Oleh Barratut Taqiyyah - Rabu, 03 April 2013 | 08:10 WIB | Sumber Bloomberg
NEW YORK. Harga si kuning mentereng semakin murah pada transaksi
perdagangan tadi malam di New York (2/4). Berdasarkan data Bloomberg,
pada pukul 13.35 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran
Juni merosot 1,6% menjadi US$ 1.575,90 per troy ounce di Comex New York.
Ini merupakan penurunan terbesar sejak 20 Februari lalu.
Emas
mencatat penurunan terbesar dalam lima pekan terakhir terjadi seiring
rendahnya minat investor untuk mengoleksi emas. Selain itu, penguatan
dollar AS juga memangkas permintaan emas sebagai investasi alternatif.
Minimnya minat investor terhadap emas tercermin pada tingkat kepemilikan emas pada exchange traded products yang anjlok 6,9% pada kuartal I 2013 lalu. Ini merupakan penurunan kuartalan terbesar sejak 2004 silam.
"Rendahnya
tingkat permintaan fisik emas dan penguatan dollar AS menekan
pergerakan emas. Harga emas belum akan menanjak karena ekonomi Eropa
tidak terguncang meskipun masih ada kecemasan akan perlambatan
pertumbuhan di kawasan tersebut," papar Bill O'Neill, partner Logic
Advisors di New Jersey.
Sementara itu, tim analis Societe Generale SA menilai, harga emas sudah masuk ke fase bubble dan akan menuju ke pasar bearish
seiring semakin membaiknya perekonomian AS yang mendorong the Federal
Reserve untuk membatasi stimulus yang mereka gelontorkan.
Catatan
saja, sepanjang tahun ini, harga emas sudah merosot sebesar 6%.
Kenaikan pada pasar saham serta pertumbuhan ekonomi yang kuat memangkas
permintaan emas sebagai haven. Padahal, selama 12 tahun sebelumnya,
harga emas berhasil menorehkan kenaikan.
http://investasi.kontan.co.id/news/masuk-fase-bubble-emas-di-ny-semakin-murah/2013/04/03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar