 WIB

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia mencatatkan penurunan terbesar dalam 11 pekan terakhir tadi malam (20/9) di New York. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.44 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember anjlok 2,7% menjadi US$ 1.332,50 per troy ounce per pukul 13.44 waktu New York.

Ini merupakan penurunan terbesar untuk kontrak emas teraktif sejak 5 Juli lalu. Meski demikian, sepanjang pekan ini, harga emas menanjak 1,8%.

Penurunan harga emas terjadi setelah salah satu pejabat the Federal reserve mengungkapkan adanya kemungkinan pemangkasan nilai stimulus dalam jumlah kecil pada Oktober mendatang. Pernyataan tersebut memangkas permintaan emas sebagai alat investasi.

"Periode lanjutan yakni mengawasi pernyataan the Fed sudah dimulai kembali," jelas Steve Scacalossi, vice president TD Securities Inc.

Sekadar tambahan informasi, harga emas sudah merosot 20% sepanjang tahun ini. Salah satu sebabnya adalah hilangnya kepercayaan investor terhadap harga emas di tengah reli pasar saham ke rekor tertinggi dan rendahnya tingkat inflasi.


http://investasi.kontan.co.id/news/emas-kembali-tersengat-isu-tapering-the-fed

Ini ramalan analis tentang emas pekan depan

Oleh Barratut Taqiyyah - Sabtu, 21 September 2013 | 16:08 WIB

NEW YORK. Para analis dan trader emas optimistis mengenai pergerakan harga emas pekan depan. Berdasarkan hasil survei Bloomberg, 16 analis memprediksi harga emas akan naik pada minggu depan. Sementara lima analis meramal penurunan harga emas dan lima lainnya memilih netral.

Optimisme tersebut dilatarbelakangi oleh langkah the Federal Reserve yang memutuskan untuk menunda pemangkasan nilai stimulus sehingga mendongkrak permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi dan pemangkasan nilai mata uang.

Catatan saja, pada pertemuan pekan ini, the Fed memutuskan untuk tidak akan memangkas stimulus berupa pembelian obligasi senilai US$ 85 miliar per bulan.

Ketua The Fed, Ben S Bernanke beralasan, rasio pengangguran di level 7,3% saat ini masih terlalu tinggi dan berisiko.

Sebelumnya, konsesus memprediksi, paket stimulus akan dikurangi sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar.

"The Fed akhirnya menyadari bahwa upaya untuk memangkas QE akan mengarah pada meningkatnya suku bunga acuan. Nantinya, pemangkasan nilai mata uang akan terus berlangsung di AS dan seluruh dunia. Saya mengantisipasi kekuatan fundamental terhadap harga emas dalam jangka pendek," papar Jeff Sica, president Sica Wealth Management di Morristown, New Jersey.


http://investasi.kontan.co.id/news/ini-ramalan-analis-tentang-emas-pekan-depan

Wah, aliran dana global ke emas kian meningkat

Oleh Barratut Taqiyyah - Sabtu, 21 September 2013 | 15:49 WIB

MASSACHUSETTS. EPFR Global, yang melacak aliran dana, menunjukkan data bahwa investor mengucurkan dana senilai US$ 850 juta ke dalam pendanaan emas. Nilai tersebut merupakan yang terbesar sejak Oktober tahun lalu. Tingginya arus dana yang masuk ke emas ini terjadi  sebelum the Federal Reserve mengejutkan pasar dengan mempertahankan nilai pengucuran stimulusnya.

Menurut Cameron Brandt, director of research EPFR yang berbasis di Massachusetts, pada pekan yang berakhir 18 September, kenaikan pada investasi emas membantu mendorong arus dana ke dalam dana komoditas senilai US$ 1,2 miliar. Pada pekan yang berakhir 11 September, aliran dana ke emas bernilai US$ 264 juta. Sementara, pada pekan yang berakhir 10 Oktober, jumlahnya mencapai US$ 1,16 miliar.

Brandt menguraikan, adanya spekulasi bahwa the Fed akan membatasi limit pembelian obligasi, serta adanya peningkatan permintaan perhiasan emas, koin emas, dan batangan emas di Asia, menjadi penyebab meningkatnya permintaan emas.

"Konsensus yang ada menunjukkan bahwa the Fed tidak akan memperburuk kondisi stimulus. Investor mulai tertarik untuk kembali mengoleksi emas, khususnya di Asia. Kemungkinan harga emas akan naik," paparnya.

Catatan saja, pada Kamis (19/9) lalu, harga emas melompat sebesar 4,7%. Namun, kemarin (20/9), harga emas mencatatkan penurunan terbesar dalam 11 bulan terakhir setelah salah seorang pejabat the Fed bilang bank sentral AS akan melakukan pemangkasan nilai stimulus dalam jumlah kecil. 


http://investasi.kontan.co.id/news/wah-aliran-dana-global-ke-emas-kian-meningkat

Kamis, 19 September 2013

Produksi Libya naik, harga minyak terguncang

Oleh Asnil Bambani Amri - Jumat, 20 September 2013 | 08:00 WIB


SINGAPURA. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) masih bergerak liar dengan kecenderungan turun. Penurunan harga terjadi karena naiknya produksi minyak Libya dan meredanya ketegangan Suriah setelah Presiden Suriah, Bashar al-Assad membuka peluang inspektur senjata kimia datang ke negaranya.
Harga minyak WTI pengiriman Oktober naik tipis 2 sen menjadi US$ 106,41 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 6:44 waktu Singapura. Harga ini naik tipis dibandingkan kemarin di posisi US$ 106,39 per barel.
Harga minyak berjangka ini naik setelah kemarin (19/9) turun 1,6% karena produksi minyak Libya naik sebanyak 800.000 barel per hari. Lima dari sembilan terminal ekspor negara itu kembali beroperasi.
Sementara itu Suriah akan membuka diri dan akan memberikan informasi tentang senjata kimia dan fasilitas sensitifnya bagi pengawas internasional.
Sementara itu, harga minyak Brent November turun US$ 1,84, atau 1,7%, ke posisi US$ 108,76 per barel di ICE Futures Europe exchange di London. 

Kebijakan QE dari Fed bikin bursa Jepang sumringah

Oleh Asnil Bambani Amri - Kamis, 19 September 2013 | 10:41 WIB


TOKYO. Bursa saham Jepang perkasa dan indeks Topix melesat ke tertinggi dalam delapan pekan setelah The Federal Reserve menahan diri untuk memangkas stimulus quantitative easing (QE) bulanan.
Indeks Topix melonjak 1,2% menjadi 1.207,03 di sesi I. Posisi indeks ini mendekati posisi tertinggi sejak 24 Juli lalu. 33 kelompok industri yang ada pada indeks menguat, dengan volume perdagangan 51% di atas rata-rata transaksi 30  hari. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average juga meloncat 1,3% menjadi 14,697.17 .
"The Fed telah memberikan lampu hijau agar terus membeli saham,” kata Chris Weston kepala strategi pasar IG Markets Ltd kepada Bloomberg di Melbourne, Kamis (19/9).
Saham yang mencatat kenaikan adalah, Sumitomo Metal Mining Co naik 8,2% karena harga emas melonjak setelah keputusan The Fed. Kemudian Toyota Motor Corp, produsen mobil terbesar Asia juga naik 0,6%.
Sebelumnya, Ketua Fed Ben S. Bernanke dan koleganya mempertahankan kebijakan QE 3 senilai US$ 85 miliar untuk membeli obligasi bulanan. Bank sentral AS itu mengatakan, pihaknya membutuhkan bukti lainnya terkait perbaikan perekonomian AS.  

Yen melemah, bursa Jepang lanjutkan penguatan

Oleh Asnil Bambani Amri - Jumat, 20 September 2013 | 07:49 WIB


TOKYO. Bursa saham Jepang menguat, indeks Topix menguat setelah yen melemah semalam. Kondisi ini meningkatkan prospek pendapatan perusahaan eksportir yang bergabung dalam indeks Topix.
Indeks Topix naik 0,4% menjadi US$ 1.219,99 pada pukul 9:02 waktu Tokyo. Indeks berada di level tertinggi sejak 24 Juli. Dalam sepekan terakhir, indeks sudah naik 3%. Sementara itu, Indeks Nikkei 225 Stock Average menguat 0,3% menjadi 14.808,33.
Bloomberg memberitakan, mata uang Jepang turun 1,5% terhadap dolar AS kemarin, dan diperdagangkan di 99,40 hari ini. Kontrak indeks 500 Standard & Poor turun 0,1% hari ini sete4lah reli ke posisi rekor setelah Federal Reserve menahan mengurangi stimulus quantitative easing (QE).
Sepanjang tahun ini, Indeks Topix sudah naik 41%. Kondisi ini membuat bursa Jepang sebagai pemain terbaik di antara pasar negara maju. 

Pergerakan emas masih liar di Asia, ini pemicunya

Oleh Barratut Taqiyyah - 
SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia bergerak liar pada transaksi siang ini (19/9) di Asia. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik dan turun sebesar 0,4% sebelum akhirnya diperdagangkan di posisi US$ 1.364,42 per troy ounce pada pukul 14.40 waktu Singapura.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember di Comex, New York, diperdagangkan di posisi US$ 1.364 per troy ounce atau naik 4,3% dari posisi kemarin yakni US$ 1.307,60 per troy ounce sebelum pengumuman the Fed.

Emas bergerak liar setelah secara tidak terduga, the Federal reserve batal menurunkan nilai pembelian surat utang bulanan mereka.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, kemarin malam, the Fed memutuskan untuk menunggu bukti-bukti lain yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan berjalan stabil sebelum memangkas nilai stimulusnya.

"Menurut saya, the Fed memang akan menurunkan nilai stimulus, namun saya tidak terkejut bahwa mereka tidak melakukannya untuk sebuah alasan sederhana. Saya rasa, kita berada dalam periode di mana QE tidak terbatas," jelas Marc Faber, publisher Gloom and Boom report.


http://investasi.kontan.co.id/news/pergerakan-emas-masih-liar-di-asia-ini-pemicunya

Harga emas capai harga tertinggi satu pekan

Oleh Asnil Bambani Amri - Jumat, 20 September 2013 | 06:07 WIB


NEW YORK. Harga emas naik ke level tertinggi satu pekan di London setelah Federal Reserve mempertahankan laju pembelian obligasi alias quantitative easing (QE). Kebijakan bank sentral AS tersebut mendorong kenaikan permintaan emas sebagai penyimpan nilai.
Selain emas, harga perak dan paladium juga menguat sejak kemarin (18/9). “Ini seperti kejutan bagi pelaku pasar emas, dan kami melihat harga bergerak naik,  kata David Meger, direktur perdagangan logam Vision Financial Markets di Chicago.
Ia bilang, saat ini emas berada dalam posisi bullish dan meninggalkan posisi bearish. Emas berjangka naik 0,2% menjadi US$ 1.366,36 per ounce pada pukul 16:59 di New York. Sebelumnya, harga mencapai US$ 1.375,81, tertinggi sejak 10 September.
Perlu diketahui, kemarin harga logam naik 4,1%, kenaikan terbesar dalam 15 bulan. Di Comex New York , emas berjangka pengiriman Desember naik 4,7% menjadi US$ 1.369,30 , kenaikan terbesar sejak 19 Maret 2009.
Harga spot emas mencapai rekor $ 1,921.15 pada 6 September 2011, naik 70 persen dari akhir Desember 2008.  Kemudian di Juni 2011, The Fed menaruh dana lebih dari US$ 2 triliun untuk sistem keuangan dengan cara membeli utang.
Perak untuk berjangka segera naik 0,5% menjadi US$ 23,072 per ounce. Kemarin, harga melonjak 5,6%. Harga spot paladium naik 2,2% menjadi US$ 734,45 per ounce. Harga naik untuk sesi kelima beruntun , reli terpanjang dalam dua bulan. Sementara itu, harga platinum turun 0,1% menjadi US$ 1,463.60 per ounce.

Dolar Turun, Emas di Pasar Asia Tampil Perkasa - INILAH.com

Dolar Turun, Emas di Pasar Asia Tampil Perkasa - INILAH.com

INILAH.COM, Singapura - Kejutan dari The Fed memicu aksi beli emas di pasar Asia pada perdagangan Kamis (19/9/2013).

Untuk emas dengan kontrak Desember naik 4,3% ke US$1.364,3 per troy ons. Sementara harga perak naik hingga 7,6% ke US$23,3 per ons. Sedangkan indeks dolar DXY melemah 0,11% ke level terendah sejak awal tahun ini.

Sementara untuk Paladium juga menguat 35 ke US$724,3 per ons. Harga platinum untuk kontrak Oktober naik 3,2% ke US$1.470,3 per ons. Sedangkan tembaga dengan kontrak Desember naik 1,5% ke US$3,33 per pon.


The Federal Reserve membuat kejutan di pasar keuangan. Gubernur The Fed, Ben Bernanke mengatakan bank masih mungkin melakukan pembelian sebelum akhir tahun ini. Akan tetapi hal tersebut tergantung pada pertumbuhan ekonomi ke depan. Selain itu, Bernanke menegaskan, The Fed tidak memiliki rencana untuk menaikkan suku bunga dalam jangka pendek.

Kejutan Fed, Aksi Beli Landa Pasar Minyak di Asia - INILAH.com

Kejutan Fed, Aksi Beli Landa Pasar Minyak di Asia - INILAH.com

INILAH.COM, Singapura - Harapan permintaan minyak mentah dari AS meningkat telah memicu kenaikan minyak mentah di Asia pada perdagangan Kamis (19/9/2013).

Dengan kejutan dari The Fed yang menunda pengurangan stimulus moneter US$85 miliar per bulan akan meningkatkan permintaan minyak dari konsumen terbesar saat ini. Minyak mentah AS untuk pengiriman Oktober menguat 49 sen menjadi US$108,56 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent untuk pengiriman November naik 35 sen menjadi US$110,95 per barel di London.


The Fed akan melanjutkan program pembelian obligasi senilai US$85 miliar per bulan. Bank sentral AS itu menantang ekspektasi investor yang ingin mengurangi stimulus moneter. Sebab masih menunggu indikator pemulihan ekonomi berjalan positif hingga akhir tahun.

Sementara persediaan minyak mentah AS turun 4,3 juta barel menjadi 356 juta barel. Data dari Administrasi Informasi Energi ini di level terendah sejak Maret 2012.

Selain itu produksi minyak mentah Libya telah pulih 40 persen dari kapasitas sebelum terjadi perang saudara. Hal ini mendukung produksi minyak mentah dari kawasan Timur Tengah tersebut.



Selasa, 17 September 2013

Aussie terangkat data ekonomi

Oleh Sunarti Agustina, Cindy Silviana Sukma - Rabu, 18 September 2013 | 08:11 WIB


JAKARTA. Dollar Australia menguat terhadap sejumlah mata uang global. Data ekonomi China sebagai mitra dagang utama Australia yang mengindikasikan pemulihan ekonomi, memberi sedikit tenaga bagi aussie, sebutan dollar Australia.
Pasangan EUR/AUD, Selasa (17/9) pukul 20.00 WIB, terkoreksi 0,15% menjadi 1,4287 dibanding sehari sebelumnya. Pairing AUD/USD, naik 0,38% menjadi 0,9354 dan pasangan AUD/JPY menguat 0,47% menjadi 92,745.    
Kebijakan Pemerintah China menggenjot ekonomi dan peningkatkan permintaan global membuat realisasi pertumbuhan ekonomi China masih sesuai dengan target. China menargetkan bisa meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5% di tahun ini.  
Pergerakan aussie terhadap dollar AS lebih terpengaruh oleh dollar AS yang sedang dalam tekanan. Mata uang Paman Sam tertekan setelah Lawrence Summers resmi mengundurkan diri dari posisi calon Gubernur Bank Sentral AS menggantikan Ben S Bernanke.
Analis PT Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono mengatakan, pergerakan pasangan AUD/USD menguat dalam beberapa hari terakhir karena pasar juga masih  menanti keputusan kelanjutan stimulus moneter dari The Federal Reserve. Namun, jika dilihat tren pergerakannya, aussie masih akan cenderung menguat dalam jangka menengah. Kecenderungan jenuh beli dollar AS membuat posisi aussie menguat.
Dollar Australia juga mendapat sentimen positif dari data penjualan motor baru yang naik 0,7% pada Agustus 2013 dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 3,6%. "Tapi, notulensi Bank Sentral Australia yang menyatakan ada potensi suku bunga acuan masih bisa turun, cenderung menekan aussie," ujar Tonny Mariano, analis Harvest International Futures.
Sedangkan terhadap euro, pergerakan dollar Australia cenderung melemah lantaran euro terangkat prediksi rilis data ekonomi Jerman yang positif.

Menjelang putusan The Fed, bursa AS dekati rekor

Oleh Asnil Bambani Amri - Rabu, 18 September 2013 | 05:25 WIB


NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat dan mengantarkan Indeks Standard & Poor 500 menuju rekor tertinggi. Prestasi bursa disokong oleh Microsoft Corp yang mengumumkan buyback saham senilai US$ 40 miliar.
Kenaikan saham di bursa AS juga terjadi sebelum bank sentral AS alias Federal Reserve mengumumkan kesepakatan dalam pertemuan yang berlangsung dua hari sejak kemarin (17/9). Indeks S & P 500 naik 0,4% menjadi 1.704,76 pada pukul 16.00 waktu New York .
Indeks kurang lima poin lagi agar bisa mencapai rekor tertinggi di angka 1.709,67 yang pernah tercapai 2 Agustus 2 lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 34,95 poin, atau naik 0,2% menjadi 15.529,73.
Saham Microsoft menguat 0,4% s setelah perusahaan melakukan buyback saham. Selain itu, perusahaan perangkat lunak terbesar dunia itu juga menaikkan dividen kuartal sebesar 22%. "Semua orang melihat ke depan untuk melihat apa pernyataan The Fed," kata Jerry Braakman, kepala investasi First Trust America di California.
The Fed diproyeksikan akan menurunkan pembelian obligasi bulanan sebesar US$10 miliar.  Jumlah pengurangan pembelian obligasi itu turun jika dibandingkan jumlah pembelian obligasi yang mengacu survei Juli sebesar US$ 20 miliar

Menjelang putusan The Fed, harga emas terpuruk

Oleh Asnil Bambani Amri - Rabu, 18 September 2013 | 07:10 WIB


NEW YORK. Harga emas turun untuk hari kelima setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) melaporkan kenaikan indeks konsumen di AS kurang dari perkiraan. Akibatnya, daya tarik logam mulia ini menjadi lindung  nilai banyak diabaikan.
Harga emas berjangka pengiriman Desember turun 0,6% dan menetap di harga US$1.309,40 pada pukul 1:40 waktu Comex, New York. Kemarin, harga logam mulia merosot ke poisisi US$ 1.302,70, harga terendah sejak Agustus 8
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, indeks harga konsumen naik 0,1% di Agustus dibandingkan Juli. Sebelumnya, survei Bloombergmemproyeksikan adanya kenaikan indeks konsumen sebesar 0,2% di Agustus.
Sementara itu, petinggi bank sentral AS alias The Federal Reserve kemarin dan hari ini melakukan pertemuan untuk membuat kebijakan soal pembatasan stimulus. Survei Bloomberg menyebutkan The Fed akan memangkas pembelian obligasi bulanan sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar.
"Daya tarik emas sebagai lindung nilai dari inflasi mulai berkurang ," kata Phil Streible, broker komoditas RJ O'Brien & Associates di Chicago. Streible bilang, apapun keputusan dari The Fed hari ini sangat penting bagi harga emas.

Bursa Negara-Negara Berkembang Menangis Karena QE Taper

Bursa Negara-Negara Berkembang Menangis Karena QE Taper

Senin, 16 September 2013

Yellen, Calon Pimpinan Fed Berikutnya

Selasa, 17 September 2013 8:04 WIB


Monexnews - Wakil Ketua Federal Reserve, Janet Yellen, kini menjadi calon terkuat untuk menjadi pimpinan bank sentral AS berikutnya, menurut laporan Reuters. Kesempatan Yellen meningkat setelah Larry Summers mengundurkan diri sebagai calon Ketua Fed. Jika Presiden Obama mencalonkan Yellen dan parlemen AS memberikan restunya maka Yellen dapat mulai menggantikan posisi Bernanke sebagai Ketua Fed pada Januari 2014. Kebijakan moneter AS mungkin tidak akan mengalami banyak perubahan di bawah kepemimpinan Yellen mengingat Yellen terkenal dengan sikap dovish-nya untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi AS.
Nara sumber Reuters di White House mengatakan Obama sebelumnya hanya mempertimbangkan Summers dan Yellen sebagai kandidat pimpinan Fed. Namun, dengan keluarnya Summers maka Yellen kini mendapatkan prioritas utama. Presiden AS memang telah utarakan juga mempertimbangkan mantan Wakil Ketua Fed Donald Kohn namun kandidat di luar nama tersebut sangat kecil kemungkinannya. Juru bicara White House sebelumnya telah utarakan Obama akan umumkan nominasi pimpinan Fed berikutnya pada musim gugur. (fr)

http://m.monexnews.com/market-outlook/yellen-calon-pimpinan-fed-berikutnya.htm

Yen diuntungkan pelemahan dollar AS

Oleh Cindy Silviana Sukma - Selasa, 17 September 2013 | 08:14 WIB


JAKARTA. Yen menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia, meski tidak ada rilis data ekonomi dari Jepang yang mempengaruhi pergerakan mata uang ini. Yen diuntungkan lantaran posisi dollar AS yang sedang tertekan.
Pasangan EUR/JPY, Senin (16/9), pukul 20.15 WIB, turun 0,05% menjadi 132,03 dibandingkan akhir pekan lalu. Pairing USD/JPY terkoreksi 0,69% menjadi 98,69. Namun AUD/JPY naik 0,80% menjadi 92,60.
Dollar AS langsung melemah terhadap sebagian besar mata uang lain setelah Lawrence Summers mundur dari persaingan sebagai pemimpin The Federal Reserve (The Fed). Mundurnya Summers itu meredam spekulasi stimulus moneter akan dihentikan secara drastis.
Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures mengatakan, Summers merupakan penyokong untuk pengurangan stimulus. Keputusan Summers mundur dari bursa Gubernur The Fed, membuat dollar AS lemah karena pasar ragu The Fed akan mengurangi program stimulus pada tahun ini. Pelemahan dollar AS otomatis membuat mayoritas mata uang dunia lain terangkat, termasuk yen.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures menambahkan, setelah Summers mundur, Janet Yellen menjadi kandidat terkuat menggantikan Bernanke untuk memimpin The Fed pada tahun depan. "Kalaupun ada pengurangan stimulus, pasar memperkirakan tak akan begitu besar, sekitar US$ 10 miliar per bulan, dan itu bukan penurunan berarti," ujar Daru.
Sementara, pasangan EUR/JPY yang cenderung melemah karena pengaruh pernyataan Presiden bank sentral Eropa (ECB), Mario Draghi yang mengatakan akan tetap mempertahan suku bunga rendah untuk waktu yang panjang.
Sementara, Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, untuk pasangan AUD/JPY, posisi dollar Australia lebih kuat ketimbang yen. Hari ini, dollar Australia akan dipengaruhi hasil pertemuan Bank Sentral Australia mengenai pemangkasan suku bunga.

Menanti sikap The Fed, harga emas bergerak liar

Oleh Asnil Bambani Amri - Selasa, 17 September 2013 | 08:57 WIB


SINGAPURA. Harga emas bergerak liar karena investor menimbang prospek dari kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve terkait stimulus ekonomi yang akan ditetapkan melalui kebijakan hari ini.
Pagi ini, Selasa (17/9) harga emas naik 0,2% menjadi US$ 1.315,53 per ounce pada pukul 8:21 waktu Singapura . Namun, kemarin (16/9), emas sempat turun 0,2% menjadi US$ 1.303,43 per ounce dan menjadi harga terendah sejak 8 Agustus.
Harga emas untuk pengiriman Desember turun 0,2% menjadi US$ 1.315,30 per ounce di Comex. Emas telah turun 21% tahun ini karena investor kehilangan kepercayaan pada logam mulia untuk lindung nilai.
"Logam mulia sedang menunggu hasil pertemuan FOMC pekan ini," kata James Steel, analis HSBC Securities (USA) Inc. Menurutnya, harga emas nanti akan terpengaruh dengan kebijakan quantitative easing dari Federal Reserve.
Sementara itu, harga perak berjangka naik 0,3% menjadi US$ 21,8705 per ounce setelah turun 0,3%. Sedangkan palladium naik 0,4% menjadi US$ 706,65 per ounce dan berada di harga US$ 706,15, sedangkan platinum naik 0,4% menjadi US$ 1.440,78 per ounce.

Minggu, 15 September 2013

Emas menunggu keputusan The Fed

Oleh Cindy Silviana Sukma - Senin, 16 September 2013 | 08:22 WIB

http://investasi.kontan.co.id/news/emas-menunggu-keputusan-the-fed


JAKARTA. Harga emas dunia terus merosot dalam sepekan terakhir. Spekulasi pemangkasan stimulus moneter oleh Federal Reserve (The Fed) seiring dengan membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) membuat harga si kuning ini loyo.
Harga emas untuk kontrak pengiriman Desember 2013, Jumat (13/9), terkoreksi 1,65% menjadi US$ 1.308,6 per ons troi dibandingkan dengan harga sehari sebelumnya. Harga ini merupakan yang terendah sejak 21 Juni 2013. Dalam sepekan, harga emas telah turun sebesar 5,61%.
Selain itu, krisis geopolitik di Suriah yang sedikit mereda membuat harga emas kembali turun. Sebelumnya, harga emas meningkat karena investor beralih pada instrumen ini sebagai aset lindung atau safe haven ketika AS berencana melakukan invasi ke Suriah.
Keprihatinan atas Suriah tampaknya mereda. Sentimen berikutnya adalah menunggu keputusan The Fed terkait kebijakan stimulus moneter. "The Fed akan mulai memangkas, namun besarannya hanya sekitar US$ 10 miliar," prediksi Channing Smith, analis Capital Advisors Inc kepada Bloomberg.
Analis PT Millenium Penata Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan, spekulasi pasar cukup kuat bahwa The Fed akan memangkas stimulus moneter. Akibatnya, harga emas jatuh selama beberapa hari terakhir. Harga emas masih berpotensi untuk koreksi hingga rilis dari keputusan The Fed pada 19 September.
Untuk itu, Suluh menganjurkan agar investor yang berencana mengoleksi emas batangan menunggu hingga Rabu mendatang. Sebab, harga emas masih bisa melanjutkan koreksi. Namun, jika The Fed ternyata tetap mempertahankan stimulus moneter di AS, maka ada potensi harga emas akan kembali menguat.
Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan,  investor cenderung lebih menunggu keputusan The Fed, ketimbang data Amerika.
Dari segi teknikal, Suluh memproyeksikan, harga emas berpotensi koreksi. Indikator candlestick telah menembus moving average (MA) 100 dan secara tren sampai akhir bulan bertahan di MA 100, yang menunjukkan tren koreksi alias bearish. Posisi  indikator relative strength index (RSI) berada di 27%, berpotensi untuk naik tapi bisa jadi bertahan di posisi itu. Sementara, indikator stochastic berada di posisi 31% mengarah ke bawah.
"Sebenarnya potensi bearish sudah maksimum, tapi tergantung fundamental dan kemungkinan besar potensi koreksi masih bisa," kata Suluh.
Dalam sepekan, Suluh memproyeksikan, harga emas di pasar spot berada di kisaran US$ 1.300-US$ 1.345 per ons troi. Ariston menghitung, harga emas bergerak konsolidasi dalam sepekan ini di rentang harga US$ 1.290-US$ 1.300 per ons troi.

Awal pekan, harga emas berusaha untuk bangkit

Oleh Asnil Bambani Amri - Senin, 16 September 2013 | 08:09 WIB


SINGAPURA. Harga emas naik tipis karena dolar turun ke level terendah dalam sebulan terakhir. Kenaikan harga emas menyusul rencana pengunduran diri Lawrence Summers maju ketua Federal Reserve sebelum bank sentral Amerika Serikat (AS) itu memutuskan stimulus  pekan ini.
Harga emas berjangka naik 0,8% menjadi US$ 1.336,40 per ounce dan diperdagangkan di harga US$ 1.329,38 pada pukul 08:19 waktu Singapura . Pekan lalu, harga emas tumbang 4,7%, penurunan terbesar sejak 28 Juni.
Harga emas untuk pengiriman Desember naik 1,6% menjadi US$ 1.329,70 per ounce di Comex New York. Sementara itu, Presiden Barack Obama dikabarkan menjagokan Summers dan Fed Janet Yellen sebagai memimpin bank sentral AS menggantikan Ben S. Bernanke.
Sebagaimana diketahui, Bernanke  akan mengakhiri tugasnya sebagai ketua The Fed pada 31 Januari nanti. Sementara itu, harga emas berjangka turun menjadi US$ 22,22 per ounce. Sementara itu, pekan lalu harga perak sudah tumbang 6,9%, penurunan terbesar sejak 21 Juni.
Sementara itu, harga palladium naik 1% menjadi US$ 707,55 per ounce, sedangkan platinum turun menjadi US$ 1,452.90 per ounce .

Rabu, 11 September 2013

Harga Emas Turun dalam Dua Sesi Berturu-turut

Kamis, 12 September 2013 | 07:46 WIB

CHICAGO, KOMPAS.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange sedikit menurun pada Rabu (11/9/2013) waktu setempat, (Kamis pagi WIB) untuk sesi kedua berturut-turut, menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal, unit pengatur kebijakan Federal Reserve AS.
   
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 0,2 dollar AS, atau 0,01 persen, menjadi berakhir pada 1.363,8 dollar AS per ounce.

Federal Reserve akan merilis data klaim pengangguran pada Kamis ini.  Pasar juga memperkirakan penarikan kembali pembelian obligasi oleh Fed pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan diselenggarakan pada minggu depan.

Bekurangnya kemungkinan serangan militer AS terhadap Suriah dan kenaikan di pasar ekuitas AS telah meningkatkan risk appetite para investor, sehingga berkontribusi terhadap penurunan harga emas.

Namun demikian, penundaan kenaikan plafon utang AS membatasi penurunan harga emas.

Goldman Sachs menempatkan proyeksi harga 12-bulan untuk emas pada 1.175 dolar AS per ounce.

Sementara perak untuk pengiriman Desember naik 15,6 sen, atau 0,68 persen, menjadi ditutup pada 23,172 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober berkurang 0,6 dollar AS, atau 0,04 persen, menjadi ditutup pada 1.473,5 dollar AS per ounce.
Sumber : Ant, Xinhua
Editor : Erlangga Djumena 
 

Produk baru tak sesuai harapan, saham Apple jeblok

 Oleh Barratut Taqiyyah - Kamis, 12 September 2013 | 08:44 WIB

NEW YORK. Harga saham Apple Inc mencatatkan penurunan terbesar dalam lima bulan terakhir setelah merilis dua produk baru iPhone. Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan pasar kemarin (11/9), saham Apple anjlok 5,4% menjadi US$ 467,71.

Penurunan saham Apple merefleksikan kekecewaan pelaku pasar terhadap dua produk anyar Apple. Analis mengkritik, tak ada fitur baru unggulan dalam produk baru tersebut. Bahkan, harga produk Apple tersebut juga tak semurah yang diprediksi. Padahal, harga yang murah dapat menarik lebih banyak konsumen di dunia.

Menurut Brian Blair, analis Wedge Partners Corp, investor berharap harga produk Apple lebih murah sehingga bisa menarik pelanggan di emerging market seperti China.

"Tak ada yang memprediksi harganya setinggi itu. Mereka dengan jelas mengatakan tidak akan menyasar kelompok bawah," jelas Blair.

Sementara itu, analis UBS AG, Bank of America Corp, dan Credit Suisse Group AG menurunkan peringkat saham Apple. Mereka beralasan, tingginya harga produk Apple akan membatasi penjualan di emerging market.

Seperti yang diketahui, Apple baru saja merilis iPhone 5C dan iPhone 5S. Untuk iPhone 5S, Apple sudah menanamkan teknologi sensor fingerprint yang memberikan kemudahan kepada konsumen untuk menyimpan informasi dengan aman.

Smartphone terbaru Apple ini juga hadir dengan warna-warna baru. iPhone 5C, yang memiliki casing plastik, akan hadir dengan warna-warna terang termasuk hijau, biru, pink, dan kuning. Sedangkan iPhone 5S, yang memiliki casing aluminum, hadir dalam warna perak, emas, dan abu-abu.

Harga subsidi untuk iPhone 5S akan dimulai dari harga US$ 199untuk kapasitas memori 16GB, US$ 299 untuk kapasitas memori 32GB, dan US$ 399 untuk kapasitas memori US$ 64GB. Sedangkan iPhone 5C akan ditawarkan mulai dari harga US$ 99 untuk kapasitas memori 16GB dan US$ 199 untuk kapasitas memori 32GB dengan kontrak selama dua tahun.

Kedua ponsel sudah tersedia di retail store Apple pada 20 September mendatang. Meski demikian, pre-order untuk iPhone 5C sudah dimulai pada Jumat (13/9).

http://internasional.kontan.co.id/news/produk-baru-tak-sesuai-harapan-saham-apple-jeblok

Fokus kembali ke QE, harga emas melandai lagi

Oleh Barratut Taqiyyah - Kamis, 12 September 2013 | 09:26 WIB | Sumber Bloomberg

SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia masih tertekan pada transaksi pagi ini (12/9). Mengutip data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat turun sebesar 0,5% menjadi US$ 1.359,21 per troy ounce. Pada pukul 09.43 waktu Singapura, kontrak yang sama diperdagangkan di level US$ 1.362,18 per troy ounce.

Kemarin, harga emas jatuh hingga ke posisi US$ 1.356,35 per troy ounce. Ini merupakan level terendah sejak 22 Agustus lalu.

Penurunan harga emas terjadi seiring adanya spekulasi bahwa the Federal Reserve akan berkomitmen mengurangi nilai stimulusnya dalam waktu dekat.

"Seiring meredanya ketegangan geopolitik AS-Suriah, fokus investor kembali pada masalah QE dan pertemuan the Fed minggu depan. Kami memprediksi pasar akan semakin volatil," jelas Wang Xiaoli, chief investment strategist CITICS Futures Co.

Catatan saja, sepanjang tahun ini, harga emas sudah melorot 19%. 

http://investasi.kontan.co.id/news/fokus-kembali-ke-qe-harga-emas-melandai-lagi

Selasa, 10 September 2013

Harga Emas Dunia Kembali Melorot

Rabu, 11 September 2013 | 08:12 WIB

CHICAGO, KOMPAS.com  - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh pada Selasa (Rabu pagi WIB),  seiring berkurangnya kekhawatiran serangan militer Amerika Serikat ke Suriah.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 22,7 dollar AS, atau 1,64 persen, menjadi berakhir di 1.364 dollar AS per ounce.
    
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Senin mengusulkan  bahwa Suriah harus "menempatkan persediaan senjata kimianya di bawah pengawasan internasional sehingga mereka bisa dihancurkan." Usulan ini mendapat respon positif dari Suriah, sementara Presiden AS Barack Obama juga menyebutnya sebagai "perkembangan yang berpotensi positif."

Dalam serangkaian wawancara televisi pada Senin malam, Presiden Barack Obama, yang tidak yakin bahwa Kongres akan mengizinkan serangan militer terhadap Suriah, mengatakan bahwa jika Suriah  menyerahkan senjata kimia, itu akan menjadi sebuah terobosan, dan ia akan menunda serangan udaranya.

Para investor sekarang menunggu pertemuan dua hari kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Federal Reserve yang dijadwalkan akan diadakan minggu depan.

"Jika pengurangan pada pembelian obligasi dikonfirmasi pada pertemuan 18 September, emas bisa jatuh menjadi 1.250 dollar AS atau bahkan lebih rendah karena sekarang ada banyak ruang untuk penjualan lebih lanjut," kata analis pasar.
    
Sementara utnuk perak untuk pengiriman Desember kehilangan 70,1 sen, atau 2,96 persen, menjadi ditutup pada 23,016 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober merosot 8,9 dollar AS, atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 1.474,1 dollar AS per ounce.
Sumber : Ant, Xinhua
Editor : Erlangga Djumena 
 

Harga Minyak Dunia Turun untuk Dua Hari Berturut-turut

Rabu, 11 September 2013 | 07:28 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak dunia turun tajam untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (10/9/2013) waktu setempat, (Rabu pagi WIB), karena kekhawatiran kemungkinan serangan militer Amerika Serikat terhadap Suriah berkurang.
   
Patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 2,13 dollar AS menjadi ditutup pada 107,39 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober merosot 2,47 dollar AS menjadi menetap pada 111,25 dollar AS per barel di perdagangan London.

Suasana di pasar telah bergeser, sejak Rusia pada Senin mengusulkan bahwa seluruh persediaan senjata kimia Suriah bisa dibawa di bawah pengawasan internasional dalam upaya untuk mencegah ancaman serangan militer AS.

Pasar saham AS naik pada Senin dan reli pada Selasa, sementara harga minyak telah jatuh karena prospek aksi militer AS telah menurun.

"Secara jelas berita tentang Suriah mengendalikan harga," kata James Williams dari WTRG Economics. "Kami telah kehilangan sebagian dari premi risiko Suriah."

"Semua akan bersatu untuk menghindari serangan militer, yang merupakan bagian besar dari alasan kenaikan WTI," kata John Kilduff, seorang pedagang di  Again Capital.


Acuan kontrak New York pada pekan lalu melesat hingga mencapai 110,53 dollar AS per barel akibat ketegangan Suriah, tingkat tertinggi sejak Mei 2011.

Para analis mencatat bahwa penurunan harga minyak terjadi pada Selasa  meski laporan ekonomi bullish  (tren menguat) datang dari China, pasar penting untuk pertumbuhan konsumsi minyak.

Produksi industri China naik pada laju tercepat dalam 17 bulan pada Agustus, pihak berwenang mengatakan Selasa, serangkaian indikator ekonomi terbaru lebih baik dari perkiraan menunjukkan sebuah kenaikan di ekonomi terbesar kedua dunia itu.


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/09/11/0728265/Harga.Minyak.Dunia.Turun.untuk.Dua.Hari.Berturut-turut


Sumber : AFP/ANTARA
Editor : Erlangga Djumena






Pidato Obama Ayunkan Emas Rabu

 11 September 2013 10:24 WIB

Monexnews - Emas diperdagangkan berayun antara melemah atau menguat, dan sempat menyentuh level terendah dalam tiga minggu terakhir setelah Presiden Barack Obama berpidato. Dalam pidatonya tersebut Obama meminta Kongres untuk menunda voting untuk serangan militer ke Suriah yang menyebabkan memudarnya pesona safe haven.
Emas berbalik melemah dari level tertinggi dalam tiga bulan terakhir pada akhir Agustus, setelah ketegangan di Suriah sedikit mereda. Obama meminta kongres menunda voting sementara dia akan melihat apakah proposal yang ditawarkan Rusia kepada Suriah untuk menyerahkan kontrol senjata kimia ke pihak internasional dapat terwujud. Meskipun Suriah menyambut baik proposal tersebut, namun Obama masih skeptic.
Emas saat ini diperdagangakan pada kisaran $1.364.65 per troy ons, dengan level tertinggi intraday $1368.55 per troy ons dan terendah $1.356.60 per troy ons. Sementara perak saat ini diperdagangkan pada kisaran $23.03 per ons, dengan level tertinggi harian $23.30 per ons, dan terendah $22.75 per ons. (pap)

http://www.monexnews.com/gold-updates/pidato-obama-ayunkan-emas.htm

Bursa Jepang masih memberi sinyal bullish

Oleh Barratut Taqiyyah - Rabu, 11 September 2013 | 08:19 WIB

TOKYO. Bursa Jepang masih menunjukkan sinyal bullish. Pada pukul 09.25 waktu Tokyo pagi ini (11/9), indeks Topix mencatatkan kenaikan sebesar 0,5% menjadi 1.195,90. Sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,4% menjadi 14.477,04.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Jepang. Beberapa di antaranya yakni Nissan Motor Co yang naik 1,1%, Daikin Industries Ltd yang naik 2%, dan Kawasaki Kisen Kaisha Ltd yang mencatatkan penurunan terbesar dalam indeks Nikkei.

Kenaikan bursa Jepang didorong oleh pelemahan yen yang kembali melampaui level 100 per dollar AS.

"Investor lebih berani mengambil risiko di tengah reli pasar saham global karena meredanya kecemasan akan intervensi militer AS terhadap Suriah. Hal itu menyebabkan posisi yen tertekan, yang pada akhirnya mendongkrak outlook kinerja eksportir Jepang," papar Hiroichi Nishi, equities manager SMBC Nikko Securities Inc.

http://investasi.kontan.co.id/news/bursa-jepang-masih-memberi-sinyal-bullish

Harga minyak di pasar Asia enggan beranjak

 Oleh Barratut Taqiyyah - Rabu, 11 September 2013 | 08:03 WIB | Sumber Bloomberg

MELBOURNE. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pagi ini (11/9) tak banyak berubah posisi. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.28 waktu Sydney, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Oktober berada di level US$ 107,13 per barel atau turun 26 sen di New York Mercantile Exchange.

Kemarin, harga kontrak minyak turun US$ 2,13 menjadi US$ 107,39 per barel yang merupakan level terendah sejak 4 September lalu.

Pergerakan harga minyak pagi ini masih dipengaruhi oleh isu Suriah yang belakangan dikabarkan menyetujui rencana Rusia untuk menyerahkan senjata kimianya. Hal itu berhasil meredakan kecemasan pecahnya konflik di kawasan Timur Tengah yang merupakan negara pengekspor minyak.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Oktober naik 5 sen menjadi US$ 111,30 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

http://investasi.kontan.co.id/news/harga-minyak-di-pasar-asia-enggan-beranjak

Obama Galau Serang Suriah, Emas Melandai - INILAH.com

Obama Galau Serang Suriah, Emas Melandai - INILAH.com

INILAH.COM, Jakarta – Harga emas melandai seiring sentimen dari penundaan serangan militer AS ke Suriah. Bagaimana arah harga logam mulia ini berikutnya?
Berdasarkan data yang dilansir Cnbc.com, pada perdagangan Selasa (10/9/2013) harga emas internasional hingga pukul 13.51 WIB, ditransaksikan melemah sebesar US$8 (0,58%) ke posisi US$1.378,70 per troy ounce.
Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas bergerak sideways kemarin. “Hari ini pergerakan harga emas mengalami tekanan dan menembus level support kemarin US$1.380 per troy ounce,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (10/9/2013).
Harga kini, kata Ariston, berada di kisaran US$1.376 per troy ounce. “Pergerakan turun harga emas dimungkinkan oleh redanya potensi serangan ke Suriah,” ujar dia.
Menurut Ariston, Presiden AS Barack Obama tidak yakin bahwa Kongres akan menyetujui. Obama juga ragu atas opsi dari Rusia kepada Suriah untuk menyerahkan simpanan senjata kimianya agar tidak diserang AS.
Secara teknikal, Ariston menjelaskan, harga emas berpotensi melemah ke area support di kisaran US$1.373 dan selanjutnya di US$1.360 per troy ounce. “Sementara pergerakan di atas US$1.383, membuka peluang pergerakan naik kembali ke area US$1.394 per troy ounce,” ungkap dia.
Selain faktor Suriah dan juga isu tapering (pengurangan stimulus) The Fed, data China hari ini tentang produksi industri mungkin bisa menjadi penggerak harga emas. “Data yang bagus bisa memberikan sentimen positif ke harga emas,” imbuh Ariston. [jin]

Senin, 09 September 2013

Tarik menarik dua isu bikin harga emas fluktuatif

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 10 September 2013 | 06:51 WIB

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia semalam (10/9) bergerak liar. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.50 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember naik kurang dari 0,1% menjadi US$ 1.386,70 per troy ounce.

Pada transaksi sebelumnya, harga emas sempat turun sebesar 0,3% dan naik sebesar 0,6%. Volume transaksi 54% di bawah rata-rata volume transaksi dalam 100 hari terakhir.

Rupanya, investor masih menantikan keputusan the Federal Reserve mengenai rencana pamangkasan stimulusmnya pada bulan ini. Apalagi, ada pula rencana AS untuk melakukan serangan militer ke SUriah.

"Kian meruncingnya ketegangan geopolitik terkait Suriah sudah memberikan kontribusi penguatan harga emas," jelas Suki Cooper, analis Barclays Plc di New York.

Dia menambahkan, meskipun data non-farm payroll lebih rendah dari prediksi, namun para ekonom AS cukup yakin data tersebut akan mendorong the Fed untuk segera melaksanakan rencana pemangkasan nilai stimulusnya pada bulan ini.

Sekadar tambahan, harga emas sempat menyentuh posisi tertingginya dalam tiga bulan terakhir di posisi US$ 1.434 per troy ounce pada 28 Agustus lalu. Salah satu pemicunya adalah adanya lonjakan permintaan emas sejak akhir Juni lalu di Asia dan kecemasan pelaku pasar akan terjadinya serangan militer di Suriah.


http://investasi.kontan.co.id/news/tarik-menarik-dua-isu-bikin-harga-emas-fluktuatif