SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia pagi ini
(27/2) masih memberikan sinyal bearish. Mengutip data Bloomberg, pada
pukul 08.52 waktu Singapura, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat
diperdagangkan di posisi US$ 1.328,7 per troy ounce. Kemarin, harga
kontrak yang sama ditutup di posisi US$ 1.330,57 per troy ounce.
Penurunan harga emas terjadi pasca pemerintah AS merilis data penjualan rumah yang secara tidak terduga naik ke posisi tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Sebelumnya, harga emas sempat mendaki seiring spekulasi bahwa akan terjadi perlambatan pada ekonomi AS. Selain itu, ketidakstabilan ekonomi di emerging market akan mendongkrak permintaan emas sebagai safe haven.
"Harga emas jatuh akibat aksi profit taking investor setelah data penjualan rumah AS naik ke level tertinggi dalam lima tahun. Sementara itu, laju penurunan pasar emas tertahan oleh ketegangan politik di Eropa Timur," jelas James Steel, analis HSBC Securities Inc.
Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran April naik 0,2% menjadi US$ 1.345,60 per troy ounce. Ini merupakan level harga tertinggi untuk kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan sejak 30 Oktober lalu.
Penurunan harga emas terjadi pasca pemerintah AS merilis data penjualan rumah yang secara tidak terduga naik ke posisi tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Sebelumnya, harga emas sempat mendaki seiring spekulasi bahwa akan terjadi perlambatan pada ekonomi AS. Selain itu, ketidakstabilan ekonomi di emerging market akan mendongkrak permintaan emas sebagai safe haven.
"Harga emas jatuh akibat aksi profit taking investor setelah data penjualan rumah AS naik ke level tertinggi dalam lima tahun. Sementara itu, laju penurunan pasar emas tertahan oleh ketegangan politik di Eropa Timur," jelas James Steel, analis HSBC Securities Inc.
Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran April naik 0,2% menjadi US$ 1.345,60 per troy ounce. Ini merupakan level harga tertinggi untuk kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan sejak 30 Oktober lalu.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar