INILAH.COM, Jakarta – Harga emas sempat meroket seiring rilis data tenaga karja AS sebelum akhirnya kembali melemah. Bagaimana arah harga logam mulia ini berikutnya?
Berdasarkan data yang dilansir Cnbc.com, pada perdagangan Kamis (6/2/2014) hingga pukul 12.11 WIB harga emas internasional ditransaksikan melemah sebesar US$0,70 (0,06%) ke posisi US$1.256,2 per troy ounce.
Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas sempat melejit ke area US$1274 per troy ounce semalam. “Penguatan ini berkat data tenaga kerja AS yang disurvei ADP lebih rendah dari ekspektasi pasar, namun akhirnya turun kembali ke area US$1.255 hingga pagi ini,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Data ekonomi AS, lanjut dia, menjadi market mover bagi harga emas belakangan ini. “Pasar masih fokus ke data tenaga kerja AS. Hari ini akan dirilis data klaim tunjangan pengangguran mingguan dan besok akan dirilis data Non-Farm Payrolls dan tingkat pengangguran,” ujarnya.
Tekanan turun, lanjut dia, masih terlihat pada grafik H1 seperti yang ditunjukkan oleh menurunnya 3 indikator yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), Stochastics dan The Relative Strength Index (RSI). “Sementara pada grafik H4 (4 jam) tekanan turun baru ditunjukan oleh indikator stochastics,” tuturnya.
Tekanan turun tadi pagi tertahan oleh Simple Moving Average (MA)200 grafik 1 jam yang berada di kisaran US$1.255.50. “Harga mungkin berpotensi tertekan ke area US$1.251 per troy ounce,” papar dia.
Namun demikian, Ariston menggarisbawahi, tekanan lanjutan membutuhkan penembusan ke bawah level US$1.251 per troy ounceini dengan potensi target ke area US$1.246.“Sementara pergerakan naik ke area US$1.275 membutuhkan konfirmasi penembusan ke atas resisten US$1.261 per troy ounce,” imbuh Ariston. [jin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar