Oleh Cindy Silviana Sukma - Kamis, 05 September 2013 | 07:30 WIB
JAKARTA. Euro terkoreksi terhadap sejumlah mata uang utama dunia.
Valuta asing ini relatif tertekan menjelang rilis beberapa data ekonomi
negara-negara di zona Eropa pada kuartal-II lalu yang diperkirakan akan
beragam.
Pasangan EUR/GBP, Rabu (4/9) pukul 19.00 WIB, turun 0,30% menjadi
0,84395 dibandingkan sehari sebelumnya. Pairing EUR/JPY melemah 0,08%
menjadi 131,03. Namun pasangan EUR/USD menguat 0,03% menjadi 1,3174.
Berdasarkan survei Bloomberg, produk domestik bruto (PDB)
negara-negara yang tergabung di Uni Eropa (UE) di kuartal-II 2013 akan
tumbuh 0,3% dari kuartal sebelumnya. Tapi, jika dibanding kuartal yang
sama di tahun sebelumnya, PDB kuartal-II tahun ini turun 0,7%.
Sementara, survei dari Markit's Eurozone Composite Purchasing Manager
Index (PMI) menunjukkan, indeks PMI di zona Euro sebesar 51,0 pada
Agustus lalu. Angka ini meningkat dari indeks PMI pada bulan sebelumnya
di level 50,5. Ini juga menjadi indeks PMI tertinggi dalam dua tahun
terakhir.
Analis SoeGee Futures, Alwi Assegaf bilang, data-data ekonomi di
Eropa mulai menunjukkan hasil positif dan mendukung proyeksi pemulihan
ekonomi di Eropa. Dus, mestinya, euro akan menguat.
Namun, penguatan euro masih bersifat terbatas terhadap dollar Amerika
(AS). Malam ini, rilis data ketenagakerjaan AS dan klaim asuransi
pengangguran diproyeksikan sedikit negatif. "Ini akan menjadi peluang
bagi Euro untuk menguat terbatas," ujar Alwi.
Untuk pairing EUR/JPY, kata Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo
Futures, posisi euro sebetulnya cenderung lebih kuat. Ini efek
kebijakan Pemerintah Jepang yang tetap berupaya melemahkan yen.
Sementara, Tonny Mariano, analis Harvest International Futures
mengatakan, euro tertekan terhadap poundsterling karena GBP sedang
terangkat sentimen positif indeks PMI Inggris yang naik menjadi 60,5
pada Agustus 2013.
http://investasi.kontan.co.id/news/data-ekonomi-eropa-bisa-angkat-euro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar