NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah naik untuk hari kedua di New York, Kamis (12/4/2012) waktu setempat karena saham-saham Amerika Serikat (AS) naik dan dollar AS melemah terhadap euro karena adanya spekulasi bahwa bank-bank sentral akan menstimulus pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan moneter.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengantaran Mei 94 sen menjadi 103,64 dollar AS per barrel di Nymex. Sedangkan, minyak Brent untuk penetapan Mei juga naik 1,53 dollar AS, atau 1,3 persen, menjadi 121,71 dollar AS per barrel di ICE Futures Europe exchange, London. "Rencana stimulus mungkin akan berada di atas meja kembali dan itu tentu mendukung untuk komoditas," sebut Tom Bentz, Direktur BNP Paribas Prime Brokerage Inc, di New York, Kamis waktu setempat.
Wakil Gubernur Bank Sentral AS (the Fed), Janet Yellen, memberikan tanda bahwa biaya pinjam kemungkinan akan tetap rendah hingga 2014 seiring the Fed kehilangan targetnya untuk lapangan pekerjaan yang penuh dan menjaga inflasi untuk tetap terkendali. Langkah ini telah dipastikan the Fed pada bulan lalu, dan diumumkan pertama kali oleh the Fed pada bulan Januari 2012, di mana bank sentral akan menjaga suku bunga mendekati nol persen hingga 2014 dengan pertimbangan ekonomi tidak akan berubah banyak ke depannya.
Di tempat lain, Gubernur The Bank of Japan, Masaaki Shirakawa, Kamis waktu setempat, mengatakan, bank akan mengejar "powerful easing" demi mengatasi deflasi. Karena langkah-langkah bank sentral tersebut, indeks Standard & Poor's 500 menguat 1.4 persen. Sedangkan, dollar AS justru melemah 0.8 persen terhadap euro. Melemahnya dollar AS memberikan sentimen positif bagi komoditas sebagai alternatif investasi selain mata uang AS tersebut. "Kami bergerak secara tandem dengan saham-saham," tambah Tom.
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/04/13/07525745/Dollar.AS.Melemah..Harga.Minyak.Naik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar