Kamis, 27 Februari 2014

Di New York, emas melompat pasca pernyataan Yellen

Jumat, 28 Februari 2014 | 08:04 WIB
NEW YORK. Harga kontrak emas dunia tadi malam (27/2) di New York kembali mendaki. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 13.47 waktu New York, harga kontrak emas dunia untuk pengantaran April naik 0,3% menjadi US$ 1.331,80 per troy ounce.

Sehari sebelumnya, harga emas sempat mencapai level US$ 1.345,60 per troy ounce. Ini merupakan level teringgi untuk kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan sejak 30 Oktober lalu.

Kenaikan harga emas terjadi setelah Pimpinan The Federal Reserve Janet Yellen bilang, data ekonomi yang dirilis beberapa waktu belakangan menunjukkan adanya perlambatan pada perekonomian AS. Kondisi ini yang lantas mendongkrak permintaan emas sebagai investasi alternatif.

"Sebagian dari perlambatan tang terjadi disebabkan oleh kondisi cuaca. Tapi pada titik ini, sulit menerka seberapa jauh dampaknya," jelas Yellen saat berpidato di hadapan Komite Senat Perbankan AS kemarin.

Analis Frank Lesh dari FuturePath Trading LLC di Chicago mengakui telah terjadi aksi beli pada emas. "Penyebabnya adalah the Fed cukup mencemaskan mengenai kondisi ekonomi saat ini," katanya.

Catatan saja, sepanjang tahun ini, harga emas sudah naik 11%. Sementara, di 2013, harga emas merosot hingga 28% yang merupakan penurunan tahunan terbesar sejak 1981 silam.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Ekonomi melambat, kebijakan Yellen akan akomodatif

Jumat, 28 Februari 2014 | 07:05 WIB

NEW YORK. Pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen pada Kamis (27/2) kemarin memberikan testimoninya di hadapan Senat AS. Dia mengatakan, musim dingin yang tengah berlangsung saat ini kemungkinan akan berdampak pada data ekonomi. Itu sebabnya, kebijakan moneter yang akomodatif tetap harus dijalankan untuk beberapa waktu ke depan.

"Sejak testimoni di hadapan Kongres, sejumlah data yang dirilis menunjukkan adanya perlambatan laju dari prediksi para ekonom. Sebagian dari perlambatan itu kemungkinan dipicu oleh kondisi cuaca. Namun, untuk saat ini, sulit memprediksi seberapa besar dampaknya," jelas Yellen di hadapan Komite Senat Perbankan.

Pernyataan Yellen cukup beralasan. Pada Kamis kemarin, misalnya, Departemen Tenaga Kerja AS merilis data yang menunjukkan terjadinya peningkatan di luar prediksi pengajuan klaim pengangguran pada pekan lalu.

Dia juga mengakui, kebijakan moneter yang ketat juga turut menyeret perekonomian. "Memang, beberapa waktu belakangan, tekanan terhadap ekonomi sudah jauh berkurang. Namun, ancaman masih ada," imbuhnya.

Pada sisi tenaga kerja, Yellen menegaskan bahwa angka 6,5% bukanlah target angka pengangguran AS secara definitif. Pasalnya, tingkat angka pengangguran bukan satu-satunya alat ukur untuk menentukan sehat atau tidaknya pasar tenaga kerja.

Sebelumnya, the Fed menegaskan bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan hingga angka pengangguran mencapai 6,5% dan tingkat inflasi berada di bawah target 2,5%.

Saat ini, the Fed mengucurkan dana stimulus senilai US$ 65 miliar untuk pembelian surat utang dan aset-aset berbasis KPR setiap bulannya. FOMC dijadwalkan akan kembali menggelar pertemuan pada 18-19 Maret 2014 mendatang.
Sumber: CNBC
 

Emas masih keluarkan sinyal bearish

Kamis, 27 Februari 2014 | 09:58 WIB

SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia pagi ini (27/2) masih memberikan sinyal bearish. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 08.52 waktu Singapura, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat diperdagangkan di posisi US$ 1.328,7 per troy ounce. Kemarin, harga kontrak yang sama ditutup di posisi US$ 1.330,57 per troy ounce.

Penurunan harga emas terjadi pasca pemerintah AS merilis data penjualan rumah yang secara tidak terduga naik ke posisi tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Sebelumnya, harga emas sempat mendaki seiring spekulasi bahwa akan terjadi perlambatan pada ekonomi AS. Selain itu, ketidakstabilan ekonomi di emerging market akan mendongkrak permintaan emas sebagai safe haven.

"Harga emas jatuh akibat aksi profit taking investor setelah data penjualan rumah AS naik ke level tertinggi dalam lima tahun. Sementara itu, laju penurunan  pasar emas tertahan oleh ketegangan politik di Eropa Timur," jelas James Steel, analis HSBC Securities Inc.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran April naik 0,2% menjadi US$ 1.345,60 per troy ounce. Ini merupakan level harga tertinggi untuk kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan sejak 30 Oktober lalu.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Data investasi negatif, aussie melemah

Oleh Yuliani Maimuntarsih - Jumat, 28 Februari 2014 | 07:02 WIB

JAKARTA. Dollar Australia tertekan terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Pemicunya, data private new capital expenditure (investasi bisnis perusahaan swasta) per kuartal IV-2013 Australia yang dirilis minus 5,2%. Ini lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya, yakni 2,6%.

Mengutip Bloomberg, Kamis (27/2) hingga pukul 15.15 WIB, pasangan AUD/USD turun 0,49% dibanding hari sebelumnya menjadi 0,8924. Lalu, pairing AUD/JPY turun 0,60% ke posisi 91,25. Aussie juga melemah 0,33% versus euro menjadi 1,5312.

Head of Research and Analysis Division Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menilai, data private new capital expenditure yang negatif menjadi pemicu utama aussie tertekan. Apalagi, dari zona euro data yang dirilis terbilang bagus.

Jumlah pengangguran di Jerman per Januari turun 14.000 orang. Meski penurunannya lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya, namun angka tersebut melampaui prediksi, yakni 10.000 orang.

"Makanya EUR lebih kuat dibanding AUD. Data positif tersebut sepertinya masih akan berpeluang memperkuat euro," proyeksinya.

Sementara, analis PT Megagrowth Futures, Wahyu Tribowo Laksono melihat, USD cenderung menguat terhadap AUD, lantaran Amerika Serikat baru merilis data penjualan rumah baru per Januari yang mencapai 468.000 unit, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 427.000 unit. Bahkan, angka tersebut yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

"Pergerakan pasangan AUD/USD selanjutnya akan dipengaruhi testimoni Gubernur The Fed, Jannet Yellen terkait gambaran terkini ekonomi AS," ujar Wahyu.

Analis Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono menilai, aussie tertekan atas yen, karena data ekonomi Australia negatif. Sementara dari Jepang masih adem ayem, karena tidak ada data negatif.

Tapi, besok, Jepang bakal merilis data penjualan ritel dan produksi industri per Januari yang diprediksi naik. "Jika data sesuai prediksi, maka yen akan lanjut menguat," katanya.
Editor: Dupla KS
 

Rabu, 26 Februari 2014

Inilah Tiga Risiko Picu Harga Emas - INILAH.com

Inilah Tiga Risiko Picu Harga Emas - INILAH.com


INILAHCOM, London - Pasar emas menarik investor saat terjadi gejolak ekonomi. Saat ini, ada potensi yang dapat mempengaruhi pasar emas. Apa saja itu?

Pasar emas ke depan memiliki keraguan. Walaupun sepanjang tahun ini telah naik 10 persen dan berada di atas level US$1.300 per troy ons lagi. Hal ini tidak seperti tahun 2013 lalu yang tergerus 20%. Demikian mengutip cnbc.com.

Jadi apa saja yang dapat mempengaruhi pasar emas? Saat ini ada tiga hal yang menjadi jawabannya. Pertama kecelakaan ekonomi di China, gelombang deflasi dan resesi ekonomi di negara maju.

Selama ini emas sudah seiring sejalan dengan prediksi yang dilakukan analis. Jadi bisa rugi seandainya diabaikan sekarang.

Sebab, pasar keuangan belum tumbuh sesuai harapan. Artinya ekonomi di negara maju terganggu karena ekonomi globa belum pulih. Bank Sentral menghentikan stimulus nya. Emas pun akan menjadi aset lindung nilai.

Saat emas berjangka mengalami aksi jual, permintaan emas fisik mengalami peningkatan. Kenaikan ini terjadi di China setelah ada stimulus moneter. Tahun lalu permintaan emas naik 21 persen.

World Gold Council mencatat kenaikan di India dan China. Hal ini karena ada dana yang keluar dari pasar keuangan di tahun 2013. Adanya hot money yang keluar dari pasar spekulasi. Hal ini meningkatkan permintaan fisik terhadap emas.


1. Perekonomian China Saat ini, tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi pada perekonomian China. Beberapa data statistik tidak dapat dipercaya. Namun telah terjadi peningkatan utang. Ada perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Generasi baru China yang kaya telah memiliki produk wealth manajement. Namun instrumennya tidak selektif. Hal ini seperti krisis subprime mortgage di Florida AS tahun 2007 lalu. Jika dana tersebut keluar maka ekonomi China bisa goncang. Emas akan menjadi aset lindung nilai lagi.


2. Ancaman Deflasi Pasar telah mengabaikan tren deflasi menggerogoti ekonomi zona Eropa. Namun tidak dapat membiarkannya terlalu lama. Data Senin kemarin menunjukkan harga konsumen jatuh seperti di Siprus dan Yunani. Italia juga mencatat harga konsumen jatuh 2,1 persen di bulan Januari 2014. Prancis turun 0,6%.

Penurunan harga ini sebagai indikasi perekonomian dalam kesulitan baru. Hal ini akan memukul sektor riil dengan permintaan yang rendah. Apalagi masalah rasio utang terhadap DB sudah 130 persen seperti di Italia. Ini merupakan masalah besar.

Jika deflasi terus berlanjut maka akan membawa Eropa dalam krisis tahap ketiga. Bank Sentral Eropa memiliki ruang untuk melakukan stimulus moneter menahan deflasi. Hal ini akan meningkatkan harga emas.


3. Ancaman Resesi Saat ini perekonomian global masih terpengaruh krisis ekonomi tahun 2008 lalu. Pertumbuhan ekonomi melambat dalam periode lima tahunan.

Bila permintaan produk terus melemah maka resesi akan mengancam di tahun 2016. Ini risiko yang tak terelakkan. Apalagi AS masih mengalami masalah di pasar tenaga kerja.

Harga emas memiliki catatan panjang yang terkait dengan masalah ekonomi global. Jadi emas memiliki prospek yang lebih aman dengan beberapa potensi krisis tersebut

Profit taking, harga emas turun

Oleh Dina Farisah, Noor Muhammad Falih - Kamis, 27 Februari 2014 | 06:10 WIB

JAKARTA. Harga emas cenderung menguat dalam beberapa hari belakangan. Namun, kemarin, harga emas mengalami koreksi. Para analis menyebut penyebabnya adalah data tingkat kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) yang menyusut.
Harga emas menurun 0,17%  ke US$ 1.340,4 per troi ons untuk pengiriman April 2014 di Commodity Exchange New York, kemarin, sampai pukul 17.45 WIB. Namun jika dihitung dalam sepekan, harga emas masih naik 1,51%.
Menurut Nanang Wahyudin, analis PT SoeGee Futures, kenaikan harga emas sudah terlalu tinggi. Akibatnya, pasar, kemarin, melakukan aksi profit taking dalam jangka pendek. Apalagi, data tingkat kepercayaan konsumen di AS kurang menggembirakan.
Tingkat kepercayaan konsumen AS per Februari 2014 hanya di level 78,1, lebih rendah dari estimasi sebesar 80,2. Angka ini juga jauh lebih rendah dari data tingkat kepercayaan konsumen AS per Januari 2014 yang berada di 79,4. Sementara, indeks harga rumah AS sesuai dengan prediksi yakni di 7,7%. "Pelaku pasar kini sedang mengevaluasi perekonomian AS yang sedang terhambat karena faktor cuaca," ujar Nanang.
Tapi, dalam jangka panjang, harga emas masih berpotensi naik. Indeks kepercayaan konsumen AS yang menurun tersebut membuat pelaku pasar beranggapan ekonomi  AS sedang  melambat.
Akibatnya, kata Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division Monex Investindo Futures, minat investor untuk masuk ke pasar berisiko menjadi tertahan. Sementara itu, emas masih dipercaya oleh pelaku pasar sebagai safe haven.
Data perumahan
Ariston menyarankan investor menahan (hold) emas untuk saat ini, karena harga telah tembus di US$ 1.344 per ons troi. Harga emas masih bisa bangkit menunggu rilis data penjualan rumah baru di AS (new home sales), akhir pekan ini.
Penjualan rumah baru di AS pada Januari 2014 diperkirakan akan menurun, menjadi 400.000 unit dibanding bulan sebelumnya yang sebanyak 414.000 unit. Bila proyeksi ini benar, bisa mengangkat harga emas.
Menurut Ariston, data penjualan rumah baru AS yang menurun bisa membuat harga emas menyentuh level US$ 1.350 per ons troi. “Semua data ekonomi AS yang mengindikasikan pelemahan bisa mendorong penguatan harga emas,” ujar dia.
Namun jika harga emas turun sampai ke US$ 1.337 per troi ons, menurut Ariston, harga emas akan jatuh lebih dalam. Tekanan jual makin kuat jika harga telah memasuki area US$ 1.331-US$ 1.333.
Secara teknikal, Nanang  melihat, harga sedang berada di atas moving average (MA) 13, MA 26 dan MA 100. Moving average convergence divergence (MACD) masuk overbought. Indikator stochastic juga di area overbought. Kondisi ini rawan koreksi. Sementara relative strength index (RSI) berada di level 72%.
Nanang memproyeksikan, harga emas akan bergulir di US$1.328-US$ 1.360 per ons troi, pekan ini. Ariston menebak, harga emas sepekan ke depan bergerak di US$ 1.331-US$ 1.350 per ons troi.        
Editor: Avanty Nurdiana
 

Keperkasaan dollar bikin harga emas jatuh di NY

Kamis, 27 Februari 2014 | 06:45 WIB

SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia menurun dari posisi tertingginya dalam 17 pekan terakhir di New York tadi malam (26/2). Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, harga kontrak emas untuk pengantaran April tergerus hingga 1,3% menjadi US$ 1.324,70 per troy ounce pada pukul 11.00 waktu New York. Padahal, pada transaksi sebelumnya, harga si kuning mentereng ini sempat naik hingga ke posisi US$ 1.345,60 per troy ounce. Ini merupakan level harga tertinggi untuk kontrak emas teraktif sejak 30 Oktober lalu.

Salah satu faktor yang menyebabkan harga emas tergerus adalah penguatan dollar AS. Dampaknya, permintaan emas sebagai alat investasi alternatif menjadi berkurang.

Indikasi penguatan dollar AS dapat dilihat dari Bloomberg Dollar Spot Index yang mencatatkan kenaikan terbesar dalam sepekan terakhir semalam. Beredar spekulasi bahwa Pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen akan melanjutkan kembali rencana untuk memangkas nilai stimulus saat memberikan testimoni di hadapan Senat hari ini (27/2). Catatan saja, indeks ini mengukur kekuatan dollar AS terhadap 10 mata uang utama dunia.

"Posisi dollar menahan laju harga emas hari ini. Selain itu, permintaan fisik emas juga menunjukkan adanya penurunan," jelas Bill O'Neill, partner Logic Advisors di New Jersey.

Jika dilihat sejarahnya, pergerakan dollar memang berbanding terbalik dengan pergerakan harga emas. Sepanjang bulan ini, misalnya, harga emas sudah mendaki sebesar 6,8%. Sedangkan posisi si hijau melemah sebesar 0,9%.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Gagal pertahankan rekor, bursa AS berakhir flat

Kamis, 27 Februari 2014 | 06:10 WIB

NEW YORK. Bursa AS berakhir flat pada transaksi perdagangan tadi malam (27/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik kurang dari 1 poin ke posisi 1.845,16. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average  naik 0,1% menjadi 16.198,41.

Transaksi tadi malam melibatkan 6,9 miliar saham. Angka tersbeut 7% di atas volume transaksi rata-rata 30 harian.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Chesapeake Energy Corp yang turun 4,9%, First Solar Inc anjlok 9,1%, Lowe's Cos and Abercrombie & Fitch Co naik lebih dari 5,4%. Kenaikan juga terlihat pada Target Corp yang naik 7%.
Menurut Michael James, managing director of equity trading Wedbush Securities Inc, dalam jangka pendek, pasar terlihat lelah. "Sudah pasti, pasar saham akan kesulitan menembus posisi tertinggi baru. Namun, kondisi ini hanya sementara karena tidak ada pendorong secara fundamental. Ini lebih karena sentimen yang ada saja," jelas James.

Catatan saja, indeks S&P 500 pada transaksi pagi naik 0,4% setelah data penjualan rumah secara tak terduga melampaui ekspektasi.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Kurang katalis, yen bergerak terbatas

Oleh Dina Farisah - Kamis, 27 Februari 2014 | 07:20 WIB

JAKARTA. Yen bergerak terbatas. Anjloknya mata uang China dan koreksi di pasar saham sedikit menyokong yen. Tapi, mata uang Jepang ini tak mampu menanjak, karena kurang katalis.

Mengutip Bloomberg, Rabu (26/2), pukul 18.00 WIB, yen menguat 0,07%  atas AUD menjadi 92,148. Tapi, JPY melemah 0,12% versus EUR menjadi 140,69, setelah sempat menguat pada perdagangan pagi. JPY juga melemah 0,14% versus USD menjadi 102,38.

"Pelaku pasar cemas ekonomi China melambat, sehingga menghindari aset berisiko dan beralih pada dollar dan yen," kata Robert Sinche, ahli strategi global Pierpont Securities Holdings LLC di Stamford, seperti dikutip dari Bloomberg.

Tonny Mariano, analis PT Harvest International Futures menilai, euro menguat terbatas versus yen karena data iklim konsumen Jerman dirilis positif. Meski begitu, pasangan EUR/JPY tidak mampu terangkat banyak.

"Di sisi lain, belum ada data ekonomi Jepang yang mendukung yen, sehingga penguatan yen tidak berlangsung lama," ujarnya.

Analis PT SoeGee Futures, Nanang Wahyudin melihat, USD/JPY sedang dalam penguatan sempit. Setelah beberapa data ekonomi AS dirilis memburuk, saat ini pasar menanti testimoni Gubernur The Fed, Janet Yellen soal gambaran terkini  ekonomi AS.

"Kemungkinan USD/JPY masih sideways. Sebab pelaku pasar juga menanti data produksi industri Jepang yang diprediksi positif," terang Nanang.

Analis PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono bilang,  pasangan AUD/JPY masih menguat. Sebab, Bank Sentral Jepang akan melanjutkan pelonggaran stimulus, sehingga berpotensi melemahkan yen.
Editor: Dupla KS
 

Senin, 24 Februari 2014

Apakah Sudah Saatnya Membeli Emas?

Apakah Sudah Saatnya Membeli Emas?

Dua faktor dorong emas ke level tertinggi 6 bulan

Selasa, 25 Februari 2014 | 08:00 WIB

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia tadi malam di New York melambung ke level tertinggi dalam 16 pekan terakhir. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 13.43 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran April naik hingga 1,1% menjadi US$ 1.338 per troy ounce di Comex, New York. Bahkan pada transaksi sebelumnya, harga kontrak yang sama sempat bertengger di posisi US$ 1.339,20 per troy ounce. Ini merupakan level tertinggi untuk kontrak emas teraktif sejak 31 Oktober lalu.

Ada beberapa penyebab kenaikan harga emas. Pertama, ada spekulasi bahwa pertumbuhan ekonomi AS semakin melambat. Kedua, guncangan politik di Ukraina akan mengerek tingkat permintaan emas sebagai safe haven.

"Ada aksi beli safe haven karena adanya sinyal berlanjutnya perlambatan ekonomi AS. Selain itu, ada pula kecemasan mengenai kondisi di Ukraina," papar Tom Power, senior commodity broker RJ O'Brien & Associates di Chicago.

Hal senada juga diungkapkan oleh Bernard Sin, head of currency and metal trading MKS SA di Jenewa. "Pasar hanya bereaksi terhadap data-data negatif AS. Situasi politik juga sedikit tegang. Ada spekulasi investor akan beralih ke emas sebagai aset dafe haven," jelasnya.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Inflasi mengecewakan, euro tertekan

Oleh Dina Farisah - Selasa, 25 Februari 2014 | 07:20 WIB

JAKARTA. Euro tertekan melawan sejumlah mata uang utama dunia.  Data inflasi yang mengecewakan memicu mata uang Eropa ini loyo.

Mengutip Bloomberg, Senin (24/2) pukul 19.45 WIB, pasangan EUR/GBP turun 0,22% dibanding hari sebelumnya menjadi 0,8249. Lalu, pairing EUR/USD juga tergerus 0,15% menjadi 1,3725. Euro juga melemah  0,19% versus JPY menjadi 140,630.

Kantor Statistik Uni Eropa melansir, inflasi Eropa pada Januari 2014 minus 1,1%, atau lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, yakni 0,3%. Rendahnya inflasi menimbulkan kekhawatiran terjadi deflasi.

Meski demikian, pelemahan euro tidak dalam, berkat upaya Bank Sentral Eropa (ECB) meredam kekhawatiran pasar. “Kami tidak melihat apa yang didefinisikan sebagai deflasi. Kami sadar risiko, dan siap mengambil tindakan untuk meminimalisir risiko,” kata Mario Draghi, Presiden ECB, seperti dikutip Bloomberg.

Analis PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono melihat, pasangan EUR/GBP masih berpotensi menguat, karena didukung data iklim bisnis Jerman per Februari yang positif 111,3. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Desember, yakni 110,6. Di sisi lain, data Inggris pun kurang menggembirakan. Penyaluran kredit kepada warga di Inggris menurun.

Sementara, analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy menilai, fundamental Eropa cukup baik, sehingga masih bisa memberikan sentimen positif bagi EUR.

Sedangkan, di AS musim dingin dikhawatirkan mengganggu kegiatan produksi dan distribusi. Ini memunculkan spekulasi pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2014 akan melambat.

Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Megagrowth Futures mengatakan, meski EUR/JPY saat ini melemah, namun masih dapat berbalik menguat. Pasalnya, Bank sentral Jepang (BoJ) masih terus menambah stimulus. Ini akan melemahkan yen.
Editor: Dupla KS
 

Mayoritas indeks acuan Asia melaju

Selasa, 25 Februari 2014 | 08:34 WIB

TOKYO. Bursa Asia dibuka positif pada transaksi perdagangan hari ini (25/2). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.41 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4%.

Sementara itu, indeks Topix Jepang naik 0,8%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,6%, dan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,3.

Bursa Asia naik untuk hari kedua dalam empat hari terakhir. Pergerakan bursa Asia hari ini diprediksi akan dipengaruhi oleh data-data perdagangan sejumlah negara di Asia seperti Filipina dan Hong Kong.

"Selama data yang dirilis masih masuk akal, bursa global akan terus menembus level tertinggi baru. Perekonomian global terlihat baik-baik saja. Untuk sementara waktu, pasar saham masih akan naik," jelas Shane Oliver, head of investment strategy AMP Capital Investors Ltd.

Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Saham-saham produsen minyak dongkrak Wall Street

Selasa, 25 Februari 2014 | 05:38 WIB

NEW YORK. Bursa AS ditutup positif pada transaksi tadi malam (24/2) di New York. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poors 500 naik 0,6% menjadi 1.847,61. Pada transaksi sebelumnya, indeks acuan AS ini sempat menyentuh level 1.858,71, level tertingginya sepanjang sejarah.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Humana yang mendaki 11% dan EBay Inc naik 3,1%. Sementara itu, secara sektoral,  saham-saham produsen minyak mencatatkan kenaikan tertinggi di antara 10 sektor utama yang terhimpun pada indeks S&P 500 dengan kenaikan sebesar 1,5%. Kondisi ini terjadi seiring harga minyak dunia yang diperdagangkan di atas US$ 100 per barel.

"Kita melihat adanya perubahan secara mentalitas. Pelaku pasar fokus untuk bergerak positif dan mengabaikan sentimen negatif. Dalam situasi seperti ini, market memiliki tren untuk naik tinggi," jelas Mark Freeman, chief investment officer Westwood Holdings Group Inc.

Catatan saja, indeks S&P 500 sudah rebound 6,1% sejak 3 Februari lalu.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Bursa AS naik, indeks S &P mendekati posisi rekor

Oleh Asnil Bambani Amri - Senin, 24 Februari 2014 | 21:49 WIB

NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat saat pembukaan perdagangan hari ini, Senin (24/2). Kenaikan indeks saham acuan di AS bergerak naik setelah naiknya saham sektor energi dan kesehatan.
Indeks Standard & Poor (S&P) 500 berhasil mendekati posisi rekor yang tercipta bulan Januari lalu. Indeks S & P 500 ini naik 5,77 poin atau menguat 0,31% menjadi 1.842,02. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average naik 47,2 poin atau menguat 0,29% menjadi 16.150,5.
Sementara itu, Nasdaq Composite indeks naik 14,706 poin atau menguat 0,34% menjadi 4.278,116. Perlu diketahui, indeks S & P mendekati posisi rekor di posisi 1.850 yang tercipta pada 15 Januari lalu.

Editor: Asnil Bambani Amri
 

Tapering Fed Berlanjut, Laju Emas Tertahan - INILAH.com

Tapering Fed Berlanjut, Laju Emas Tertahan - INILAH.com



INILAHCOM, Jakarta – Hingga siang ini, harga emas
menguat sebesar US$1,50 per troy ounce. Penguatan harga logam mulia ini
tertahan seiring kelanjutkan tapering dari The Fed. Seperti apa?
Berdasarkan
data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Senin (24/2/2014) hingga
pukul 13.50 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat sebesar
US$1,50 (0,11%) ke posisi US$1.325,1 per troy ounce.
Ariston
Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas
masih bertahan di kisaran US$1.320 per troy ounce. “Sejak isu kelanjutan
tapering The Fed kembali mengemuka, kekuatan naik harga emas sedikit
tertahan,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Senin (24/2/2014).
Dia
menjelaskan, level US$1.318 bisa menjadi level penting untuk membuka
posisi beli untuk jangka pendek dengan potensi target di kisaran
US$1.322-1.323. “Di atas level US$1.323, harga berpotensi menguat
mendekati area US$1.329 per troy ounce,” tuturnya.
Ariston
menyarankan agar pemodal measpadai tekanan turun. “Bila harga melemah
menembus ke bawah area US$1.315, peluang pelemahan lanjutan ke area
US$1.308 terbuka,” ungkap dia.
“Hari ini pasar akan fokus ke
data-data Eropa seperti data Iklim Bisnis Jerman dari Ifo dan data
Indeks Harga Konsumen Zona Euro,” imbuhya. [jin]

Minggu, 23 Februari 2014

Indikator ekonomi lemah, poundsterling loyo

Oleh Dina Farisah - Senin, 24 Februari 2014 | 07:24 WIB
JAKARTA. Kurs poundsterling terkulai di akhir pekan lalu, Lemahnya sejumlah indikator ekonomi Inggris memicu poundsterling tertekan.

Jumat (21/2), pasangan GBP/USD turun 0,21% dibanding hari sebelumnya menjadi 1,6616. GBP juga melemah 0,35% versus EUR ke level 0,8267. Namun, GBP masih lebih kuat 0,11% melawan AUD  ke posisi 1,8509.

Pada pekan lalu, poundsterling melemah 0,8% versus dollar AS. Ini merupakan koreksi mingguan yang terbesar dalam tiga bulan terakhir. Namun, GBP/USD sempat naik menjadi 1,6823 pada 17 Februari, atau tertinggi sejak November 2009.

Stamina GBP mulai loyo setelah data inflasi Inggris per Januari 2014 dilaporkan melambat menjadi 1,9%, dibanding bulan sebelumnya 2%. Selain itu, tingkat pengangguran Inggris pada kuartal IV-2013 naik menjadi 7,2%, dari kuartal sebelumnya 7,1%. Lalu, data penjualan ritel sepanjang Januari lalu turun 1,5%, setelah naik 2,5% pada Desember 2013.

Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menilai, pergerakan GBP cukup baik di awal tahun ini. Kecemasan pelaku pasar terkait isu kenaikan suku bunga dalam waktu dekat bisa diredam setelah pejabat Bank of England (BoE) menyatakan belum akan mengerek bunga. Pasalnya, perekonomian Inggris masih butuh kebijakan pelonggaran moneter demi memacu pertumbuhan.
"Meski GBP melemah versus USD, tapi tidak terlalu dalam. Sebab data ekonomi AS seperti klaim pengangguran dan penjualan rumah juga mengecewakan," ungkapnya.

Sementara, analis Philip Futures Indonesia, Juni Sutikno menyebut, ekonomi Inggris masih cukup baik. Makanya, GBP tidak terlalu terpukul. Masih ada data ekonomi yang positif, seperti produk domestik bruto (PDB) dan data manufaktur. "Ekonomi Inggris masih relatif stabil dibandingkan negara anggota zona Euro, seperti Italia, Portugal, Spanyol yang masih bergejolak," ungkapnya.

Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Megagrowth Futures bilang, pasangan GBP/AUD masih akan menguat, meski data Inggris negatif. Aussie sedang tertekan lantaran buruknya data manufaktur China yang notabene mitra dagang utama Australia.
Editor: Dupla KS
 

The Fed yakin kurangi stimulus, bursa AS merah

Sabtu, 22 Februari 2014 | 09:40 WIB

NEW YORK. Menutup pekan ini, bursa Amerika Serikat (AS) merah lantaran beberapa pejabat bank sentral, Federal Reserve mengindikasikan tetap adanya pengurangan stimulus.

Indeks Standard & Poor's 500 turun 0,2% pada pukul 4 sore Jumat (21/2) waktu setempat ke posisi 1.8326,25 di New York. Padahal, sehari sebelumnya indeks ini sempat menguat 0,4%.

Sedangkan Dow Jones Industrial Average merosot 29,93 poin atau 0,2% ke posisi 16.103,30. Sebanyak 6,5 miliar saham berpindah tangan dalam perdagangan kemarin.

Bursa saham mulai kehilangan tenaga setelah Richard Fisher, Presiden Fed Dallas mengungkapkan keraguannya, bahwa kelanjutan stimulus bakal setokcer sebelumnya.

"Ini alasannya, saya sangat mendukung upaya penarikan pembelian aset jumlah besar ini," kata Fisher, dikutip Bloomberg. Setiap bulannya, The Fed membeli obligasi US$ 65 miliar untuk mengalirkan uang ke pasar.

Presiden The Fed untuk kawasan St. Louis juga menekankan, bank sentral di jalur yang benar dalam upaya rasionalisasi dana stimulus. Dia bilang, pelemahan data ekonomi AS di awal tahun ini, lebih banyak disebabkan cuaca buruk.

Keduanya memperkuat pernyataan Chair Fed, Janet Yellen pekan lalu, bahwa perekonomian Amerika sudah cukup menguat menahan pengurangan stimulus moneter. Namun, bank sentral memungkinkan pelambatan pengurangan stimulus jika terjadi perubahan arah ekonomi. The Fed memangkas pembelian obligasi US$ 20 miliar per bulan sejak Desember.

Inilah yang dikhawatirkan pasar. "Kami khawatir The Fed memulai pengurangan stimulus terlalu cepat," kata Eric Teal, Chief Investment Officer di First Citizens BancShares Inc di Raleigh, Carolina Utara. Menurut dia, bank sental seharusnya meyakinkan pasar, pengurangan stimulus tak ikut menarik pemulihan ekonomi yang sudah berjalan.

Salah satu data AS yang masih membuat khawatir pasar adalah penurunan angka penjualan rumah bekas di AS ke level terendah selama setahun terakhir. Ini menunjukkan perekonomian AS terimbas cuaca dingin ekstrem, kekurangan pasokan, pengetatan kredit, dan penurunan daya beli.
Di sisi lain, musim laporan keuangan di AS tak begitu mengecewakan. Sebanyak 74% dari 433 emiten yang terdaftar di Indeks S&P mencatat pertumbuhan laba di atas rata-rata prediksi pasar, yaitu 8,6% untuk periode kuartal IV-2013.
Editor: Sanny Cicilia
Sumber: Bloomberg

Kamis, 20 Februari 2014

Bursa Asia tampil percaya diri

Jumat, 21 Februari 2014 | 09:36 WIB
TOKYO. Bursa saham Asia sumringah pagi hari ini, Jumat (21/2).  Indeks regional berhasil rebound setelah turun tajam dalam dua pekan.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 1% pada pukul 10:52 waktu Tokyo. Kenaikan indeks menyusul kenaikan Bloomberg Dollar Index Spot untuk hari ketiga.
Sementara itu, mata uang Yuan melemah 0,4% di Hong Kong. Sedangkan  mata uang ringgit Malyasia menguat 0,2%.
Sementara itu, menteri Keuangan negara anggota G20 akan bersua akhir pekan ini di Sydney.  “Pasar akan menguat jika pertemuan G-20 bisa memperhitungkan risiko di negara berkembang ," kata Isao Kubo, analis ekuitas Nissay Asset Management Corp di Tokyo.
Sementara itu, kondisi indeks acuan di Asia menguat dibandingkan kemarin. Indeks Topix Jepang naik 1,4%, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,5%. Sedangkan indeks komposit Shanghai melemah 0,8%. Sementara itu, indeks Kospi di Seoul naik 1%p. 
Editor: Asnil Bambani Amri
SUMBER: BLOOMBERG

Wah! Harga emas naik lagi

Jumat, 21 Februari 2014 | 09:10 WIB
SINGAPURA. Harga emas kembali bergerak naik setelah adanya indikasi Federal Reserve akan melanjutkan pemangkasan stimulus.
Harga emas berjangka naik 0,3% menjadi US$ 1.318,68 per ounce dan diperdagangkan di posisi US$ 1.318,94 pada pukul 09:19 waktu Singapura.
Harga emas sempat naik ke posisi US$ 1.332,45 pada 18 Februari lalu, level tertinggi sejak 31 Oktober. Emas untuk pengiriman April naik 0,2% menjadi US$ 1.319,80 saat diperdagangkan di Comex, New York.
"Emas tampaknya ada dalam periode konsolidasi," terang James Steel, analis HSBC Securities (USA) Inc dalam laporannya. Ia memproyeksikan, harga emas bisa mencapai harga psikologis di posisi US$ 1,300 per ounce dan.
Sementara itu, harga perak berjangka turun 0,4% menjadi US$ 21,7411 per ounce . Harga menuju kenaikan mingguan ketiga, reli terpanjang sejak Agustus.
Platinum berada di posisi US$ 1.419 per ounce dari US$ 1.417,56 kemarin dan turun 0,6% pekan ini . Palladium diperdagangkan pada US$ 737,60 per ounce.
Editor: Asnil Bambani Amri
SUMBER: BLOOMBERG

Rabu, 19 Februari 2014

Harga Emas Juga Terseret Rilis Notula The Fed - INILAH.com

Harga Emas Juga Terseret Rilis Notula The Fed - INILAH.com

INILAHCOM, Jakarta – Hingga siang ini, harga emas anjlok hingga US$8,40 per troy ounce. Harga logam mulia ini terimbas negatif oleh rilis notula rapat FOMC semalam. Seperti apa?

Berdasarkan data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Kamis (30/1/2014) hingga pukul 12.18 WIB, harga emas internasional ditransaksikan melemah sebesar US$8,40 (0,64%) ke posisi US$1.312 per troy ounce.

Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas mendapatkan sentimen negatif dari notula Federal Open Market Committee (FOMC) yang terindikasi akan menerapkan tapering pada setiap rapatnya.

“Emas juga mendapat tekanan negatif dari data survei PMI Manufaktur China oleh HSBC yang lebih buruk dari ekspektasi pasar,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Kamis (30/1/2014).

Lebih jauh dia menjelaskan, harga emas terkoreksi hingga ke level US$1.308 pagi ini per troy ounce dari level tertinggi kemarin US$1.322 per troy ounce. “Pada grafik 4 jam, indikator Moving Average
Convergence-Divergence (MACD), Stochastics dan The Relative Strength Index (RSI) menunjukkan tekanan turun,” ungkap dia.

Selama harga bertahan di bawah US$1.316, tekanan turun masih membayangi pergerakan. “Bila berhasil menembus ke bawah US$1.307 per troy ounce, harga berpeluang tertekan mendekati area US$1.296-1.303 per troy ounce,” tuturnya.

Namun demikian, lanjut dia, bila harga berhasil menembus level resisten US$1.316, harga berpotensi menguat kembali mendekati area US$1.325 per troy ounce.

“Hari ini data yang bisa menjadi market movers adalah data PMI Manufaktur kawasan Eropa, data klaim tunjangan pengangguran AS, Consumer Price Index (CPI) AS, dan Philadelphia Fed Manufacturing,” imbuh Ariston. [jin]

Yen mendadak bangkit kembali

Oleh Yuliani Maimuntarsih - Kamis, 20 Februari 2014 | 07:20 WIB
JAKARTA. Yen tampil perkasa. Mata uang Jepang ini menguat versus sejumlah mata uang utama dunia, karena tersokong sentimen positif ekonomi China.

Maklum, tak sedikit perusahaan asal Jepang yang melakukan kegiatan produksi di wilayah China. Jadi, data inflasi China per Januari yang dilaporkan stabil dispekulasikan dapat mendukung prospek penjualan produk Jepang. Pasalnya, dengan Inflasi yang terkendali memberi ruang bagi pemerintah China untuk memacu konsumsi domestik.

Padahal, sebelumnya, yen melemah menyusul keputusan Bank of Japan (BoJ) menambah fasilitas pinjaman perbankan dua kali lipat.

Data Bloomberg menunjukkan, Rabu (19/2) pukul 19.35 WIB, JPY menguat 0,98% terhadap USD menjadi 101,95. Yen juga terapresiasi 0,49% versus EUR ke level 140,14. Kemudian, yen juga menguat 0,39% terhadap AUD menjadi 92,038.

Analis pasar uang, Ibrahim menyebut, sentimen positif di Jepang cukup kuat. Sementara,  dari sisi dollar AS justru sedang tertekan karena klaim pengangguran AS per pekan lalu diprediksi menyusut. "Ini yang mendorong yen lebih kuat. Tapi setelah akumulasi kenaikan, ada potensi untuk koreksi," ujarnya.

Sementara, analis Megagrowth Futures Wahyu Tribowo Laksono, bilang, AUD tertekan melawan JPY karena faktor teknikal. Kemarin, aussie justru sempat menguat versus JPY. "Koreksi terjadi karena pairing AUD/JPY memang sudah sangat tinggi (overbought)," katanya.

Analis Soegee Futures, Nizar Hilmy menilai, pasangan EUR/JPY sebenarnya masih dalam tren naik, tapi tertahan di bawah level 141, karena minimnya sentimen dari zona Eropa. Di sisi lain, yen masih mendapat sentimen positif dari ekspektasi pemulihan ekonomi di China. "Karena Eropa sepi katalis, pasangan EUR/JPY sangat digerakkan sentimen Jepang," ujarnya.

Namun, lanjut Nizar, Kamis ini (20/2), rilis indeks PMI manufaktur dan jasa zona Eropa akan memengaruhi pergerakan EUR/JPY.

Editor: Dupla KS
 

Gas menjejak harga tertinggi sejak 2010

Oleh Dupla Kartini - Kamis, 20 Februari 2014 | 07:10 WIB
JAKARTA. Gas alam semakin panas. Harga komoditas energi ini bertengger ke level tertinggi sejak Februari 2010, karena spekulasi penyusutan cadangan gas AS dan pelemahan dollar AS.

Hingga pukul 16.20 WIB,  kemarin, harga gas alam untuk kontrak pengiriman Maret 2014 di Bursa New York Mercantile Exchange melesat 3,7% menjadi US$ 5,757 per per juta kaki kubik (mmbtu). Bahkan, dibandingkan posisi akhir tahun lalu, harga gas alam sudah melonjak 37%.

Badai salju yang menerpa kawasan Amerika memicu permintaan gas alam. Maklum, 49% rumah tangga di AS menggunakan gas untuk pemanas. "Makanya, stok gas AS per pekan lalu mungkin menyusut 249 miliar kaki kubik," prediksi Donald Murry, ekonom CH Guernsey & Co di Oklahoma City, seperti dikutip Bloomberg.

Penyusutan itu merupakan yang terbesar dalam lima tahun terakhir. Rencananya, Kamis (20/2), Energy Information Administration (EIA) merilis data cadangan gas.

Sementara, analis Megagrowth Futures Wahyu Tribowo Laksono melihat, pernyataan Presiden AS, Barack Obama sebagai pendorong utama kenaikan harga gas. Pada 29 Januari lalu, Obama menyatakan bakal memaksimalkan penyerapan tenaga kerja dengan membangun sejumlah pabrik. Pabrik tersebut akan menggunakan bahan bakar gas alam, karena lebih ramah lingkungan.
"Setelah pidato itu, harga gas langsung melonjak sampai menyentuh US$ 5,68 per mmbtu, dan kabar itu masih memberi sentimen positif di pasar energi," ujarnya.

Apalagi, saat ini, pasar komoditas sedang rebound, lantaran dollar AS melemah. Pelemahan dollar terjadi akibat data nonfarm payroll AS per Januari lalu terbilang buruk.

Prediksi Wahyu, harga gas alam masih akan lanjut reli hingga berpeluang mencapai level US4 7,0-US$ 9,0 per mmbtu dalam sebulan ke depan. "Dengan catatan, harga penutupan bisa break di harga US$ 6,10 per mmbtu. Ini level tertinggi yang dicapai pada Januari 2010," paparnya.
Walau terjadi koreksi,  hanya mungkin jatuh ke US$ 4,5 per mmbtu.

Secara teknikal, ia bilang, mayoritas indikator menunjukkan masih positif. Relative strength index (IRSI) berada di 65, yang artinya masih berpeluang naik. Sementara, moving average convergence divergence (MACD) masih positif di 0,2. Indikator moving average (MA) 50 di level 4,64, MA 100 di 4,17, dan MA 200 di level 3,93. Artinya, harga masih positif. Hanya, stochastic sudah berada di posisi 86, yang mengindikasikan harga sudah mendekati jenuh beli (overbought), sehingga ada potensi koreksi.

Hingga akhir pekan ini, Wahyu menduga, harga gas alam akan bergulir antara US$ 5,0-US$ 6,5 per mmbtu.

Editor: Dupla KS
 

Bursa AS tekor usai spkeluasi tapering mencuat

Kamis, 20 Februari 2014 | 06:23 WIB
NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) turun setelah Indeks Standard & Poor 500 mendekati rekor kemarin. Penurunan indeks terjadi setelah International Moneter Fund (IMF) memperingatkan adanya risiko pertumbuhan global.
Selain itu, penurunan indeks juga tertekan adanya spekulasi, bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemotongan stimulus. Indeks Standard & Poor  500 turun 0,7% menjadi 1.828,75 pada pukul 16.00 waktu New York, Rabu (19/2).
Sebelumnya, indeks sempat naik menjadi 1.847,5 level yang mendekati rekor. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average turun 89,84 poin melemah atau 0,6% menjadi 16.040,56. Sekitar 6,9 miliar saham berpindah tangan dalam perdagangan kemarin.
Saham yang turun adalah; US Steel Corp turun 7%, JPMorgan Chase & Co dan Bank of America Corp turun 1,6%. Sedangkan saham yang naik adalah; Nabors Industries Ltd, CF Industries Holdings Inc dan Garmin Ltd yang setidaknya naik 5%. Bahkan saham Signet Jewelers Ltd naik 18%.
"Sejauh ini tapering oleh Federal Reserve tampaknya akan berjalan sesuai rencana, " kata Erik Davidson , analis dari Wells Fargo Private Bank di San Francisco.

Editor: Asnil Bambani Amri
Sumber: Bloomberg
 

Duh! Harga minyak dekati harga tertinggi 4 bulan

Kamis, 20 Februari 2014 | 08:22 WIB

NEW YORK. Harga minyak dunia kembali memanas. Kali ini harga minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati harga tertinggi empat bulan. Kenaikan harga ini menyusul turunnya persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS).
Harga minyak WTI pengiriman Maret ada di posisi US$ 103,32 per barel  saat di diperdagangkan secara elektronik di New York Mercantile Exchange, atau naik 1 sen saat diperdagangkan di 11:50 waktu Sydney.
Sebelumnya, American Petroleum Institute melaporkan, persediaan minyak di Cushing, Oklahoma turun 1,82 juta barel pekan lalu. Adanya cuaca dingin meningkatkan permintaan bahan bakar untuk pemanas, yang diperkirakan masih berlanjut.
"Cuaca dingin memiliki mempengaruhi pasar. Kecenderungan adalah, perdagangan minyak lebih tinggi saat suhu rendah,” kata Jonathan Barratt, chief executive officer (CEO) Buletin Barratt di Sydney.
Sementara itu, harga Brent pengiriman April meraih 1 sen dan menetap di harga US$ 110,47 per barel saat diperdagangkan di London exchange yang berbasis di ICE Futures Europe.
Editor: Asnil Bambani Amri
Sumber: Bloomberg
 

Selasa, 18 Februari 2014

Bursa Jepang terperosok di awal sesi

Oleh Asnil Bambani Amri - Rabu, 19 Februari 2014 | 08:21 WIB
TOKYO. Bursa saham Jepang tumbang setelah indeks Topix melonjak tertinggi dalam lima bulan. Salah satu emiten ban di Jepang mencatat penurunan saham terbesar pada pagi ini.
Indeks Topix turun 0,7% menjadi 1.215,52 pada pukul 09:26 waktu Tokyo, Rabu (19/2). Saham turun setelah naik 2,7% pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (18/2).
Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,8% menjadi 14.726,95. Mata uang Yen menguat 0,1% atas dolar setelah turun 0,4%.
Saham Bridgestone Corp turun 3,1 %psetelah produsen ban terbesar di Asia itu memperkirakan laba bersih di bawah estimasi. Kondisi serupa dialami saham Mitsubishi UFJ Financial Group Inc yang mencatat penurunan saham 1,4%.
Sedangkan saham yang naik adalah; Canon Inc, produsen kamera nomor wahid dunia yang berhasil naik 2% setelah mengatakan rencana buyback saham sebanyak 1,6% sahamnya.
"Saham Jepang naik terlalu banyak kemarin," kata Hiroichi Nishi, manajer ekuitas Nikko Securities SMBC Inc kepada Bloomberg di Tokyo.
Ia bilang, masuk akal bagi investor menjual dan melakukan profit taking untuk mengunci posisinya. “Saham Jepang akan cenderung berfluktuasi,” jelasnya.
Editor: Asnil Bambani Amri
 

Bulan ini, harga minyak mentah sudah naik 5,1%

Oleh Asnil Bambani Amri - Rabu, 19 Februari 2014 | 06:38 WIB
NEW YORK. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik di atas US$ 102 per barel, dan ini merupakan harga level tertinggi empat bulan.
Harga minyak WTI pengiriman Maret naik US$ 2,13 atau naik 2,1% menjadi US$ 102,43 per barel di New York Mercantile Exchange, Selasa (18/2). Ini merupakan penutupan harga tertinggi sejak 10 Oktober. Harga sudah reli 5,1% bulan ini.
Harga minyak naik terbesar sejak 3 Desember. "Dengan cuaca seperti ini , persediaan bahan bakar pemanas akan menjadi fokus utama," kata Bill Baruch, senior strategi pasar Iitrader.com kepada Bloomberg di Chicago.
Sementara itu, harga minyak Brent pengiriman April naik US $ 1,28 atau naik 1,2% menjadi US$ 110,46 per barel di London. Harga minyak acuan Eropa ini memiliki selisih harga lebih tinggi dari minyak acuan AS sebesar US$ 8,36.

Editor: Asnil Bambani Amri
 

Wah! Harga emas mulai berbalik arah

Oleh Asnil Bambani Amri - Rabu, 19 Februari 2014 | 06:13 WIB
NEW YORK. Harga emas akhirnya terjengkang turun setelah menguat selama 15 pekan karena ada spekulasi permintaan koin dan emas batangan turun.
Harga emas berjangka turun 0,6% menjadi US$ 1.321,13 per ounce pada pukul 10:52 waktu New York, Selasa (18/2). Sebelumnya, harga emas sempat mencapai US$ 1.332,45, harga emas tertinggi sejak 31 Oktober.
"Para pembeli emas menahan diri sebelum kembali ke pasar," kata Adam Klopfenstein , senior strategi pasar Archer Financial Services kepada Bloomberg di Chicago.
Sementara itu, The Federal Reserve telah mengurangi stimulus moneter dua bulan terakhir setelah ada perbaikan data pengangguran.
Rencananya, (19/2) hari ini, Rabu (19/2), bank sentral AS ini akan merilis risalah pertemuan bulan Januari lalu. "The Fed akan mencari lebih banyak indikasi sebelum mereka memutuskan untuk berhenti lentik , " kata Klopfenstein .
Emas berjangka untuk pengiriman April naik 0,2% menjadi US$ 1.321,10 di Comex New York. Harga platinum di pasar spot turun 0,4% menjadi US$ 1.424,88 per ounce.
Kemarin , harga platinum sempat mencapai US$ 1.434,56, harga tertinggi sejak 27 Januari. Sementara itu, harga palladium turun 0,5% menjadi US$ 737,60 per ounce.
Editor: Asnil Bambani Amri
 

Senin, 17 Februari 2014

Harga Perak Dibuka Menguat 0,28% ke US$21,48/ T. Oz

Linda Teti Silitonga   -   Selasa, 18 Februari 2014, 07:29 WIB

Bisnis.com, JAKARTA— Harga perak pada perdagangan hari ini, Selasa (18/2/2014) di bursa Commodity Exchange (Comex) bergerak menguat.
Perdagangan di bursa Comex untuk pengiriman Maret 2014, seperti dikutip Bloomberg, harga perak dibuka menguat 0,28% ke US$21,48 per troy ounce, dibandingkan penutupan Jumat (14/2/2014) yang bertengger di US$21,42.
Pada pukul 07.08 WIB, harga perak jadi menguat signifikan 1,8% ke US$21,83 per troy ounce, dan harga bergerak di kisaran US$21,47—US$21,97per troy ounce.
Seperti diketahui harga perak menguat sejak senin (3/2/2014) hingga saat ini.
 Pergerakan harga perak
TanggalUS$/T. oz
Pk. 07.08 WIB (18/2)21,83
Buka 18/221,48
14/221,42
13/220,40
12/220,34
11/220,15
10/220,11

Sumber: Bloomberg, 2014
http://market.bisnis.com/read/20140218/94/203996/harga-perak-dibuka-menguat-028-ke-us2148-t.-oz

Data China & AS membaik, harga minyak ogah turun

Oleh Asnil Bambani Amri - Selasa, 18 Februari 2014 | 06:37 WIB
NEW YORK. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk pertama kalinya dalam tiga hari setelah adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Kenaikan harga minyak juga didukung oleh data kredit di China yang naik di Januari lalu.
Harga minyak berjangka naik 0,6% di New York, memperpanjang kenaikan harga yang sudah terjadi hingga pekan kelima . Sebagaimana diketahui, nilai kredit yang dikucurkan perbankan China naik menjadi 2,58 triliun yuan atau setara US$ 425 miliar di Januari.
“Naiknya pinjaman bank di China ini merupakan kabar baik," kata Tom James, managing director Navitas Resources Ltd  kepada Bloomberg di Dubai. Selain dari China, adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi di AS secara psikologis juga ikut membantu pasar minyak,
Harga minyak WTI pengiriman Maret naik 62 sen menjadi US$ 100,92 per barel pada pukul 13:15 waktu perdagangan elektronik di New York . Lantai perdagangan bursa ditutup hari ini untuk memperingati Hari Presiden AS.
Sementara itu, harga minyak Brent pengiriman April turun 5 sen menjadi US$ 109,18 per barel saat diperdagangkan di London. Minyak mentah acuan Eropa itu memiliki selisih harga sebesar US$ 8,55 dengan harga minyak WTI.
Editor: Asnil Bambani Amri
 

Energi kenaikan harga emas masih besar

Oleh Dupla Kartini, Dina Farisah - Selasa, 18 Februari 2014 | 07:10 WIB
JAKARTA. Pamor emas sebagai aset aman (safe haven) makin bersinar. Pelaku pasar makin getol berburu si kuning ini setelah rilis indikator ekonomi Amerika Serikat (AS) mengecewakan.

Data Bloomberg menunjukkan, kemarin (17/2) hingga pukul 16.00 WIB, harga emas untuk kontrak pengiriman April di Bursa Comex-AS, terus melaju 0,50% ke level US$ 1.325,1 per ons troi. Bahkan, pada perdagangan pagi, harganya sempat menyentuh US$ 1.329,9 per ons troi. Jika dibanding akhir 2013, harga emas sudah melejit 10%.

Reli harga juga terjadi di dalam negeri. Harga emas batangan di Divisi Logam Mulia, PT Antam Tbk sudah menanjak sebesar Rp 27.000 menjadi Rp 551.000 per gram.

Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures bilang, harga emas sudah menyentuh level tertinggi dalam 3,5 bulan terakhir, yakni US$ 1.326,35 per ons troi. Pemicunya, kecemasan investor terhadap data produksi pabrik AS yang kurang bagus, sehingga mendorong investor beralih ke emas.

Sekadar mengingatkan, akhir pekan lalu, data produksi pabrik AS pada Januari 2014 dilaporkan turun ke level terendah  sejak Mei 2009.

Lanjut Suluh, reli emas juga sebagai akumulasi dari pidato perdana Gubernur The Fed, Jannet Yellen yang memberi isyarat, AS tidak akan serta merta menghentikan stimulus di tahun ini. "Ini menyebabkan dollar AS tertekan, sehingga safe haven diburu," ujarnya.

Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy sependapat. Menurutnya, emas masih akan menanjak selama dollar AS melemah. Posisi greenback terus tertekan, setelah data nonfarm payroll AS, pekan lalu, kurang memuaskan, sehingga dikhawatirkan turut menggerogoti kinerja PDB AS sepanjang kuartal I-2014.

Sentuh US$ 1.400

Suluh melihat, tren harga emas jangka menengah masih bullish, meski akan fluktuatif di jangka pendek. Menurutnya, apabila emas spot berhasil ditutup di atas resistance US$ 1.326, target berikutnya hingga akhir bulan ini di level US$ 1.360 per ons troi.

Adapun, pekan ini, kata Suluh, data penting yang bisa menggerakkan emas, yaitu klaim pengangguran dan inflasi AS per Januari. Analis memprediksi, kedua data tersebut kurang bagus. Maka, ada potensi dollar AS lanjut tertekan, sehingga emas akan melesat. "Sebaliknya, jika data positif, bisa memicu koreksi, namun masih bergulir di US$ 1.316-US$ 1.335," tuturnya.

Secara teknikal, saat ini, harga di atas moving average (MA) 50 dan MA 100. Artinya, konfirmasi bullish. Lalu, moving average convergence divergence (MACD) di area positif 593. Ini menunjukkan memang sedang naik, namun waspada koreksi. Relative strength index (RSI) berada di 78%, artinya sudah jenuh beli (overbought), sehingga meski naik, ada peluang koreksi. Stochastic berada di 38%, mengindikasikan kenaikan, tapi berpotensi koreksi.

Sementara, Nizar melihat, reli panjang emas selama hampir dua bulan akan mengalami kejenuhan, sehingga perlu waspada koreksi di jangka pendek. "Dan, karena harganya sudah mahal, investor yang ingin ambil posisi beli, sebaiknya saat harga terkoreksi," saran Nizar.

Nizar memprediksi, hingga penghujung 2014, harga emas masih akan bergerak di kisaran US$ 1.200-US$ 1.400 per osn troi. Sedangkan, Suluh menduga, emas akan menutup tahun ini dengan bertengger di US$ 1.385, meski ada potensi menyentuh US$ 1.400.

Tapi, jika ingin merealisasikan keuntungan jangka pendek, Suluh menyarankan, melepas emas saat di US$ 1.335-US$ 1.360 per ons troi.
Editor: Dupla KS
 

Tren pelemahan yen

Oleh Noor Muhammad Falih - Selasa, 18 Februari 2014 | 07:38 WIB
JAKARTA. Pengumuman data produk domestik bruto (PDB) Jepang yang stagnan, menjadi sentimen utama pelemahan mata uang yen terhadap sejumlah mata uang dunia. Kemarin, mengutip Bloomberg hingga pukul 17.15 WIB, yen tampak melemah terhadap dollar AS.
Pasangan USD/JPY berada di level 101,91 naik 0,11% dari harga akhir pekan lalu. Pairing EUR/JPY juga naik 0,16% menjadi 139,62. Begitu pula, pasangan AUD/JPY naik 0,09% menjadi 92,044.
Jepang telah merilis data PDB pada kuartal IV 2013 yang hanya tumbuh 0,3% dibanding kuartal sebelumnya. Padahal analis memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Jepang di kuartal IV 2013 bisa tumbuh paling tidak 0,7%. Secara tahunan (yoy), PDB Jepang justru terkoreksi menjadi 1,0% dari sebelumnya 1,1%. Meski tumbuh, hasil ini tetap di bawah prediksi analis yang sebesar 2,8%.
Analis PT Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir mengatakan, PDB Jepang yang tak sesuai prediksi pasar, membuat yen melemah, termasuk terhadap AUD. Hari ini, pasangan AUD/JPY,  menunggu keputusan  petinggi Bank Sentral Australia (RBA). “Pejabat RBA akan membahas kebijakan moneter Australia,” ungkap dia.
Hasil pertemuan ini akan menyimpulkan bahwa kondisi moneter Australia masih dalam level waspada. Ini bisa membuat dollar Australia melemah.
Analis PT Harvest International Futures, Tonny Mariano menilai, pergerakan yen  lebih dipengaruhi oleh sentimen domestik dari masing-masing pairing. Pada EUR/JPY, meski euro menguat terhadap yen, pasar masih bersikap wait and see terhadap pengumuman transaksi berjalan (current account) negara kawasan Eropa pada hari ini.
Tonny menilai, penguatan euro terhadap yen hanya sementara. "Pengumuman transaksi berjalan Eropa bisa makin menaikkan euro atau justru membuat euro jatuh,” imbuh Tonny.
Dari domestik Jepang sendiri, ada pengumuman suku bunga acuan Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ), Selasa  ini. Tonny memprediksi, suku bunga acuan Jepang akan tetap sebesar 0,1%.
BoJ juga akan mengumumkan apakah tindakan intervensi pada yen masih diperlukan atau tidak. Kebijakan yang dikeluarkan oleh BoJ dapat mempengaruhi pergerakan yen ke depan.

Editor: Sofyan Nur Hidayat
 

Walaupun harga naik, emas diproyeksikan bearish

Oleh Asnil Bambani Amri - Selasa, 18 Februari 2014 | 08:30 WIB

NEW YORK. Walaupun harga emas berhasil naik belakangan ini, namun ada peramal emas memperkirakan harga emas masih dalam level bearish tahun ini.
"Saya hanya melihat ini sebagai langkah korektif harga emas, " kata Robin Bhar, kepala riset logam di Societe Generale SA kepada Bloomberg di London. "Kami masih melirik emas bearish," kata Bhar yang memproyeksikan harga emas di kuartal keempat ada pada level US$ 1.050 per ounce.
Sejak awla tahun sampai 14 Januari lalu, harga emas berjangka naik 9,7%. Kenaikan harga emas ini merupakan kenaikan terbesar dalam tiga dekade.
Kenaikan harga emas menyusul keluarnya angka pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang tidak tumbuh secepat perkiraan. Selain itu, ada kenaikan permintaan emas di Asia.
Hasil survei Bloomberg menyebutkan, harga emas ada di rata-rata harga US$ $ 1.165 per ounce di kuartal keempat, atau turun 12% dari harga US$$ 1.318,60 yang tercipta pada 14 Februari lalu.
Editor: Asnil Bambani Amri
 

Minggu, 16 Februari 2014

Posisi harga emas di Asia masih di atas US$ 1.300

Jumat, 14 Februari 2014 | 11:18 WIB
SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia masih melanjutkan kenaikan di pasar Asia siang ini (14/2). Mengutip data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik 0,3% menjadi US$ 1.307,16 per troy ounce. Ini merupakan level tertinggi sejak 8 November 2013 lalu. Sementara, pada pukul 10.13 waktu Singapura, kontrak yang sama diperdagangkan di level US$ 1.306,08 per troy ounce.

Jika ditotal, sepanjang pekan ini, harga kontrak emas dunia sudah mendaki 3,1%.

Harga emas menanjak seiring data ketidakpuasan investor mengenai data ekonomi AS. Kondisi itu menyebabkan tingkat permintaan emas sebagai safe haven semakin meningkat.

Sebagai salah satu contoh, data penjualan ritel AS pada Januari mencatatkan penurunan terbesar sejak Juni 2012 lalu. Contoh lainnya adalah naiknya jumlah pengajuan klaim pengangguran AS di luar perkiraan pelaku pasar.

Sementara itu, salah satu bukti adanya kenaikan permintaan emas dapat dilihat dari kenaikan kepemilikan aset pada SPDR Gold Trust sebesar 0,9% menjadi 806,35 metrik ton. Ini merupakan level tertinggi sejak 20 Desember 2013.

"Pada tahun lalu, harga emas terpukul cukup dalam. Dengan performa pasar saham yang mengecewakan, sejumlah investor mengalihkan investasinya ke emas," papar Wallace Ng, trader Gemsha Metals Co.

Dia juga bilang, tingkat permintaan emas pada pekan ini cukup bagus. Hanya saja, faktor tersebut belum cukup untuk mempertahankan kenaikan harga emas. "Sehingga, emas lebih banyak digerakkan oleh faktor sentimen dan teknikal," urainya.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Harga minyak sudah di puncak

Oleh Yuliani Maimuntarsih, Dina Farisah - Minggu, 16 Februari 2014 | 22:11 WIB
JAKARTA. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di bursa New York Mercantile Exchange terus merangkak naik dan bertahan di level US$ 100 per barel. Selain ditopang oleh badai musim dingin di Amerika Serikat yang mendorong permintaan energi, kenaikan harga terjadi seiring pelemahan nilai tukar dollar AS.

Pekan lalu, harga minyak WTI pengiriman Maret 2014 sempat menyentuk US$ 100,57 per barel (12/2). Ini merupakan harga tertinggi, sejak pertengahan Oktober 2013. Sedangkan Jumat (14/2), harga minyak mencapai US$ 100,30 per barel terkoreksi tipis 0,05% dari hari sebelumnya.

Menurut analis Soegee Futures Nizar Hilmy, kenaikan harga minyak terjadi karena nilai tukar dollar AS yang terpuruk setelah rilis data ekonomi yang jelek. "Pelemahan dollar AS menopang harga minyak," tambahnya.

Sedangkan, Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, musim dingin yang berlangsung di AS masih dapat memberikan harapan permintaan minyak dari konsumen energi terbesar di dunia tersebut masih tetap tinggi. "Cuaca masih menyediakan sentimen positif bagi minyak," jelas Zulfirman.

Cuaca ekstrem di AS memang mendorong kenaikan permintaan minyak. Namun, Nizar menduga, kenaikan harga ini sudah mentok alias sulit untuk naik lagi dalam waktu dekat. "Harga mungkin akan terkoreksi, karena harga minyak di atas US$ 100 per barel itu spekulatif," ujar Nizar.

Dia membandingkan dengan harga minyak pada Agustus 2013 yang menyentuh US$ 112 per barel. Lonjakan harga waktu itu terjadi karena kekacauan di Timur Tengah yang menyebabkan pasokan minyak terganggu. Sedangkan saat ini, Nizar menilai belum ada faktor yang begitu kuat mengerek harga minyak.

Secara teknikal, Nizar mengatakan, indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif yang berarti masih ada potensi kenaikan harga.

Sedangkan, indikator stochastic berada di level 87 yang menandakan jenuh jual. Grafik moving average (MA) berada di atas MA 50, MA 100 dan MA 200. Sedangkan, relative strength index (RSI) di level 65 yang berarti harga bergerak mendatar.

Dalam sepekan ke depan, Nizar menduga, harga minyak mungkin terkoreksi di kisaran US$ 97,00-US$ 102,00 per barel.

Zulfirman juga mengingatkan investor untuk mewaspadai aksi profit taking. Dia memproyeksikan harga minyak sepekan ke depan masih netral. Dia memprediksi  harga minyak bergulir di kisaran US$ 98,55-US$ 102,35 per barel.
Editor: Sofyan Nur Hidayat
 

USD masih tertekan

Oleh Yuliani Maimuntarsih - Senin, 17 Februari 2014 | 07:18 WIB
JAKARTA. Selama dua pekan, nilai tukar dollar Amerika Serikat (USD) terhadap sejumlah mata uang utama dunia terpuruk. Sentimen negatif rilis data pengangguran Amerika Serikat (AS) yang buruk.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (14/2, pasangan AUD/USD naik 0,61% menjadi 0,9034. Ini sejalan dengan pergerakan pairing USD/JPY yang terkoreksi 0,36% menjadi 101,80. Sedangkan, pasangan EUR/USD naik sebesar 0,08% menjadi 1,3693.

Untuk pasangan AUD/USD,  analis Soegee Futures Nizar Hilmy bilang, sentimen bagi USD tengah jelek. Sejumlah data ekonomi AS yang sudah dirilis belum menunjukkan pemulihan ekonomi secara merata. Indeks manufaktur per Januari melambat, sedangkan penambahan tenaga kerja di bawah ekspektasi pasar.

Di sisi lain, aussie tengah rebound setelah rilis data inflasi China yang stabil, dianggap mendukung prospek perdagangan Australia. "Prospek dollar sangat rentan," kata Nizar.

Penguatan yen Jepang terhadap dollar AS, menurut analis Megagrowth Futures Wahyu Tribowo Laksono, juga ditopang oleh data China yang bagus.

Pasangan EUR/USD, menurut Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, juga masih berpotensi menguat pada hari ini.
Editor: Sofyan Nur Hidayat
 

Kamis, 13 Februari 2014

Bursa Asia menuju kenaikan sepekan pertama di 2014

Jumat, 14 Februari 2014 | 08:57 WIB

TOKYO. Bursa Asia menuju kenaikan mingguan pertama di tahun 2014 pagi ini (14/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.47 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4% menjadi 135,69. Jika dihitung, sepanjang pekan ini, indeks acuan di kawasan regional sudah mendaki 1,8%.

Sementara itu, indeks Topix naik 0,2% di Jepang, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,7%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,7%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,1%.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni KDDI Corp dan Softbank Corp naik setidaknya 1,8% di Tokyo. Lalu ada pula saham Rio Tinto Group yang naik 0,7% di Sydney dan Kirin Holdings Co turun 7,3%.

Kenaikan pada bursa Asia pagi ini terjadi setelah aksi jual yang melanda pasar saham regional beberapa waktu terakhir. "Saat ini sepertinya cukup beralasan bagi investor untuk mulai mencari peruntungan di emerging market," jelas George Boubouras, chief investment officer Equity Trustees Ltd di Melbourne. Menurutnya, aksi jual di bursa Asia sudah cukup besar.

Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Di NY tadi malam, emas tembus US$ 1.300

Jumat, 14 Februari 2014 | 09:43 WIB

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia berhasil menembus kembali level US$ 1.300 per troy ounce untuk kali pertama sejak November lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 13.43 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran April naik 0,4% dan ditutup di posisi US$ 1.300 per troy ounce di Comex, New York.

Lompatan harga emas terjadi setelah sejumlah data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan sinyal negatif. Ambil contoh, daya penjualan ritel AS pada Januari lalu mencatatkan penurunan terbesar sejak Juni 2012 lalu. Selain itu, data pengajuan klaim pengangguran AS secara tidak terduga naik pada pekan lalu.

"Sinyal penurunan pada pasar tenaga kerja AS semakin nyata. Pelaku pasar semakin menyadari bahwa perekonomian masih membutuhkan stimulus untuk tumbuh. Hal itu menjadi sentimen positif bagi harga emas," jelas Jeff Sica, president Sica Wealth Management di Morristown. 
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Rabu, 12 Februari 2014

Harga minyak masih dalam tren reli

Kamis, 13 Februari 2014 | 10:08 WIB
SYDNEY. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam empat bulan terakhir pada transaksi pagi ini (13/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 11.29 waktu Singapura, harga kontrak minyak jenis WTI untuk pengantaran Maret berada di posisiUS$ 100,35 per barel atau turun 2 sen di New York Mercantile Exchange.

Kemarin, harga kontrak minyak WTI naik 0,4% menjadi US$ 100,37 sebarel, yang merupakan level tertinggi sejak 18 Oktober lalu.

Kenaikan harga minyak terjadi setelah data yang dirilis Energy Information Administration menunjukkan adanya penurunan cadangan minyak sebesar 2,67 juta barel pada pekan lalu.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Maret naik 11 sen menjadi US$ 108,79 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg

Di NY, harga emas capai level tertinggi 3 bulan!

Kamis, 13 Februari 2014 | 06:28 WIB

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia masi melanjutkan relinya pada tahun ini tadi malam (12/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 14.12 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran April naik sebesar 0,4% menjadi US$ 1.295 per troy ounce di Comex, New York. Bahkan pada transaksi sebelumnya, harga kontrak emas yang sama menembus posisi US$ 1.296,40 per troy ounce, yang merupakan level tertinggi sejak 8 November lalu.

Lompatan harga emas dipicu oleh spekulasi bahwa stimulus AS akan terus mengerek pesona emas sebagai aset investasi alternatif. Seperti yang diketahui, pada Selasa (11/2), Pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen menegaskan bahwa pasar tenaga kerja AS masih belum membaik sepenuhnya. Itu sebabnya, bank sentral AS akan melakukan penurunan stimulus secara bertahap.

Sementara itu, Fed Bank of St Louis President James Bullard pada rabu (12/2) menyatakan bahwa bank sentral belum akan menarik stimulus dalam jumlah besar.

"Pernyataan Bullard dan Yellen memperjelas bahwa the Fed tidak akan tergesa-gesa dalam menyudahi penggelontoran stimulus. Penggelontoran stimulus secara berkelanjutan ke dalam sistem finansial menyokong emas," urai Adam Klopfenstein, senior market strategist Archer Financial Services di Chicago.

Selain emas, harga kontrak perak juga ikut naik. Harga kontrak perak untuk pengantaran Maret naik 0,9% menjadi US$ 20,341 per troy ounce.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Harga emas merayap mendekati US$ 1.300

Kamis, 13 Februari 2014 | 09:35 WIB
SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia pagi ini (13/2) di Asia  diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Berdasarkan data Bloomberg, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat diperdagangkan di level US$ 1.292,63 per troy ounce pada pukul 09.15 waktu Singapura.

Kemarin, harga kontrak yang sama sempat berada di posisi US$ 1.296,32 per troy ounce, level tertinggi sejak 8 November lalu. Meski demikian, pada Rabu (12/2), posisi harga emas ditutup di level US$ 1.291,18 per troy ounce.

Pamor emas belakangan mulai kembali bersinar seiring aksi jual yang melanda pasar saham. Selain itu, para trader emas juga mempersiapkan diri atas kemungkinan dilakukannya kebijakan tapering stimulus oleh the Federal Reserve.

"Harga emas tengah menuju posisi US$ 1.300. Namun, perlu banyak sentimen positif agar bisa mencapai level tersebut," jelas James Steel, analis HSBC Securities Inc. Dia menambahkan, pernyataan Janet Yellen dinilai sebagai sentimen yang netral bagi emas.

Sekadar informasi, pernyataan Yellen di hadapan Kongres AS untuk kedua kalinya dijadwalkan akan berlangsung hari ini. Namun, sepertinya akan ditunda karena AS dilanda badai salju.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Selasa, 11 Februari 2014

Testimoni Yellen Lambungkan Harga Emas - INILAH.com

Testimoni Yellen Lambungkan Harga Emas - INILAH.com

Bursa Saham AS Euforia Respons Pidato Yellen - INILAH.com

Bursa Saham AS Euforia Respons Pidato Yellen - INILAH.com

Bursa AS melesat di New York

Rabu, 12 Februari 2014 | 05:48 WIB
NEW YORK. Bursa AS melejit pada transaksi penutupan bursa tadi malam (11/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 melaju 1,1% menjadi 1.819,75. Dengan demikian, dalam empat hari terakhir, kenaikan indeks S&P sudah mencapai 3,9%.

Sedangkan indeks Dow Jones menanjak 1,2% menjadi 15.994,77. Transaksi tadi malam melibatkan sekitar 7 miliar saham. Angka tersebut 11% lebih tinggi dari tingkat rata-rata volume transaksi 30 harian.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya: Cliffs Natural Resources Inc dan Mosaic Co yang naik lebih dari 2,4%. Selain itu, ada saham Boeing Co dan Goldman Sachs Group Inc yang naik 2,1%. Sedangkan Sprint Corp naik 2,7% dan CVS Caremark Corp naik 2,7%.

Wajah bursa AS terlihat sumringah terdongkrak pernyataan Janet Yellen di hadapan Kongres AS tadi malam.

"Pasar menyukai konsistensi dan apa yang kita dengar tadi pagi cukup konsisten dengan apa yang kita dengar berbulan-bulan yang lalu," jelas Steven Rees, head of US equities JPMorgan Private Bank. Dia menambahkan, Yellen menegaskan bahwa tapering akan terus dilanjutkan, namun tergantung kepada outlook perekonomian.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Yellen -yang tadi malam menyampaikan pernyataan publik pertama kali sebagai pimpinan the Fed- mengatakan bahwa guncangan pasar finansial tidak menimbulkan risiko besar terhadap outlook perekonomian AS.

Namun, "Meski pertumbuhan ekonomi meningkat, pemulihan di pasar tenaga kerja AS masih jauh dari kata selesai. Saya berkomitmen utuk mencapai dua target utama yakni membantu perekonomian sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga AS dan mengembalikan tingkat inflasi ke level 2% dan memastikan inflasi tidak akan melonjak di atas level tersebut," papar Yellen. 
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

GBP dalam tren naik

Oleh Sofyan Nur Hidayat, Yuliani Maimuntarsih - Rabu, 12 Februari 2014 | 07:35 WIB
JAKARTA. Poundsterling masih menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Laju penguatan GBP akan tergantung data inflasi Inggris yang akan dirilis, hari ini.
Data Bloomberg Selasa (11/2) pukul 17.00 WIB, menunjukkan, GBP menguat 0,19% dari hari sebelumnya versus USD menjadi 1,6435. Selanjutnya, GBP juga naik 0,40% terhadap yen menjadi 168,401. GBP juga terapresiasi 0,02% ke 0,83168 terhadap EUR.
Analis Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono mengatakan, pasca rilis data nonfarm payrolls Amerika Serikat (AS) yang di bawah ekspektasi, serta data tingkat pengangguran AS yang cukup bagus sebesar 6,6%, nilai tukar dollar AS terus melemah, termasuk juga terhadap GBP. "Ini akan jadi tolak ukur terhadap apa yang akan dilakukan oleh Gubernur The Federal Reserve, Janet Yellen ke depan," kata Suluh.
Apa yang disampaikan Yellen dalam testimoninya, kemarin malam, akan mempengaruhi pergerakan pasangan GBP/USD, hari ini.
Gerak GBP juga akan dipengaruhi data inflasi Inggris yang akan dirilis oleh Bank of England (BOE), hari ini. Menurut analis Soegee Futures, Nizar Hilmy, pergerakan harga GBP/JPY masih konsolidasi. "Pasar menunggu data terbaru yang akan dirilis BOE," kata Nizar.
Editor: Sofyan Nur Hidayat
 

Yellen mau berpidato, harga emas berkilau

Oleh Dina Farisah - Selasa, 11 Februari 2014 | 13:28 WIB
JAKARTA. Harga emas kembali menguat pada Selasa (11/2) hingga menyentuh ke level US$1.287 per ons troi. Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra bilang, penguatan emas didukung adanya kenaikan permintaan emas fisik di China.
Sementara itu, dollar Amerika Serikat (AS) melemah karena mengantisipasi pidato Janet Yellen, Gubernur Bank Sentral AS (Fed) yang akan disampaikannya hari ini, Selasa (11/2) waktu setempat. "Fokus pasar hari ini adalah testimoni Janet Yellen nanti malam pukul 22.00 WIB," jelas Ariston, Selasa (11/2).
Menurut Ariston, indikator teknikal pada grafik 4 jam menunjukkan indikasi penguatan. Namun harga saat ini sedang terkoreksi ke area US$ 1.282 per ons troi. Harga emas kemungkinan bisa mempertahankan penguatan dengan potensi target ke area US$ 1.294 per ons troi, selama bisa bertahan di atas US$ 1.277 per ons troi.
Sementara itu jika harga menuju ke bawah level US$ 1.270 per ons troi, maka harga emas berpeluang melemah ke area US$ 1.264 per ons troi.
Editor: Asnil Bambani Amri
 

Wow! Emas mendaki ke level tertingginya di 2014

Selasa, 11 Februari 2014 | 10:36 WIB
SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia pagi ini (11/2) melompat ke level tertinggi sejak November 2013. Data Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik sebesar 0,8% menjadi US$ 1.284,34 per troy ounce. Ini merupakan level harga tertinggi sejak 18 November lalu. Pada pukul 10.29 waktu Singapura, kontrak yang sama ditransaksikan di posisi US$ 1.284,08.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran April naik sebesar 0,8% menjadi US$ 1.284,50 per troy ounce di Comex, New York.

Investor kembali berburu emas seiring spekulasi investor bahwa the Federal Reserve akan kembali melakukan pemangkasan nilai stimulusnya. Pimpinan the Fed Janet Yellen akan menyampaikan pernyataannya di hadapan Kongres AS pada hari ini untuk pertama kalinya sejak ia memimpin. Dia akan menyampaikan arah kebijakan moneter yang akan the Fed ambil ke depannya.

Faktor lainnya adalah aksi beli emas oleh buyer di China. Asal tahu saja, pada tahun lalu, konsumsi emas China menembus rekor tertingginya.

"Buyer dari China terbilang aktif beberapa waktu belakangan. Namun, untuk jangka panjang, outlook harga emas masih bearish seiring dilanjutkannya pemangkasan stimulus di AS," papar Yang Xi, analis Yongan Futures Co yang berbasis di Hangzhou.

Dia menambahkan, dukungan terhadap  harga emas kemungkinan akan datang dari kenaikan permintaan emas jika dampak tapering yang berkelanjutan menyebabkan dana panas hengkang dari emerging market.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Senin, 10 Februari 2014

Rebound, Wall Street berakhir di zona aman

Selasa, 11 Februari 2014 | 05:19 WIB
NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS ditutup sumringah pada transaksi tadi malam (10/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks S&P 500 naik 0,2% menjadi 1.799,84. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,1% menjadi 15.801,79.

Transaksi tadi malam melibatkan6,2 miliar saham. Angka tersebit 1,6% di bawah volume rata-rata transaksi tiga bulanan.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Apple Inc yang naik 1,8%, Yelp Inc melompat 1,9%, dan McDonald's Corp turun 1,1%.

Pergerakan positif Wall Street terjadi sebelum Pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen menyampaikan laporan kebijakan moneternya yang dijadwalkan pada hari ini.

"Saat ini, kita juga sangat dekat dengan musim rilis kinerja emiten. Sehingga, pada titik ini, investor mulai fokus pada berita makro ekonomi, baik yang bagus maupun yang negatif," papar John Carey, fund manager Pioneer Investment Management Inc di Boston.

Dia menambahkan, ekspektasi umum pelaku pasar saat ini adalah bahwa Yellen akan melanjutkan kebijakan tapering dan tingkat suku bunga rendah, "Selama sinyal yang ada menunjukkan status quo, pasar akan sedikit menarik nafas lega," imbuhnya.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Harga minyak mentah memanas

Oleh Dina Farisah - Selasa, 11 Februari 2014 | 07:10 WIB
JAKARTA. Harga minyak mendidih lagi dan mendekati level US$ 100 per barel. Spekulasi peningkatan permintaan minyak Amerika Serikat (AS) memicu kenaikan harga.

Kemarin, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI)  untuk pengiriman Maret 2014 di New York Mercantile Exchange diperdagangkan di level US$ 99,53 per barel  pada pukul 17.58 WIB.  Meski turun 0,35% dibanding posisi akhir pekan lalu, namun harganya  mulai mendekati level US$ 100 per barel. Bahkan, pada perdagangan pagi, harganya sempat menyentuh US$ 100,46 per barel.

Pekan lalu, harga minyak pun naik cukup signifikan, sebesar 2,45%. Penyebabnya, tingkat pengangguran AS pada Januari lalu turun ke level 6,6% dibanding bulan sebelumnya, 6,7%. Ini posisi terendah sejak Oktober 2008.

Data positif itu memunculkan ekspektasi permintaan minyak dari AS bakal meningkat. Alhasil, harga minyak cenderung naik. Maklum, AS merupakan negara pengguna minyak terbesar di dunia.

Secara umum, menurunnya tingkat pengangguran menunjukkan pasar tenaga kerja terus dalam pemulihan. "Investor bisa menjual kontrak WTI, jika mencapai US$ 100,75 per barel," kata Ric Spooner, Head of Research CMC Markets di Sydney, seperti dikutip dari Bloomberg.

Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menjelaskan, harga minyak sempat menyentuh US$ 100,43 per barel pada perdagangan Senin (10/2). Namun, kemudian  harganya kembali ke level US$ 99,70. Makanya, ia menduga, pergerakan harga minyak akan cenderung sideways. Sebab, harga saat ini sudah cukup mahal.

Bisa tembus US$ 100

Pekan ini, harga minyak akan digerakkan sejumlah sentimen dari  Eropa, China dan AS. Menurut Zulfirman, data pertumbuhan domestik bruto (PDB) Eropa kemungkinan bisa membawa dampak positif ke harga minyak. Tapi , kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi China menahan laju harga.  Pasar juga tengah menanti pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen soal kelanjutan program tapering.

Analis PT SoeGee Futures, Nanang Wahyudin menduga, harga minyak masih akan naik di jangka pendek. Dalam beberapa hari mendatang, harga minyak berpotensi ditutup di atas level US$ 100 per barel. Namun, perlu dilihat juga sejauh mana pelemahan dollar AS. Jika dollar masih tertekan, positif bagi harga komoditas, termasuk minyak.

Secara teknikal, Zulfirman bilang, harga minyak menunjukkan bullish. Ini tercermin dari posisi harga di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Indikator moving average convergence divergence (MACD) dan stochastic juga bergerak naik. Sementara, relative strength index (RSI) agak flat.

Prediksi Zulfirman, harga minyak dapat berlanjut reli, jika bisa menembus US$ 100,70 per barel. Sepekan ini, harga minyak diperkirakan bergulir di kisaran US$ 96,5-US$ 102,20 per barel.  Nanang menduga, harga minyak akan bergerak antara US$ 98,50-US$ 101 per barel.
Editor: Dupla KS