INILAHCOM, London - Pasar emas menarik investor saat terjadi gejolak ekonomi. Saat ini, ada potensi yang dapat mempengaruhi pasar emas. Apa saja itu?
Pasar emas ke depan memiliki keraguan. Walaupun sepanjang tahun ini telah naik 10 persen dan berada di atas level US$1.300 per troy ons lagi. Hal ini tidak seperti tahun 2013 lalu yang tergerus 20%. Demikian mengutip cnbc.com.
Jadi apa saja yang dapat mempengaruhi pasar emas? Saat ini ada tiga hal yang menjadi jawabannya. Pertama kecelakaan ekonomi di China, gelombang deflasi dan resesi ekonomi di negara maju.
Selama ini emas sudah seiring sejalan dengan prediksi yang dilakukan analis. Jadi bisa rugi seandainya diabaikan sekarang.
Sebab, pasar keuangan belum tumbuh sesuai harapan. Artinya ekonomi di negara maju terganggu karena ekonomi globa belum pulih. Bank Sentral menghentikan stimulus nya. Emas pun akan menjadi aset lindung nilai.
Saat emas berjangka mengalami aksi jual, permintaan emas fisik mengalami peningkatan. Kenaikan ini terjadi di China setelah ada stimulus moneter. Tahun lalu permintaan emas naik 21 persen.
World Gold Council mencatat kenaikan di India dan China. Hal ini karena ada dana yang keluar dari pasar keuangan di tahun 2013. Adanya hot money yang keluar dari pasar spekulasi. Hal ini meningkatkan permintaan fisik terhadap emas.
1. Perekonomian China Saat ini, tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi pada perekonomian China. Beberapa data statistik tidak dapat dipercaya. Namun telah terjadi peningkatan utang. Ada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Generasi baru China yang kaya telah memiliki produk wealth manajement. Namun instrumennya tidak selektif. Hal ini seperti krisis subprime mortgage di Florida AS tahun 2007 lalu. Jika dana tersebut keluar maka ekonomi China bisa goncang. Emas akan menjadi aset lindung nilai lagi.
2. Ancaman Deflasi Pasar telah mengabaikan tren deflasi menggerogoti ekonomi zona Eropa. Namun tidak dapat membiarkannya terlalu lama. Data Senin kemarin menunjukkan harga konsumen jatuh seperti di Siprus dan Yunani. Italia juga mencatat harga konsumen jatuh 2,1 persen di bulan Januari 2014. Prancis turun 0,6%.
Penurunan harga ini sebagai indikasi perekonomian dalam kesulitan baru. Hal ini akan memukul sektor riil dengan permintaan yang rendah. Apalagi masalah rasio utang terhadap DB sudah 130 persen seperti di Italia. Ini merupakan masalah besar.
Jika deflasi terus berlanjut maka akan membawa Eropa dalam krisis tahap ketiga. Bank Sentral Eropa memiliki ruang untuk melakukan stimulus moneter menahan deflasi. Hal ini akan meningkatkan harga emas.
3. Ancaman Resesi Saat ini perekonomian global masih terpengaruh krisis ekonomi tahun 2008 lalu. Pertumbuhan ekonomi melambat dalam periode lima tahunan.
Bila permintaan produk terus melemah maka resesi akan mengancam di tahun 2016. Ini risiko yang tak terelakkan. Apalagi AS masih mengalami masalah di pasar tenaga kerja.
Harga emas memiliki catatan panjang yang terkait dengan masalah ekonomi global. Jadi emas memiliki prospek yang lebih aman dengan beberapa potensi krisis tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar