Senin, 27 Januari 2014

Emas turun dari posisi tertingginya dalam 10 pekan

Selasa, 28 Januari 2014 | 06:19 WIB
NEW YORK. Harga kontrak emas dunia turun dari posisi tertingginya dalam 10 pekan terakhir, tadi malam (27/1). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 13.38 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran April turun 0,1% menjadi US$ 1.263,50 per troy ounce di Comex, New York.

Pada transaksi sebelumnya, kontrak yang sama sempat menyentuh posisi US$ 1.280,10 per troy ounce, yang merupakan level tertinggi untuk kontrak yang diperdagangkan paling aktif sejak 18 November lalu.

Lagi-lagi, faktor penurunan harga emas masih terkait dengan beredarnya spekulasi bahwa the Federal Reserve akan kembali melanjutkan rencana pemangkasan nilai stimulus mereka pada pekan ini. Kondisi itu yang kemudian mempengaruhi tingkat permintaan emas sebagai safe haven.

Sekadar mengingatkan, pada Desember lalu, bank sentral AS memangkas nilai pembelian obligasi bulanan (tapering) senilai US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar seiring semakin membaiknya perekonomian. Nah, pada pertemuan bulan ini, para pelaku pasar kembali memprediksi the Fed akan kembali melakukan langkah serupa. The Fed akan memulai pertemuan dua hari mereka mulai hari ini (28/1).

"Pelaku pasar sangat ingin mengetahui apakah the Fed akan mempertahankan kebijakan tapering dalam beberapa bulan ke depan," jelas Tommy Capalbo, broker Newedge Group di New York.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Di pasar Asia, kilau emas meredup lagi

Selasa, 28 Januari 2014 | 09:47 WIB
SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia pagi ini mencatatkan penurunan setelah sebelumnya sempat bertengger di posisi tertinggi dalam dua bulan di New York.

Mengutip data Bloomberg, pada pukul 08.57 waktu Singapura, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat diperdagangkan di posisi US$ 1.256,15 per troy ounce. Kemarin, kontrak yang sama sempat berada di posisi US$ 1.279,61 per troy ounce, yang merupakan level tertinggi sejak 18 November lalu.

Harga emas kembali turun setelah investor berspekulasi bahwa the Federal Reserve akan kembali memangkas nilai stimulus mereka. Selain itu, sentimen lainnya adalah penurunan  permintaan emas di Asia sebelum perayaan Tahun Baru Imlek.

"Harga emas bisa semakin tertekan seiring kebijakan yang diambil the Fed. Meskipun banyak yang memprediksi the Fed akan kembali memangkas stimulus senilai US$ 10 miliar, namun, mereka tetap menunggu pengumuman langsung dari the Fed," jelas Edward Meir, analis INTL FCStone di New York.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran April turun 0,6% menjadi US$ 1.256,30 per troy ounce di Comex, New York.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Cadangan diramal tinggi, harga minyak terkoreksi

Selasa, 28 Januari 2014 | 09:56 WIB
SINGAPURA. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati level terendah dalam sepekan terakhir pada transaksi pagi ini (28/1).

Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.13 waktu Sydney, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Maret berada di posisi US$ 95,78 per barel atau naik 6 sen di New York Mercantile Exchange. Kemarin, kontrak minyak yang sama turun 1% menjadi US$ 95,72 sebarel, yang merupakan level terendah sejak 21 Januari lalu.

Harga minyak kembali turun seiring adanya prediksi pelaku pasar mengenai kenaikan cadangan minyak di AS. Seperti yang diketahui, AS merupakan negara konsumen minyak terbesar dunia. Hasil survei Bloomberg menunjukkan, cadangan minyak AS pada pekan lalu akan naik sebanyak 2 juta barel. Data cadangan minyak ini akan dirilis oleh Energy Information Administration besok.

"Kita memiliki sejumlah isu untuk menggerakkan pasar pada pekan ini, termasuk di antaranya data cadangan minyak AS. Pasar energi sudah naik cukup tinggi dan adanya sedikit koreksi sehat merupakan hal yang normal," urai Michael McCharty, chief strategist CMC Markets di Sydney.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Maret naik 29 sen atau 0,3% menjadi US$ 106,98 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Defisit bujet melebar, yen melemah

Oleh Dina Farisah - Selasa, 28 Januari 2014 | 06:51 WIB

JAKARTA. Mata uang yen melemah, mengakhiri penguatan dalam dua hari terakhir terhadap dollar AS dan euro. Yen melemah setelah Pemerintah Jepang merilis laporan defisit neraca perdagangan Jepang di 2013 lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.
Pasangan EUR/JPY, Senin (27/1) sampai pukul 17.00 WIB, naik 0,32% menjadi 140,44 dari posisi akhir pekan lalu. Pairing USD/JPY juga naik 0,25% ke 102,57 dan pairing AUD/JPY pun menguat 0,60% ke 89,360.
“Defisit perdagangan menjadi faktor yang mendorong pelemahan yen dalam jangka menengah hingga jangka panjang. Data tersebut memicu aksi jual yen,” kata Kengo Suzuki, Kepala Strategi Mata Uang Mizuho Securities Co di Tokyo seperti dikutip Bloomberg.
Asal tahu saja, defisit neraca perdagangan Jepang mencapai rekor sebesar ¥ 11,5 triliun atau US$ 112,2 miliar pada tahun lalu. Defisit itu naik dua kali lipat dari tahun 2012.
Tekanan atas yen semakin besar setelah imbal hasil obligasi US Treasury 10 tahun naik 0,01% menjadi 2,73%. Dus, USD/JPY pun menguat. Dollar AS kian perkasa karena fokus pelaku pasar tertuju pada hasil pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) yang kemungkinan akan mengurangi pembelian obligasi AS. Saat ini, pembelian obligasi bulanan AS tercatat US$ 75 miliar. Menurut survei Bloomberg, pembelian aset itu akan dikurangi sebesar US$ 10 miliar pada setiap pertemuan The Fed, sebelum akhirnya mengakhiri program stimulus di tahun ini.
Sentimen ini, kata Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures, akan memperkuat posisi dollar AS karena pelaku pasar mengalihkan asetnya pada dollar AS.
Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures mengatakan, rilis data ekonomi Jerman yang positif juga mendorong penguatan euro atas yen. Indeks iklim bisnis Jerman naik menjadi 110,6 pada Januari 2014. Angka ini lebih besar dari bulan sebelumnya 109,5. Data itu juga merupakan pencapaian tertinggi sejak Juli 2011.

Editor: Avanty Nurdiana
 

Investor Asia memilih tunggu hasil the Fed

Selasa, 28 Januari 2014 | 08:41 WIB

TOKYO. Sebagian besar saham yang diperdagangkan di bursa Asia masih memberikan sinyal merah pada transaksi perdagangan hari ini (28/1). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.17 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 134,77.

Sementara, kemarin, indeks acuan di kawasan regional ini mencatatkan penurunan terbesar sejak Juni lalu.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni: BHP Billiton Ltd yang turun 1,5% di Sydney, Komatsu Ltd yang naik 2,3% di Tokyo, dan LG Display Co yang turun 3,8% di Seoul.

Isu utama yang masih membayangi bursa Asia di antaranya spekulasi mengenai rencana lanjutan tapering atau pemangkasan nilai stimulus oleh the Federal Reserve. Seperti yang diketahui, the Fed akan menggelar pertemuan bulanan dua harinya yang dimulai pada hari ini.

"Investor malas melakukan aksi apapun hingga mereka mengetahui pernyataan kebijakan the Fed. Jika hasil keputusan sudah keluar, maka kita baru bisa melihat reaksi pasar terkait hal itu," jelas Toshihiko Matsuno, strategist SMBC Friend Securities Co.

Sementara itu, indeks Topix Jepang pagi ini naik 0,3%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan tak banyak mencatatkan perubahan, indeks ASX/200 Australia turun 0,7%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,2%.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Minggu, 26 Januari 2014

Bursa AS Turun Kian Khawatirkan Ekonomi China - INILAH.com

Bursa AS Turun Kian Khawatirkan Ekonomi China - INILAH.com

Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Dua Bulan - INILAH.com

Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Dua Bulan - INILAH.com

INILAH.COM, Jakarta – Harga emas terus meroket hingga mencapai level tertinggi dalam dua bulan di level US$1.279 per troy ounce. Aksi pengalihan risiko mendongkrak permintaan logam mulia ini.

Berdasarkan data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Senin (27/1/2014) hingga pukul 11.40 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat sebesar US$7,10 (0,56%) ke posisi US$1.271,4 per troy ounce.

Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, pengaruh sentimen risk off atau pengalihan resiko dan juga tingginya permintaan fisik emas musiman di kawasan Asia mendorong penguatan harga emas Jumat (24/1/2014) pekan lalu.
“Harga emas berhasil menyentuh level tertinggi 2 bulan di kisaran US$1.279 tadi pagi,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (27/1/2014).

Setelah itu, harga emas perlahan terkoreksi dan kini berada di kisaran US$1.271 per troy ounce. “Harga masih bergerak di atas bullish trend channel (garis coklat) yang mengindikasikan potensi penguatan lanjutan. Resisten terdekat di US$1.279, selanjutnya di US$1.285 per troy ounce,” ujarnya.

Namun demikian, kata dia, bila harga menembus ke bawah level support di US$1.265, harga berpotensi menuju support selanjutnya di kisaran US$1.256 per troy ounce.

“Hari ini data penjualan rumah baru AS mungkin bisa menjadi market mover bagi emas. Data yang lebih buruk dari perkiraan mungkin bisa mengangkat harga emas lagi,” imbuhnya. [jin]

Pasar saham jeblok, kilau emas bersinar lagi

Senin, 27 Januari 2014 | 08:39 WIB
SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia mendaki ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir pada transaksi pagi ini (27/1). Berdasarkan data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik 0,8% menjadi US$ 1.279,61 per troy ounce. Ini merupakan level tertinggi sejak 18 November lalu. Per pukul 08.04 waktu Singapura, kontrak yang sama ditransaksikan pada posisi US$ 1.275,53 per troy ounce.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran April naik sebesar 1,2% menjadi US$ 1.280,10 per troy ounce di Comex, New York. Ini merupakan level tertinggi sejak 18 November lalu.

Adapun faktor pendorong yang menyebabkan harga si kuning mentereng naik adalah aksi jual aset-aset di pasar saham emerging market. Kondisi ini yang kemudian memicu tingkat permintaan untuk safe haven.

"Sebenarnya, harga emas sudah memasuki momentum kenaikan. Adanya aksi jual di pasar saham emerging market semakin mendorong harga emas," jelas Kelly Teoh, strategist IG Asia Ltd di Singapura. Dia menambahkan, permintaan emas sudah mulai terlihat sejak awal tahun ini.

Di China, misalnya, tingkat volume untuk kontrak acuan di Shanghai Gold Exchange berhasil melampaui tingkat rata-rata volume harian di kuartal empat yakni sekitar 11.525 kilogram per harinya sejak 6 Januari lalu.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Si kuning kembali menjadi safe haven

Oleh Febrina Ratna Iskana - Senin, 27 Januari 2014 | 07:20 WIB
JAKARTA. Kilau emas makin kinclong. Pasar memburu emas, sebagai safe haven, lantaran isu perlambatan pertumbuhan ekonomi China.

Sepekan terakhir, harga emas untuk kontrak pengiriman Februari 2014 di bursa Comex melesat 1% ke level US$ 1.264, 30 per ons troi. Bahkan, pada Jumat (24/1), harga si kuning ini sempat menyentuh US$ 1.273,20 per ons troi. Ini level tertinggi sejak 20 November 2013.

Harga emas di dalam negeri pun naik signifikan. Akhir pekan lalu (24/1), emas batangan di Divisi Logam Mulia, PT Antam Tbk, mencapai Rp 540.000 per gram. Artinya, dalam sepekan sudah naik Rp 10.000 per gram, atau sekitar 1,9%.

Pasar kembali mengoleksi emas, karena kekhawatiran pertumbuhan ekonomi China kehilangan momentum. Pasalnya, PMI manufaktur China per Januari 2014 turun ke 49,6, dari bulan sebelumnya, 50,5. Data ini memicu pasar saham global terkoreksi tajam pada Jumat lalu. Pasar pun mengalihkan dananya pada aset yang aman.

Apalagi, harga emas terbilang murah, setelah tahun lalu terkoreksi sebesar 28%.

Kepala Riset dan Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menilai, kabar  dari China memicu pelaku pasar keluar dari aset berisiko, dan beralih ke emas. "Peralihan arus investasi ini mengerek permintaan, sehingga harganya melaju," jelasnya.

Analis senior PT Millenium Penata Futures, Suluh A. Wicaksono menambahkan, laju emas juga terdorong permintaan dari negara-negara importir besar, terutama India. Sebab, sejak awal 2014,  India mempertahankan pajak impor emas, sebesar 10%.

"Selama ini, pajak impor emas yang tinggi menyebabkan permintaan lesu. Ketika tak ada kenaikan pajak, daya beli pun meningkat," ujarnya.

Antisipasi The Fed

Ariston menduga, pekan ini, emas akan bergerak terbatas, karena pelaku pasar menunggu keputusan The Fed terkait pemangkasan stimulus moneter (tapering).
Berbeda dengan Suluh, yang optimistis, harga emas akan bullish sepekan ini. "Kemungkinan The Fed tidak akan memangkas stimulus mengingat sejumlah data ekonomi Amerika tidak terlalu kuat. Ini akan melemahkan dollar, sehingga emas menguat," prediksinya.

secara teknikal,  Ariston bilang, harga emas terlihat berusaha melanjutkan  penguatan. Indikator stochastic yang berada di level 38 dan sudah masuk ke area jenuh jual (oversold)), mulai bergerak naik menuju daerah netral. Sedangkan, moving average convergence divergence (MACD) masih di bawah garis 0. Ini menunjukkan adanya pelemahan. Relative strength index (RSI) di level 43, yang juga menunjukkan adanya tekanan.

"Ada momentum naik, cuma harus menunggu momentum setelah adanya keputusan dari The Fed," kata Ariston.

Prediksi dia, sepekan ini, harga emas akan bergulir di kisaran US$ 1.236-US$ 1268 per ons troi. Sedangkan, Suluh menduga, emas bergerak antara US$ 1.230-US$ 1.285.
http://investasi.kontan.co.id/news/si-kuning-kembali-menjadi-safe-haven

Harga minyak terkerek cuaca dingin di AS

Senin, 27 Januari 2014 | 09:02 WIB
SINGAPURA. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI), pagi ini (27/1), kembali menanjak untuk hari ke enam. Mengutip data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Maret naik sebesar 51 sen menjadi US$ 97,15 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 08.35 waktu Singapura, kontrak yang sama diperdagangkan di posisi US$ 97,10 per troy ounce.

Pada 24 Januari lalu, harga minyak WTI ditutup dengan penurunan 68 sen atau 0,7% menjadi US$ 96,64 per barel.

Cuaca dingin di AS menjadi salah satu faktor yang mengerek kenaikan harga minyak. Pasalnya, kebutuhan energi untuk pemanas ruangan semakin meningkat. Apalagi, Commodity Weather Group LLC mempediksi Januari akan menjadi bulan terdingin di negara tersebut tahun ini.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Maret naik 6 sen menjadi US$ 107,94 per barel di ICE Futures Europe exchange di London.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Bursa Jepang ambles, bursa Asia terseret jatuh

Senin, 27 Januari 2014 | 08:30 WIB
TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia dilanda aksi jual pada transaksi awal pekan (27/1). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.51 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific tergerus 1,4%.

Salah satu penyebab penurunan bursa Asia adalah anjloknya bursa Jepang. Asal tahu saja, pagi ini, indeks Topix ambles hingga 2,6%. Sementara, indeks Nikkei 225 Stock Average terpangkas 2,5%. Bursa Jepang kompak memerah setelah yen menyentuh level paling perkasa dalam sebulan terakhir versus dollar AS.

Sejumlah faktor lain yang turut mempengaruhi bursa Asia di antaranya: pelemahan won, adanya sinyal perlambatan pertumbuhan ekonomi China, hingga guncangan politik di Thailand yang mengancam ditundanya pelaksanaan pemilu yang dijadwalkan pada 2 Februari mendatang.

"Tema utama hari ini adalah isu-isu hangat di emerging market. Yen Jepang dan franc Swiss sejauh ini memiliki performa yang spektakuler, yang mengindikasikan aksi beli safe haven. Sekarang, waspadai bearish atas dua mata uang ini," jelas David Croy, head of markets research ANZ Bank New Zealand Ltd di Wellington.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Gas alam memanas terpicu cuaca

Oleh Febrina Ratna Iskana - Senin, 27 Januari 2014 | 07:20 WIB
JAKARTA. Harga gas alam meroket. Cuaca ekstrem di Amerika Serikat memicu lonjakan permintaan, sehingga mendongkrak laju harga bahan bakar ini. Apalagi, stok gas alam di Negeri Paman Sam berkurang drastis selama musim dingin.

Di Bursa Nymex hingga Jumat (24/1), harga gas alam untuk kontrak pengiriman Februari melesat 9,56% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 5,182 per juta kaki kubik (mmbtu). Ini level tertinggi sejak Juni 2010. Dalam sepekan terakhir, harganya pun sudah melejit 16,94%.

"Cuaca dingin bukan hanya di satu lokasi, tapi menerjang wilayah Amerika mulai dari Chicago sampai mengarah ke  negara di bagian Timur," kata Stephen Schork, Presiden Shorck Grup Inc., seperti dikutip Bloomberg.

Bulan Januari menjadi bulan dengan cuaca terdingin di 48 negara bagian di AS. Cadangan gas alam, yang digunakan 49% rumah tangga di AS sebagai pemanas, telah berkurang selama musim dingin.

Energy Information Administration (EIA) menyebut, cadangan gas dalam periode 31 Oktober 2013 - 17 Januari 2014 menyusut 14,9% menjadi 2,423 triliun kaki kubik.
"Harga gas alam bisa naik ke kisaran US$ 5,25 - US$ 5,30 per mmbtu," prediksi John Woods, Presiden JJ Woods Associates.

Pengamat komoditas, Ibrahim menambahkan, cuaca ekstrim menyebabkan rumah tangga di AS membutuhkan gas alam lebih banyak. Cuaca dingin pun diprediksi masih akan berlanjut.

Ia menduga, pada awal pekan ini, harga gas alam masih akan reli. "Tapi, pada Rabu hingga Jumat, harganya berpotensi tertekan, dengan adanya rilisdata produk domestik bruto (PDB) AS yang diprediksi bagus, dan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) soal tapering," ungkapnya.

Secara teknikal, Ibrahim bilang, harga gas alam masih akan menguat, tapi terbatas. Bollinger menunjukkan indikasi penguatan 60%. Moving average (MA) bergerak 60% positif. Stochastic juga bergerak positif di level  65%, yang menunjukkan ada potensi penguatan. Sedangkan, relative strength index (RSI) sudah 60% negatif, dan moving average convergence divergence (MACD) sudah 65% negatif,  yang menunjukkan potensi pelemahan.

Ibrahim menebak, sepekan ini, harga gas alam akan bergulir di kisaran US$$ 4,50-US$ 5,50 per mmbtu.

Editor: Dupla KS
 

Dollar AS menguat

Oleh Dina Farisah - Senin, 27 Januari 2014 | 06:45 WIB

JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Ini sebagai akibat spekulasi tentang The Federal Reserve yang akan mengurangi stimulus pada pertemuan minggu depan.
Jumat (24/1), pasangan EUR/USD turun 0,13% ke 1,3678 dibandingkan hari sebelumnya. Pasangan AUD/USD turun 0,97% ke 0,8683. Lain dengan kondisi pairing USD/JPY yang justru turun 0,92% menjadi 102,31.
Spekulasi pasar tentang rencana The Fed tak muncul begitu saja. Data bulanan AS tentang penambahan tenaga kerja AS sebanyak 74.000 orang menjadi motor penggerak penguatan dollar AS. Memang sejatinya, angka tersebut lebih kecil dari proyeksi analis yang sebanyak 197.000 orang.
"Spekulasi pasar menyebutkan The Fed akan melanjutkan pengurangan stimulus. Itu dapat mengapresiasi dollar," kata Todd Elmer, ahli strategi mata uang di Citigroup Inc, Singapura seperti dikutip Bloomberg.
Tak hanya itu, survei Bloomberg terhadap sejumlah ekonom menyebutkan, pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) akan memutuskan pembelian aset bulanan akan berkurang sebesar US$ 10 miliar. FOMC meeting ini digelar 28-29 Januari 2014.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, pasangan EUR/USD melemah lantaran, persepsi pasar yang menyebut zona euro terancam deflasi. Sebab, pertumbuhan ekonomi Eropa tak diiringi inflasi. Nah, jika kondisi ini ditambah dengan aksi The Fed mengurangi stimulus, maka menurut Nizar, ini bisa makin menekan euro.
Untuk pasangan AUD/USD, Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures menjelaskan, pelemahan AUD karena pernyataan Bank Sentral Australia (RBA) yang menginginkan aussie melemah. Ini agar untuk mendongkrak daya saing ekspor.
AUD/USD
Indikator teknikal pasangan mata uang AUD/USD masih negatif. Ini nampak dari indikator moving average yang berada di bawah MA 25. Kondisi ini menunjukkan bearish dan belum terlihat indikasi rebound. Moving average converge divergence (MACD) sudah jenuh jual (oversold). Berdasarkan grafik mingguan, indikator relative strength index (RSI) juga sudah oversold di level 31,6%. Sementara, indikator stochastic juga oversold di level 18,2.
Rekomendasi: Sell on rally
Support: 0,8460-0,8550
Resistance:  0,8800-0,8880
Albertus Christina
Monex Investindo Futures
EUR/USD
Pasangan mata uang EUR/USD masih terlihat tertekan. Ini nampak dari beberapa indikator. Seperti, indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif dan sedang menuju area positif. Indikator stochastic naik dari level 25% menjadi 44%. Relative strength index (RSI) turun dari 55% menjadi 54%. Sementara itu, harga masih di atas moving average 25. Target bullish continue menuju ke 1,3760 dan 1,3800.
Rekomendasi: Sell on resistance
Support: 1,3550-1,3500
Resistance: 1,3770-1,3800
Nizar Hilmy
SoeGee Futures


Editor: Avanty Nurdiana
http://investasi.kontan.co.id/news/dollar-as-menguat-2

Kamis, 23 Januari 2014

S&P 500 Turun 0,9%, Dow Jones Anjlok 1,1%

Gita Arwana Cakti   -   Jum'at, 24 Januari 2014, 07:03 WIB
Bisnis.com, JAKARTA - Bursa AS melemah dengan Dow Jones Industrial Average anjlok ke level terendah dalam sebulan.

Hal itu terjadi setelah dirilisnya data manufaktur China dan investor yang menganalisa pencapaian kinerja emiten.

Indeks Standard & Poor’s 500 turun 0,9% ke level 1.828,46 pada penutupan perdagangan Rabu (23/1/2014).

Adapun Dow Jones turun 175,99 poin atau 1,1% ke level 16.197,35.

“Bursa AS berada pada kondisi yang sudah penuh valuasi dan meningkatnya sentimen positif. Hal itu membuat mereka mudah melemah,” ujar Mark Luschini, Chief Investment Strategist Janney Montgomery Scott LLC, seperti dikutip Bloomberg.

Saham Cliffs Natural Resources Inc turun 4,3%, JP Morgan Chase & Co dan American Express Co turun 1,9%, American Eagle Outfitters Inc turun 7,8%. Sementara itu saham Netflix Inc menguat 16%.
 
Editor : Yusran Yunus
http://market.bisnis.com/read/20140124/7/199084/sp-500-turun-09-dow-jones-anjlok-11- 

Sambil Menunggu Putusan the Fed, Emas Menguat

John Andhi Oktaveri   -   Jum'at, 24 Januari 2014, 10:10 WIB
Bisnis.com, JAKARTA—Harga emas mendekati level tertinggi dalam enam pekan sekaligus mendekati kenaikan harga per pekan terlama sejak September 2012 pada saat investor mempelajari apakah bank sentral AS akan memperketat stimulus moneter dan apakah permintaan secara fisik melonjak di China.
Harga emas untuk pengiriman cepat tercatat US$1.263,05 per ounce pada pukul 09.14 waktu Singapura atau pukul 08.14 WIB dari US$1.264,14 kemarin. Harga komoditas itu naik 2,2% atau yang tertinggi sejak Oktober. Harga logam itu juga dilaporkan naik 0,7% pekan ini.
Kemarin harga emas menyentuh US$1.266,51 atau yang tertinggi sejak 10 Desember. Di China, volume untuk kontrak acuan di bursa Shanghai Gold Exchange naik kemarin ke level tertinggi sejak 6 Januari pada saat harga mencapai level tertinggi dalam delapan bulan.
“Pasar mempertimbangkan apakah bank sentral AS akan terus menurunkan belanja obligasi,” ujar Lachlan Shaw, seorang analis pada Commonwealth Bank of Australia sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (24/1/2014). 

Harga Minyak Naik Setelah Stok Penyulingan AS Turun Tajam

Rustam Agus   -   Jum'at, 24 Januari 2014, 06:04 WIB

Bisnis.com, New YORK--Harga minyak mentah AS berbalik naik pada Jumat pagi WIB setelah persediaan distilat (hasil penyulingan) AS pekan lalu turun tajam karena cuaca musim dingin yang parah mencengkeram sebagian besar wilayah negara itu.
Kontrak berjangka utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, mengembalikan kerugiannya menjadi berakhir pada 97,32 dolar AS per barel, naik 59 sen dari Rabu (22/1).
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret, merosot 69 sen menjadi menetap di 107,58 dolar AS per barel .
Kedua kontrak minyak mentah, WTI dan Brent, pada hari sebelumnya diperdagangkan di wilayah negatif di tengah aksi ambil untung setelah reli selama dua hari, kata analis Forex.com Fawad Razaqzada.
Namun laporan mingguan Departemen Energi (DoE) tentang persediaan minyak AS, yang ditunda sehari karena hari libur di AS pada Senin (20/1), mendorong selera pembeli terhadap WTI.
"Penarikan distilat dalam laporan persediaan ini sangat mendukung pasar," kata John Kilduff dari Again Capital.
Pasok bahan bakar distilasi, yang mencakup minyak pemanas dan diesel, turun 3,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 17 Januari, menurut laporan tersebut.
Penurunan tajam ini mengejutkan para analis, yang rata-rata memperkirakan penurunan sebesar 800.000 barel.
Penurunan tajam terjadi karena permintaan bahan bakar pemanas meningkat dalam menghadapi musim dingin yang parah, kata Kilduff.
Kilduff mengatakan penurunan aktivitas kilang, dengan penyulingan berjalan pada 86,5% dari kapasitas, turun dari 90,0% , juga turut berperan.
Persediaan minyak mentah AS naik untuk pertama kalinya dalam delapan minggu, DoE melaporkan, namun peningkatan dari satu juta barel sejalan dengan harapan.
Data suram China telah membebani pasar minyak sebelumnya, terutama pada jenis Brent.
Manufaktur China mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam enam bulan pada Januari, sebuah survei menunjukkan Kamis, meningkatkan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan 2014 bagi perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
"Brent mundur kembali ... karena data PMI lemah dari China, jatuh untuk pertama kalinya dalam enam bulan menjadi 49,6, menyebabkan kekhawatiran atas permintaan negara itu," kata analis Lucy Sidebotham di Inenco.
Source : Newswire/Antara
Editor : Rustam Agus
http://market.bisnis.com/read/20140124/94/199071/harga-minyak-naik-setelah-stok-penyulingan-as-turun-tajam 

Musim DIngin AS Dongkrak Harga Minyak Mentah

Jumat, 24 Januari 2014 | 07:13 WIB
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/01/24/0713189/Musim.DIngin.AS.Dongkrak.Harga.Minyak.Mentah
NEW YORK, KOMPAS.com -Harga minyak mentah AS naik pada Kamis (23/1/2014) waktu setempat, (Jumat pagi WIB), setelah persediaan distilat (hasil penyulingan) AS pekan lalu turun tajam karena cuaca musim dingin yang parah mencengkeram sebagian besar wilayah negara itu.
Kontrak berjangka utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, mengembalikan kerugiannhya menjadi berakhir pada 97,32 dollar AS per barel, naik 59 sen dari Rabu (22/1/2014).
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret, merosot 69 sen menjadi di 107,58 dollar AS per barel .
"Kedua kontrak minyak mentah, WTI dan Brent, pada hari sebelumnya diperdagangkan di wilayah negatif di tengah aksi ambil untung setelah reli selama dua hari," kata analis Forex.com Fawad Razaqzada.
Namun laporan mingguan Departemen Energi (DoE) tentang persediaan minyak AS, yang ditunda sehari karena hari libur di AS pada Senin (20/1/2014), mendorong minat pembeli terhadap WTI.
"Penarikan distilat dalam laporan persediaan ini sangat mendukung pasar," kata John Kilduff dari Again Capital.
Pasok bahan bakar distilasi, yang mencakup minyak pemanas dan diesel, turun 3,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 17 Januari, menurut laporan tersebut.
Penurunan tajam ini mengejutkan para analis, yang rata-rata memperkirakan penurunan sebesar 800.000 barel.
"Penurunan tajam terjadi karena permintaan bahan bakar pemanas meningkat dalam menghadapi musim dingin yang parah," kata Kilduff.
Kilduff mengatakan penurunan aktivitas kilang, dengan penyulingan berjalan pada 86,5 persen dari kapasitas, turun dari 90,0 persen, juga turut berperan.
Persediaan minyak mentah AS naik untuk pertama kalinya dalam delapan minggu, DoE melaporkan, namun peningkatan dari satu juta barel sejalan dengan harapan.
Data suram China telah membebani pasar minyak sebelumnya, terutama pada jenis Brent.
Manufaktur China mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam enam bulan pada Januari, sebuah survei menunjukkan Kamis, meningkatkan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan 2014 bagi perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
"Brent mundur kembali ... karena data PMI lemah dari China, jatuh untuk pertama kalinya dalam enam bulan menjadi 49,6, menyebabkan kekhawatiran atas permintaan negara itu," kata analis Lucy Sidebotham di Inenco.


Editor : Erlangga Djumena
Sumber: AFP/ANTARA

Emas Berjangka Terangkat Aksi Jual Saham - INILAH.com

Emas Berjangka Terangkat Aksi Jual Saham - INILAH.com

INILAH.COM, New York - Emas berjangka pada Jumat
(24/1/2014) lebih tinggi 2 persen. Kenaikan dipicu penurunan bursa sahm
dan data manufaktur China.


Kenaikan emas lebih cepat setelah menembus di atas resisten penting US$1.260 per troy ons setelah
beberapa kali gagal. Selain itu, dolar AS jatuh menyusul laporan manufaktur yang kuat dari zona Eropa. Data tersebut mengangkat harga emas ke level lebih tinggi hampir dua bulan terkhir.

Harga emas berjangka naik US$1,3 ke US$1.263,76, perak turun 0,01% ke US$19,99 per
ons, harga paladium naik 0,1% ke US$740,5 per ons dan harga platinum
turun 0,2% ke US$1.449,8.

Aktivitas manufaktur China melemah dalam data PMI hasil survei HSBC bulan Januari 2014 ke 49,6
dari 50,5. Sementra indeks manufaktur Eropa naik menjadi 53,9 dari 52,7
di bulan Desember. Sementara data m anufaktur AS melemah di bulan
Januari.

"Para pelaku pasar siap menjual sahm dan menambah posisi di emas setelah data China lebih lemah dari yang diperkirakan," kata Carlos Shanchez, manajer portofolio dan direktur komoditas dan manajemen aset di CPM Group di New York seperti mengutip cnbc.com.

Harga emas di pasar spot naik 2,3 persen menjadi US$1.264 per troy ons sebagai level tertinggi dalam dua bulan US$1.267,26 di awal bulan Desember 2013.

Harga emas juga mendapat dukungan setelah pemimpin partai berkuasa di India, Sonia Gandhi meminta pemerintah untuk meninjau pembatasan impor emas. Kebijakan saat ini bea masuk 10 persen bagi impor emas.

Melorot, bursa AS tersengat data China

Jumat, 24 Januari 2014 | 05:42 WIB
NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah penutupan perdagangan Kamis (23/2). Indeks Standard & Poor 500 turun 0,9%, begitu juga dengan indeks Dow Jones Industrial Average yang tumbang 1,1%.
Tercatat indeks The Standard & Poor 500 turun 0,9 persen menjadi 1.828,46 pada pukul 16.00 waktu New York.  Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 175,99 poin atau melorot 1,1% menjadi 16.197,35.
Indeks MSCI Emerging Markets turun 1,3% pada 04:44 waktu New York, setelah bursa saham China dan Hong Kong anjlok. Yield obligasi bertenor sepuluh tahun turun terendah tujuh pekan dan dolar turun 1,1% atas euro. Sedangkan harga gas naik 0,9% dan harga emas naik ke level tertinggi sejak November .
HSBC Holdings Plc dan Markit Economics  memproyeksikan, produksi pabrik China bisa turun bulan Januari ini. Sementara itu, Bank Rakyat China menambah likuiditas ke dalam sistem keuangan guna mengurangi dmpak kekurangan uang tunai.
"Data manufaktur dari China yang turun itu adalah awal mulanya,”  kata James Dunigan kepala investasi PNC Wealth Management  di Philadelphia.
Data di AS hari ini menunjukkan klaim pengangguran naik sebesar 1.000 menjadi 326.000 dalam pekan yang berakhir 18 Januari. Perkiraan median dari 50 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memproyeksikan, klaim tersebut naik menjadi 330.000.
Editor: Asnil Bambani Amri
Sumber: Bloomberg
 

Ekonomi eropa membaik, euro melesat

Oleh Febrina Ratna Iskana - Jumat, 24 Januari 2014 | 07:18 WIB
JAKARTA. Indikator industri yang membaik mampu menguatkan stamina euro. Mata uang negara-negara Eropa ini menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia.

Data Bloomberg menunjukkan, Kamis (23/1) hingga pukul 17.30 WIB, euro tampil perkasa melawan aussie (AUD) dengan kenaikan 1,17% dibanding hari sebelumnya ke level 1,5483. Lalu, euro juga menguat 0,63% versus dollar AS (USD) ke posisi 1.3632. Pasangan EUR/JPY juga naik 0,42% menjadi 142,19.

Euro menguat terhadap dollar AS, karena pasar optimistis pertumbuhan ekonomi Eropa membaik. Ini terjadi setelah data sektor swasta Jerman pada Januari ini tumbuh paling cepat dalam 2,5 tahun terakhir. Selain itu, data manufaktur PMI Jerman pada Januari 2014 juga meningkat menjadi 56,3, dibanding bulan sebelumnya, sebesar 54,3.

Analis senior Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan, euro menguat atas aussie, akibat posisi aussie yang memang sedang tertekan. Mata uang Australia itu  cukup terpuruk, setelah rilis data manufaktur China tidak sebagus perkiraan. Ini berdampak negatif pada aussie, karena China adalah mitra dagang utama Australia.

"Dari zona Eropa, posisi euro makin kuat, setelah data manufaktur kawasan tersebut dilaporkan positif," imbuh Zulfirman.

Sementara, analis Soegee Futures, Alwi Assegaf menilai, secara umum, euro bergerak mendatar cenderung turun terhadap dollar AS. Ini lantaran  dollar AS memang sedang menguat terhadap mayoritas mata uang dunia. Spekulasi  The Fed akan melanjutkan pengurangan stimulus (tapering) menjelang rapat FOMC pada pekan mendatang telah menyokong otot dollar AS.

Namun, kemarin, penguatan USD  tertahan, karena data ekonomi zona euro, seperti PMI dan manufaktur Jerman menunjukkan hasil lebih tinggi ketimbang  prediksi pasar. Alhasil, nilai tukar euro mampu mengalahkan dollar AS.

Tapi, Alwi mengingatkan, dari Amerika juga akan ada rilis data ekonomi, seperti klaim pengangguran dan data perumahan. Analis memprediksi hasilnya bakal bagus.
Editor: Dupla KS
 

Musim dingin di AS membuat panas harga minyak

Jumat, 24 Januari 2014 | 05:56 WIB

NEW YORK. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik tertinggi tiga minggu setelah stok AS turun karena cuaca dingin yang membuat naiknya permintaan minyak untuk pemanas .
Harga minyak berjangka naik 0,6%. Badan Energi AS menyatakan, stok bahan bakar  terutama minyak pemanas dan diesel turun 3,21 juta barel pekan lalu menjadi 120,7 juta barel.
"Cuaca dingin membuat permintaan minyak pemanas naik,” kata Adam Wise, yang director Manulife Asset Management di Boston.  "Untuk pasokan minyak mentah naik untuk pertama kalinya dalam delapan minggu , tetapi pasar fokus pada bahan bakar pemanas," terangnya,
Naiknya minyak untuk pemanas itu ikut mempengaruhi harga minyak WTI pengiriman Maret yang naik 59 sen menjadi US$ 97,32 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan penutupan harga tertinggi sejak 31 Desember.
Sedangkan harga Brent untuk pengiriman Maret turun 69 sen  atau turun 0,6% dan mengakhiri sesi di harga US$ 107,58 per barel di ICE Futures Europe, London.
Editor: Asnil Bambani Amri
Sumber: Bloomberg
 

Emas Tergerus Kontraksi Manufaktur China - INILAH.com

Emas Tergerus Kontraksi Manufaktur China - INILAH.com

INILAH.COM, Jakarta – Hingga siang ini, harga emas
melemah sebesar US$3,50 per troy ounce. Harga logam mulia ini mendapat
tekanan negatif dari sentimen kontraksinya manufaktur China.


Berdasarkan
data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Kamis (23/1/2014) hingga
pukul 13.50 WIB, harga emas internasional ditransaksikan melemah sebesar
US$3,50 (0,28%) ke posisi US$1.235,1 per troy ounce.

Ariston
Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas
tertekan turun kembali pagi tadi. “Penurunan tersebut akibat buruknya
data survei PMI Manufaktur China yang kembali masuk ke area kontraksi
49,6, lebih rendah dari ekspektasi 50,6,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (23/1/2014).

Harga
emas, lanjut dia, sempat turun ke area US$1.231 per troy ounce yang
juga merupakan area Moving Average (MA) 200 4 jam dan garis uptrend.
“Harga kemudian rebound dan kini bertahan di kisaran US$1.234 per troy
ounce,” ujarnya.

Tekanan turun, lanjut dia, terlihat masih
membayangi pergerakan harga emas selama harga berada di bawah garis
resistance US$1.245. “Harga emas berpotensi menguji kembali level rendah
US$1.230 dan selanjutnya ke kisaran US$1.226,” tuturnya.

Namun,
lanjut dia, pergerakan di atas US$1.238, bisa membuka potensi penguatan
ke area US$1.245. “Malam ini, AS akan merilis data klaim tunjangan
pengangguran dan penjualan rumah second yang mungkin bisa mempengaruhi
pergerakan harga emas selanjutnya,” imbuh Ariston. [jin]

Rabu, 22 Januari 2014

The Fed Akan Perketat Stimulus, Emas Melemah

John Andhi Oktaveri   -   Kamis, 23 Januari 2014, 08:05 WIB
Bisnis.com, JAKARTA—Harga emas turun hingga dua hari berturut-turut di bursa New York di tengah kekhawatiran bank sentral akan terus memperketat stimulus sehingga menurunkan permintaan terhadap logam mulai itu sebagai aset lindung nilai.
Bank sentral AS memangkas belanja obligasi bulanannya hingga US$75 miliar dari US$85 miliar pada Desember tahun lalu.
Bank tersebut kemungkinan akan melanjutkan pemotongan belanja obligasi sebesar US$10 miliar pada setiap pertemuan hingga berakhirnya program tersebut tahun ini, menurut hasil survei Bloomberg pada 10 Januari.
Kemarin harga emas turun 0,8% atau yang terendah sejak 30 Desember tahun lalu. Sedangkan Morgan Stanley menurunkan target harga untuk tahun ini sebesar 12% menjadi US$1.160 per ounce.
“Pasar akan menahan diri dan bersikap menunggu menjelang pertemuan bank sentral AS dan secara umum pasar lesu,” ujar  Frank Lesh, seorang trader pada FuturePath Trading LLC sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (23/1/2014).
Kontrak emas untuk pengiriman Februari melemah 0,3% menjadi US$1.238,60 di bursa Comex pada pukul 13.44 waktu New York atau pukul 12.44 WIB hari ini. Harga emas anjlok 28% tahun lalu atau yang terendah sejak 1981.
Para investor kehilangan kepercayaan pada emas sebagai aset lindung nilai di tengah rendahnya inflasi dan pergerakan naik ekuitas.
http://market.bisnis.com/read/20140123/94/198903/the-fed-akan-perketat-stimulus-emas-melemah

Harga Emas Lanjutkan Penurunan

Bisnis.com, JAKARTA— Harga emas di bursa Commodity Exchange (Comex) pada hari ini, Kamis (23/1/2014) melanjutkan penurunannya.
Emas Comex, seperti dikutip dari Bloomberg, telah mengalami penurunan sejak Selasa (21/1/2014).
Emas Comex saat pembukaan hari ini melemah  0,23% ke US$1.235,80 per troy ounce dibandingkan kemarin (22/1/2014) yang bertengger di US$1.238,60 per troy ounce.
Harga emas Comex pada pukul  11.00 WIB jadi melemah 0,34% menjadi US$1.234,40 per troy ounce
Sampai pukul 11.00 WIB, harga emas Comex bergerak di kisaran US$1.230,80—US$1.237,40 per troy ounce.
 Pergerakan  harga emas Comex
TanggalUS$/T. ounce
Pk. 11.00 WIB (23/1)1.234,40
Buka 23/11.235,80
22/11.238,60
21/11.241,80
17/11.251,90
Sumber: Bloomberg, 2014

Linda Teti Silitonga   -   Kamis, 23 Januari 2014, 11:20 WIB 
http://market.bisnis.com/read/20140123/235/198932/harga-emas-lanjutkan-penurunan

Emas Berjangka Turun, Investor Lirik Saham Lagi - INILAH.com

Emas Berjangka Turun, Investor Lirik Saham Lagi - INILAH.com



INILAH.COM, New York - Emas berjangka melemah pada Kamis
(23/1/2014) dini hari tadi. Harapan investor terhadap pengurangan
stimulus Fed mendominasi sentimen.


Emas berjangka turun
0,3% ke US$1.238,6 per troy ons untuk pengiriman Febaruari. Sedangkan
emas di pasar spot turun 0,2% k US$1.239 per troy ons.

Investor
memilih keluar dari instrumen emas dengan proses pemulihan ekonomi
global. Indikasi ini sesuai dengan perbaikan data ekonomi AS sehingga
mengurangi daya tarik emas. Dana investor mulai masuk lagi ke pasar saham.

The
Fed AS akan mengadakan pertemuan pada 28-29 Januari 2014 mendatang.
Investor berharap Fed menghembalikan fungsi emas sebagai lindung nilai
dari inflasi.

Harga emas pudar ke posisi terendah dua pekan

Oleh Asnil Bambani Amri - Kamis, 23 Januari 2014 | 08:27 WIB

SINGAPURA. Harga emas kembali memudar dan berada di posisi terendah selama dua pekan. Penurunan harga emas kali ini menuju penurunan terpanjang dalam sebulan.
Penurunan harga emas terjadi setelah adanya spekulasi Federal Reserve (Fed) akan mengurangi stimulus lanjutan. Harga turun sebesar 0,4% menjadi US$ 1.231,86 per ounce, level terendah sejak 10 Januari , dan ada di harga US$ 1.233 pada pukul 9:09 waktu Singapura.
"Semua orang menunggu pertemuan Fed pekan depan," kata Mark To, kepala penelitian Wing Fung Financial Group di Hong Kong.  Ia bilang, menguatnya dolar juga menjadi salah satu pemicu penurunan harga emas.
Sementara itu, naiknya permintaan emas di China sulit menjadi katalisator sentimen negatif dari dari The Fed. Perlu diketahui, Desember lalu, Fed mengurangi pembelian obligasi dari US$ 85 miliar menjadi US$ 75 miliar.
Menurut proyeksi analis yang dihubungi Bloomberg, pada pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) nanti, The Fed diperkirakan akan mengurangi pembelian obligasi lanjutan sebesar US$ 10 miliar lagi.
Editor: Asnil Bambani Amri
 

Harga minyak WTI dekati posisi tertinggi 3 pekan

Oleh Asnil Bambani Amri - Kamis, 23 Januari 2014 | 08:44 WIB
SINGAPURA. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mendekati harga tertinggi dalam tiga pekan setelah laporan industri menunjukkan stok bahan bakar di Amerika Serikat (AS) menyusut.
Harga minyak WTI pengiriman Maret ada di posisi US$ 96,56 per barel di New York Mercantile Exchange atau turun tipis sebesar 17 sen pada pukul 12:14 waktu Sydney. Kemarin, harga pembelian minyak WTI naik sebesar US$ 1,76 menjadi $ 96,73, penutupan tertinggi sejak 31 Desember.
Harga minyak WTI berjangka di New York menguat 1,9%, kenaikan terbesar sejak 3 Desember. American Petroleum Institute melaporkan, persediaan minyaknya turun, termasuk minyak untuk alat pemanas dan diesel.
"Yang mendasari semua ini adalah, adanya skenario permintaan minyak yang membaik," kata Michael McCarthy, analis CMC Markets di Sydney.
Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Maret turun 26 sen menjadi US$ 108,01 per barel saat diperdagangkan di ICE Futures Europe, London. Minyak mentah patokan Eropa itu lebih tinggi US$ 11,45 dari harga minyak WTI.
Editor: Asnil Bambani Amri
 

Data manufaktur tak memuaskan, bursa Asia tekor

 Oleh Asnil Bambani Amri - Kamis, 23 Januari 2014 | 09:31 WIB
TOKYO. Bursa Asia melemah dan indeks patokan regional menuju penurunan pertama setelah menguat dalam tiga hari. Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,6% menjadi 139,24 pada pukul 10:55 waktu Tokyo.
Saham yang turun adalah; China Construction Bank Corp yang turun 1,4% persen di Hong Kong. Saham Insurance Australia Group Ltd turun 3,5% setelah perusahaan menurunkan proyeksi pertumbuhan, dan saham Alacer Gold Corp turun 3,9% karena harga emas turun.
Sebelumnya, data manufaktur China bulan Januari turun dan meleset dari proyeksi. Data proyeksi HSBC Holdings Plc dan Markit Economics memproyeksikan, Indeks Purchasing Managers (IPM) China bulan Januari ada di posisi 49,6.
Angka itu lebih rendah dari angka IPM Desember yang ada di posisi 50,5. Perlu diketahui, angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi. Sebaliknya, angka di atas 50 menunjukkan adanya ekspansi
Sementara itu, China Shanghai Composite Index turun 0,3%, Hang Seng China Enterprises Index juga turun 1,2%. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,6%, indeks Australia S & P/ASX 200 turun 0,5% dan Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,4%. Sementara itu Indeks Topix Jepang bergeral fluktuatif.
Editor: Asnil Bambani Amri

Bursa Asia Turun Tertekan Data China - INILAH.com

Bursa Asia Turun Tertekan Data China - INILAH.com



INILAH.COM, Hong Kong - Bursa saham Asia sebagaian besar lebih
rendah pada perdagangan Kamis (23/1/2014). Pemicunya data aktivitas
manufaktur China jatuh ke posisi lebih rendah dalam enam bulan terakhir.


Data
tersebut menunjukkan perlambatan ekonomi di negara dengan ekonomi
terbesar di dunia tersebut. Data Purchasing Manager Indeks yang
dikeluarkan HSBC untuk bulan Januari menjadi 49,6 dari 50,5 di bulan
Desember 2013.

"Mungkin ada beberapa distorsi saa tahun baru
karena liburan. Tetapi tetap menunjukkan tidak semuanya perekoomian
China baik. Suku bunga di China telah naik. Pemerintah China sedang
melakukan refomrasi yang agresif," Frederic Neumann, Head of Asian
Economics Research di HSBC, seperti mengutip cnbc.com.

Investor
di Asia menunggu kebijakan baru dari Bank of Japan yang telah melakukan
pertemuan dua hari. Indeks Nikkei naik 0,2%, idneks Hang Seng turun
1,2%, indeks ASX melemah 0,5%, indeks Shanghai turun 0,3%, indeks Kospi
melemah 0,7%.

Bursa China mencatat penurunan pada saham bank
seperti saham Agricultural Bank of China Ltd turun 1,7%, saham Bank of
Communications Co turun 1,3%, saham Bank of China Ltd turun 1,2%.

Indeks
ASX di Sydney memperpanjang kerugian setelah data mengecewakan di China
dan dolar Australia turun 0,6% terhadap dolar AS. Sementara indeks
Kospi di Seoul merosot meskipun data kuartalan keempat mencatat kenaikan
PDB 0,9%. Saham blue chip melemah seperti Posco dan Samsung turun 1,1
persen.

Morgan Stanley: Tekanan ke emas akan semakin berat

Rabu, 22 Januari 2014 | 14:09 WIB
MELBOURNE. Morgan Stanley masih memandang bearish pergerakan harga emas dunia. Dalam hasil risetnya, Morgan Stanley memangkas prediksi harga emas yahun ini dan tahun depan. Alasannya, lompatan pada pasar saham menurunkan kebutuhan investor terhadap emas sebagai safe haven.

Analis Morgan Stanley Peter Richardson dan Joel Crane memangkas target harga emas sebesar 12% di 2014 menjadi US$ 1.160 per troy ounce. Sementara, untuk prediksi 2015 diturunkan 13% menjadi US$ 1.138 per troy ounce.

Kedua analis berpendapat, harga emas masih akan tertekan seiring proses pemulihan perekonomian global serta meningkatknya risiko kenaikan suku bunga.

"Performa harga emas masih akan terus tertekan selama risiko aset secara umum dan pasar saham AS secara khusus terus menunjukkan pemulihan yang kuat. Akan terjadi tekanan yang lebih besar pada emas," jelas analis Morgan Stanley.

Sebagai perbandingan, Goldman Sachs memprediksi harga emas akan turun ke posisi US$ 1.050 per troy ounce dalam 12 bulan ke depan. Sementara, ABN meramal harga emas akan berada di US$ 1.000 per troy ounce pada akhir 2014.

Catatan saja, pada pukul 12.23 waktu Singapura, harga kontrak emas dunia untuk pengantaran cepat diperdagangkan di posisi US$ 1.243,18 per troy ounce.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Bursa Jepang hijau setelah BoJ menggelar pertemuan

Selasa, 21 Januari 2014 | 09:58 WIB
TOKYO. Bursa saham Jepang menguat setelah bank sentral Jepang melakukan pertemuan untuk membahas kebijakan moneter. Sementara itu, pelemahan nilai yen menjadi harapan bagi eksportir untuk mendulang keuntungan.
Indeks Topix naik 0,6% menjadi 1.301,71 pada pukul 10:51 waktu Tokyo. Sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average melonjak 1,4% menjadi 15.853,27. Sementara itu, yen melorot 0,4% menjadi 104,54 per dolar Amerika Serikat (AS).
Saham yang naik diantaranya Toyota Motor Corp dengan kenaikan 1,1%. Kemudian saham Fujikura Karet Ltd naik 4,8%. Selain itu ada saham Alps Electric Co yang naik dan memimpin kenaikan dalam indeks Nikkei 225 Stock Average.
Sedangkan saham yang turun adalah saham maskapai penerbangan ANA Holdings Inc yang turun 3,5% karena Bank of America Merrill Lynch Unit Corp's memangkas proyeksi sahamnya.
"Penguatan terjadi karena Bank of Japan (BoJ) melakukan hari ini, investor mengamati proyeksi ekonomi dan juga inflasi," terang Toshihiko Matsuno, analis dari SMBC Friend Securities Co di Tokyo.
Editor: Asnil Bambani Amri
Sumber: Bloomberg
 

Harga minyak WTI kembali mendaki

Rabu, 22 Januari 2014 | 14:24 WIB

SINGAPURA. Harga kontrak minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kembali mendaki untuk hari ketiga. Mengutip data Bloomberg, siang tadi, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Maret naik sebesar 52 sen menjadi US$ 95,49 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 14.00 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di posisi US$ 95,44 sebarel.

Kenaikan harga minyak terjadi seiring adanya spekulasi investor bahwa cadangan minyak AS akan kembali menurun untuk pekan kedua. Seperti yang diketahui, AS merupakan negara konsumen minyak terbesar dunia.

Selain itu, ada pula sentimen lain yakni berupa prediksi yang dirilis oleh International Energy Agency yang menaikkan prediksi konsumsi minyak global akibat perekonomian yang semakin kuat.

"Permintaan minyak di AS sepertinya kembali naik. Laporan yang akan dirilis International Energy Agency turut menjadi sentimen positif bagi harga minyak," papar David Lennox, resource analyst Fat Prophets di Sydney.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Maret naik sebesar 42 sen atau 0,4% menjadi US$ 107,15 per barel di ICE Futures exchange di London.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Senin, 20 Januari 2014

Konfirmasi Penguatan, Emas Harus Tembus US$1.262 - INILAH.com

Konfirmasi Penguatan, Emas Harus Tembus US$1.262 - INILAH.com



INILAH.COM, Jakarta – Hingga singa ini, harga emas hanya
menguat tipis. Pengutan terkonfirmasi jika harga logam mulia ini mampu
menembus US$1.262 per troy ounce.


Berdasarkan data yang
dilansir cnbc.com, pada perdagangan Selasa (21/1/2014) hingga pukul
12.42 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat US$0,9
(0,07%) ke posisi US$1.252,8 per troy ounce.

Ariston Tjendra,
kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas tertekan
turun hingga siang ini. “Kini berada di kisaran US$1.251 per troy ounce.
Pagi ini harga emas dibuka di kisaran US$1.254 per troy ounce,” katanya
kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (21/1/2014).

Harga
emas terkoreksi, kata dia, setelah menyentuh garis uptrend (coklat) dan
bergerak ke area US$1.251 saat ini. “Namun harga masih berada di atas
garis uptrend (ungu) yang mengindikasikan tren naik masih membayangi
pergerakan emas ini,” ujarnya.

Support terdekat di kisaran
US$1.248. Penembusan level support ini bisa menekan emas ke dekat area
garis uptrend (ungu) di kisaran US$1.245 dan bila tekanan semakin besar,
mungkin bisa menekan hingga kisaran US$1.236 per troy ounce.

“Sementara
kelanjutan penguatan membutuhkan konfirmasi penembusan level resisten
US$1.262 dengan potensi target terdekat ke area US$1.267 per troy
ounce,” imbuh Ariston. [jin]

Permintaan China Naik, Harga Emas Sentuh Level Tertinggi 6 Pekan

Senin, 20 Januari 2014 | 15:51 WIB
SINGAPURA, KOMPAS.com - Menjelang Senin (20/1/2014) sore, harga kontrak emas dunia mendaki ke level tertinggi dalam enam pekan terakhir. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, siang tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik 0,5 persen menjadi 1.260,07 dollar AS per troy ounce. Ini merupakan level tertinggi sejak 11 Desember lalu. Pada pukul 15.10, kontrak yang sama berada di level 1.255,88 dollar AS per troy ounce.

Harga emas mendaki seiring adanya sinyal peningkatan permintaan emas. Hal ini terlihat dari adanya kenaikan kepemilikan emas di exchange traded product. Asal tahu saja, kepemilikan aset di SPDR Gold Trust naik 0,9 persen pada 17 Januari lalu. Ini merupakan kenaikan harian terbesar sejak November 2011 lalu.

Selain itu, di China, volume transaksi emas di Shanghai Gold Exchange mendaki untuk hari kedua pada 17 Januari lalu.

"Adanya permintaan emas di China terjadi sebelum perayaan Spring Festival yang akan dimulai pada 31 Januari mendatang. Kenaikan permintaan ini cukup baik dan adanya aksi beli investor terhadap ETF menambah sentimen positif harga emas," jelas Wang Xiaoli, chief investment strategist CITICS Futures Co.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Februari naik sebesar 0,8 persen menjadi 1.262 dollar AS per troy ounce di Comex, New York. (Barratut Taqiyyah)


Editor : Erlangga Djumena
Sumber: KONTAN

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/01/20/1551432/Permintaan.China.Naik.Harga.Emas.Sentuh.Level.Tertinggi.6.Pekan 

Imlek akan datang, harga emas kian berkilau

Selasa, 21 Januari 2014 | 06:17 WIB
LONDON. Penguatan harga emas rupanya masih terus berlangsung. Di London, harga emas diperdagangkan mendekati level tertinggi lima pekan karena investor menimbang tanda-tanda kenaikan permintaan menjelang Tahun Baru Imlek.
Harga platinum bahkan naik ke level tertinggi sejak November, karena adanya ancaman mogok di Afrika Selatan. Kenaikan harga kali ini menjadi kenaikan pekan keempat. Sebelumnya, Federal Reserve memutuskan untuk memangkas pembelian obligasi bulanan menjadi US$ 75 miliar dari US$ 85 miliar.
"Permintaan yang tinggi dari China terus memberikan dukungan,” kata jelas laporan dari Barclays Plc dalam sebuah laporannya hari ini. Namun, laporan itu menjelaskan, dukungan kenaikan harga itu tak akan bertahan lama, dan akan berhenti setelah Tahun Baru Imlek.
Harga emas berjangka naik kurang dari 0,1% dan ditutup pada harga US$ 1.254,66 per ounce di London. Harga sempat mencapai US$ 1.265,35 per ounce, harga tertinggi sejak 10 Desember.
Editor: Asnil Bambani Amri
Sumber: Bloomberg
 

Sinyal dari China jegal reli minyak

Oleh Dina Farisah - Selasa, 21 Januari 2014 | 07:18 WIB
JAKARTA. Kecemasan pasar terhadap pelambatan ekonomi China menjegal laju harga minyak mentah dunia. Padahal, pekan lalu, harga minyak masih merangkak naik.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2014, Senin (20/1) pukul 15.40 WIB, turun 0,75% dari akhir pekan lalu, ke level US$ 93,88 per barel. Meski begitu, dalam sepekan terakhir, harga minyak masih menguat 2,03%.

Harga minyak melandai setelah Biro Statistik China melaporkan, pertumbuhan produksi pabrik di China per Desember 2013 sebesar 9,7%. Ini ekspansi paling lambat dalam lima bulan terakhir. Angka  ini juga di bawah ekspektasi analis, yaitu mencapai 9,8%.

Alhasil, pasar cemas, permintaan minyak dari China bakal surut. Maklum, China merupakan negara kedua terbesar pengguna minyak.

Boleh dibilang, China adalah kunci dalam jangka pendek. "Sangat penting memperhatikan China. Saya pikir, permintaan akan berkurang dibanding Amerika Serikat dan Eropa," kata Robin Mills, Kepala Konsultan Manager Energy Consulting and Manajemen Proyek di Dubai, seperti dikutip Bloomberg.

Senior Research and Analyst Monex Investindo, Zulfirman Basir menilai, kekhawatiran terhadap sinyal pelambatan ekonomi China menjadi faktor utama penggerak harga minyak pada awal pekan ini.

Butuh katalis

Zulfirman menduga, koreksi harga minyak masih akan berlanjut dalam sepekan ini. "Namun, koreksi mulai terbatas," ungkap Zulfirman.

Pasalnya, pasar masih menanti serangkaian data ekonomi dari Eropa dan Inggris, yang diharapkan menunjukkan pemulihan di Eropa.

Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy menilai, harga minyak bergerak sideways dengan kecenderungan koreksi. Menurutnya, rilis data China  yang mengecewakan menghadang laju harga minyak.

Padahal, pasca jatuh ke level US$ 91,0 per barel, harga minyak berhasil reli pada pekan lalu hingga menyentuh US$ 94,90 per barel. "Saat ini, minyak butuh katalis untuk bergerak naik. Jika tidak ada dorongan, minyak cenderung koreksi," prediksi Nizar.

Secara teknikal, pergerakan harga minyak masih mixed. Argumentasi ini tercermin dari harga yang berada di bawah moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Kondisi ini menandakan tekanan harga minyak masih terjadi.

Sementara, moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif, namun,  sudah mulai bergerak naik. Indikator stochastic berada di level 66%, dan masih menanjak. Sementara, relative strength index (RSI) sideways di posisi 44%.

Nizar memprediksi, harga minyak  dalam sepekan ini akan bergulir di US$ 92,00-US$ 94,50 per barel. Prediksi Zulfirman, harga minyak bakal bergerak antara US$ 91,50-US$ 94,90 per barel.
Editor: Dupla
 

Aussie bangkit tersokong China

Oleh Febrina Ratna Iskana - Selasa, 21 Januari 2014 | 07:40 WIB
JAKARTA. Dollar Australia (aussie) berhasil bangkit dari posisi terlemah dalam 3,5 tahun terakhir. Otot aussie menguat, setelah ada sinyal positif dari ekonomi China. Pasalnya, negeri tembok raksasa ini merupakan mitra dagang utama bagi Australia.

Di pasar spot, kemarin (20/1) hingga pukul 16.00 WIB, pasangan EUR/AUD turun 0,8% menjadi 1,5410. Lalu, pasangan AUD/JPY menguat 0,3% ke level 91,6340. Pasangan AUD/USD menguat 0,18% ke 0,8797.

Meski, ada data ekonomi China yang negatif, namun pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) masih positif. Kantor Statistik China di Beijing melaporkan, PDB China pada kuartal IV-2013 tumbuh sebesar 7,7%, dibanding kuartal sebelumnya. Angka PDB China itu melampaui prediksi ekonom, yakni 7,6%.
 
"Pasar jelas mendorong penguatan aussie, sebab indikator ekonomi China tidak seburuk yang ditakutkan pasar. Namun, terlihat ada tekanan pada pergerakan aussie berikutnya," kata Jonathan Cavenagh, strategis mata uang asing Westpac Banking Corp., seperti dikutip Bloomberg.

Analis Soegee Futures, Nizar Hilmy sependapat, aussie tersokong data PDB China, meski data penjualan ritel dan produksi industri mengecewakan. "Ini karena PDB tersebut di atas target pemerintah yang hanya 7,5%. Ini mengejutkan" paparnya.

Tapi, Nizar tidak yakin, penguatan aussie bisa bertahan lama. Apalagi, jika tidak didukung faktor domestik dari Australia. "Pergerakan sekarang hanya berusaha mempertahankan rebound, kecuali ada pelemahan dollar AS besar-besaran," jelasnya.

Analis Harvest International Futures, Tonny Mariano menambahkan, pergerakan aussie terhadap yen secara keseluruhan masih melemah,  karena Reserved Bank Australia (RBA) menyatakan keinginan untuk melemahkan aussie.

Tapi, Tonny bilang, secara harian, pergerakan AUD/JPY memang naik, karena didukung data China yang tidak sejelek perkiraan. "Ini dimanfaatkan pelaku pasar untuk mendapatkan posisi jual, sehingga terjadi profit taking," katanya.
Editor: Dupla
 

Permintaan Fisik Lambungkan Harga Emas - INILAH.com

Permintaan Fisik Lambungkan Harga Emas - INILAH.com



INILAH.COM, Jakarta – Hingga siang ini, harga emas
melonjak sebesar US$4,2 per troy ounce. Permintaan fisik emas di China
jelang tahun baru Imlek ditengarai jadi pemicunya.


Berdasarkan
data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Senin (20/1/2014) hingga
pukul 14.11 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat sebesar
US$4,20 (0,34%) ke posisi US$1.256,1.

Ariston Tjendra, kepala
riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas terus menguat
menyentuh level US$1.261 per troy ounce tadi pagi. “Penguatan emas masih
disebabkan oleh kecenderungan naiknya permintaan emas fisik di China
menjelang tahun baru Imlek,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (20/1/2014).

Hari
Jumat kemarin, kata dia, juga dilaporkan kenaikan aset emas pada ETF
SPDR Gold Trust (ETF terbesar emas dunia) yang mengalami kenaikan harian
terbesar sejak November 2011 yakni sebesar 0,9%.

Lebih jauh
Ariston menjelaskan, harga emas siang ini bergerak di kisaran US$1.255,
sedikit melemah dibandingkan pembukaan US$1.258 per troy ounce.
“Penguatan lanjutan membutuhkan konfirmasi penembusan level resisten
US$1.262 dengan potensi target ke area US$1.267 per troy ounce,” papar
dia.

Sementara itu, lanjut dia, pergerakan korektif bisa terjadi
hingga area support di kisaran US$1.248-1.250 per troy troy ounce.
“Penembusan ke bawah area support ini baru membuka pelemahan lanjutan ke
area US$1.236,” ucap dia.

“Hari ini tidak ada market mover dari AS karena pasar AS akan libur memperingati Hari Martin Luther King Jr,” imbuhnya. [jin]

Minggu, 19 Januari 2014

Reli emas terganjal penguatan dollar

Oleh Febrina Ratna Iskana, Dina Farisah - Sabtu, 18 Januari 2014 | 07:45 WIB

JAKARTA. Meski permintaan emas melonjak jelang perayaan Imlek, namun tak kuat mendongkrak harganya. Penguatan dollar AS akibat isu tapering AS mengganjal reli si kuning ini.

Mengacu data Bloomberg pada Jumat (17/1), kontrak emas untuk pengiriman Februari 2014 di Divisi Comex, Nymex, naik 0,19% ke level US$ 1.242,67 per ons troi. Namun, dalam sepekan terakhir,  harganya sudah tergerus sebesar 0,34%.

Analis senior Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menyebut, emas melemah tipis karena terpicu ekspektasi kebijakan The Fed setelah salah satu pejabat The Fed, Charles Evan menyatakan setuju pengurangan stimulus (tapering) dilanjutkan. Apalagi, indikator ekonomi AS, seperti data manufaktur menunjukkan pemulihan. Akibatnya, harga emas melandai.

Namun, kata Zulfirman, koreksi emas tak tajam, lantaran ada peningkatan permintaan dari Cina menjelang Imlek.

Sementara, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menilai, sejauh ini, pergerakan harga emas masih terjaga. Meskipun, potensi koreksi tetap terbuka. "Sebab, kenaikannya sudah cukup tinggi sejak akhir tahun lalu," paparnya.

Potensi koreksi membutuhkan konfirmasi penembusan di bawah level support US$ 1.236 per ons troi, dengan target ke area US$ 1.227-US$ 1.218 per ons troi.

Cenderung tertekan

Ariston bilang, sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan emas pada pekan depan, antara lain data perumahan dan indeks sentimen konsumen di AS yang akan dirilis Jumat (17/1) malam.Jika, hasilnya positif, maka dollar AS berpeluang besar lanjut menguat. Ini bakal menekan harga emas.

Analis Soegee Futures, Nizar Hilmy sependapat. Menurutnya, jika isu dilanjutkannya tapering kian gencar dan memicu penguatan dollar, maka tekanan terhadap emas akan semakin dalam. Apalagi, awal pekan depan, China akan merilis data pertumbuhan domestik bruto (GDP), yang diprediksi melambat. Jika sesuai prediksi, maka indikasi permintaan emas bakal turun.

Secara teknikal, Zulfirman bilang, Moving Average Convergence Divergence (MACD) naik ke area positif di level 5,17. Stochastic di level 69 yang menunjukkan penurunan. Relative Strength Index (RSI) bergerak mendatar di level 52. Sedangkan pergerakan harga masih di bawah moving average 100 dan MA (200) dan bertahan di kisaran MA (50) sehingga pergerakannya cenderung turun.

Maka, pekan depan, Zulfirman memprediksi, emas akan cenderung tertekan, dan berulir di kisaran US$ 1211 - US$ 1255 per ons troi. Sedangkan, prediksi Nizar, emas bakal bergerak antara US$ 1.200-US$ 1.250 per ons troi.
Editor: Dupla
 

Jumat, 17 Januari 2014

Naik Sejak Akhir 2013, Terbuka Pelemahan Emas - INILAH.com

Naik Sejak Akhir 2013, Terbuka Pelemahan Emas - INILAH.com

INILAH.COM, Jakarta – Hingga siang ini, harga emas menguat sebesar US$3,4 per troy ounce. Akan tetapi, karena penguatan sudah terjadi sejak akhir 2013, peluang koreksi harga logam mulia ini sangat terbuka.
Berdasarkan data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Jumat (17/1/2014) hingga pukul 13.16 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat sebesar US$3,4 (0,27%) ke posisi US$1.243,6 per troy ounce.
Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, level US$1.236 per troy ounce masih menopang harga emas. “Data-data ekonomi AS yang bagus tidak serta-merta menekan harga emas,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (17/1/2014).
Kemungkinan, kata dia, emas masih tertopang oleh permintaan fisik emas yang besar menjelang tahun baru Imlek. “Level US$1.236 dan level US$1.248 menyediakan area tahanan support dan resisten hari ini,” ujarnya.
Tren naik jangka pendek, menurut Ariston, masih belum terlanggar. “Jadi penguatan harga emas masih terjaga. Penembusan level US$1.248 bisa membuka pergerakan naik kembali ke area US$1.250-US$1.256 per troy ounce,” papar dia.
Namun demikian, dia menggarisbawahi, karena pergerakan naik ini juga sudah cukup lama sejak akhir tahun, potensi koreksi tetap terbuka. “Potensi koreksi membutuhkan konfirmasi penembusan di bawah level support US$1.236 dengan potensi target ke area US$1.227-1.218 per troy ounce,” ucapnya.
Malam ini data ekonomi AS yang bisa menjadi market mover adalah data perumahan dan data sentimen konsumen. “Bila data AS ini kembali bagus, dolar mungkin bisa menguat dan harga emas tertekan. Waspada pergerakan korektif jelang hari libur pasar AS pada Senin mendatang,” imbuhnya. [jin]

Kamis, 16 Januari 2014

Inflasi membuat harga emas mengkilau

Jumat, 17 Januari 2014 | 06:13 WIB
NEW YORK. Harga emas menguat untuk pertama kalinya dalam tiga hari setelah sebuah laporan pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan adanya kenaikan inflasi yang membuat biaya hidup warga AS naik tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Kondisi inflasi ini membuat daya tarik terhadap logam mulia ikut naik. Harga emas berjangka untuk pengiriman Februari naik 0,2% menjadi US$ 1.240,20 per ounce pada pukul 1:45 waktu Comex New York. Sebelumnya, harga emas turun 1% selama dua sesi terakhir.
Sebagaimana diketahui, inflasi di AS naik 0,3% di Desember 2013, kenaikan tertinggi sejak Juni. Harga emas di tahun 2013 tumbang 28% karena investor kehilangan kepercayaan terhadap emas. "Inflasi membuat orang mulai melirik instrumen investasi," kata Phil Streible, broker senior komoditas di RJ O'Brien & Associates kepada Bloomberg di Chicago.
Harga emas sempat menguat naik pada 13 Januari lalu menjadi US$ 1.255,30 per ounce. Harga naik karena ada proyeksi kenaikan permintaan emas di China untuk menghadapi hari besar Imlek. Permintaan emas di China diproyeksikan akan mengalahkan India, yang tahun lalu menjadi negara konsumen emas nomor wahid dunia.
Selain emas, harga perak berjangka pengiriman Maret juga turun 0,4% jadi US$ 20,054 per ounce.  Sedangkan harga paladium pengiriman Maret juga turun 0,1% menjadi US$ 743,90 per ounce. Sedangkan harga platinum berjangka pengiriman April naik 0,2% menjadi US$ 1,431.50 per ounce .
Editor: Asnil Bambani Amri
Sumber: Bloomberg
 

Produksi minyak AS mengerek harga minyak WTI turun

Oleh Asnil Bambani Amri - Jumat, 17 Januari 2014 | 06:00 WIB
NEW YORK. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun karena anggota negara penghasil minyak alias OPEC mengatakan adanya kenaikan produksi minyak dari negara non anggota.
Harga minyak WTI pada Kamis (16/1) tersebut turun sebesar 21 sen. Dalam sebuah laporan hari ini disebutkan, produksi minyak negara anggota OPEC sudah diturunkan 300.000 barel per hari, namun ternyata produksi minyak di Amerika Serikat, Kanada dan Brasil justru mencatat kenaikan.
Harga minyak berjangka berfluktuasi setelah jumlah klaim pengangguran berkurang di AS. "Laporan OPEC menegaskan bahwa permintaan minyak global turun," kata Phil Flynn, analis pasar senior di Prices Futures Group di Chicago.
Ia menjelaskan, saat ini stok minyak di AS selaku konsumen terbesar minyak dalam keadaan mencukupi. "Kami memiliki persediaan cukup. Klaim pengangguran yang baik dan ini menyatakan ekonomi AS kian membaik ," kata dia.
Harga minyak WTI pengiriman Februari ada di posisi US$ 93,96 per barel, saat diperdagangkan di New York Mercantile Exchange. Kemarin  harga ditutup di level tertinggi sejak 2 Januari. Sementara itu, harga minyak Brent pengiriman Februari turun 4 sen dan berakhir harga US$ 107,09 per barel di ICE Futures Europe.
Editor: Asnil Bambani Amri
 

Prospek emas hitam masih suram saja

Oleh Febrina Ratna Iskana - Jumat, 17 Januari 2014 | 07:20 WIB
JAKARTA. Kabar seretnya pasokan di pasar Eropa mengerek harga batubara. Namun, harga batubara diprediksi tidak akan mampu menguat tajam, bahkan cenderung akan tergerus lagi.

Data Bloomberg menunjukkan, Rabu (15/1), harga batubara kontrak pengiriman Februari 2014 di Bursa ICE Eropa naik 0,73% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 83,20 per metrik ton (MT). Namun, jika dihitung sejak akhir tahun lalu, harga emas hitam ini sudah tergerus sebesar 3,59% ketika menyentuh level US$ 86,30 per MT.

Kabarnya, Kolombia mengurangi pasokan batubara ke Eropa sekitar 10% atau setara 50 juta ton pada tahun ini. Pemerintah Kolombia membuat kebijakan agar produsen batubara membangun fasilitas pengiriman langsung dari pelabuhan sendiri mulai 1 Januari 2014.

Alhasil, perusahaan tambang Drummond, yang menyediakan sepertiga ekspor batubara Kolombia, harus menghentikan ekspor batubara hingga Maret, sampai pelabuhan selesai dibangun.

Kebijakan itu mendongkrak harga batubara, apalagi permintaan sedang naik di musim dingin. Namun, Frenc Bank Societe Generale menyebut, pelarangan ekspor itu tidak akan berdampak lama, sebab suplier lain, seperti dari Amerika akan mengirimkan pasokan ke Eopa.

Analis komoditas, Ibrahim menilai, penguatan harga batubara lebih dipengaruhi laju  harga minyak mentah dunia. "Ketika harga minyak naik, maka ikut mendorong harga batubara," jelasnya.

Cenderung turun

Namun, hingga akhir pekan, Ibrahim memprediksi, harga batubara akan fluktuatif, dengan kecenderungan turun. Apalagi, jika data tenaga kerja AS yang dirilis akhir pekan ini dapat menguatkan dollar AS.  Selain itu, data PDB China diprediksikan memburuk. "Jika benar, harga batubara akan jatuh," kata Ibrahim.

Managing Partner Investa Sarana Mandiri, Kiswoyo Adi Joe sependapat. Ia memprediksi, harga batubara sulit menguat, karena kurang katalis positif. Apalagi, jika Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Cina sudah beroperasi, permintaan akan turun. Belum lagi pasokan dari Indonesia masih banyak. "Sehingga pembatasan ekspor kurang ada efeknya," paparnya.

Maka, Kiswoyo memprediksi, harga batubara akan cenderung tertekan di kisaran US$ 82-US$ 84 per MT.
Secara teknikal, Ibrahim menyebut, bollinger sudah 30% di atas bollinger tengah yang menunjukkan penurunan. Moving Average (MA) sudah 40% dari bollinger tengah, yang menunjukkan kenaikan sementara. Namun, stochastic sudah 80% negatif dan Relative Strength Index (RSI) juga 65% negatif, yang menunjukkan penurunan.

Walaupun Moving Average Convergence Divergence (MACD) masih 65% positif, namun jangka pendek masih cenderung turun. Prediksi Ibrahim, harga batubara akan bergulir di kisaran US$ 80,50-US$ 84,00 per MT.
Editor: Dupla

Rabu, 15 Januari 2014

Berapa Harga Rata-rata Emas Tahun Ini? - INILAH.com

Berapa Harga Rata-rata Emas Tahun Ini? - INILAH.com

INILAH.COM, New York - Bank besar kelas dunia mengeluarkan prediksi harga rata-rata emas tahun ini di kisaran US$1.209 per troy ons.

Harga rata-rata ini mencerminkan penurunan 14,5% dari harga rata-rata di tahun 2013 sebesar US$1.413 per troy ons. Demikian mengutip salah satu riset bank, Deutsche Bank seperti mengutip marketwatch.com.

Deutsche Bank memiliki prediksi harga yang paling rendah dari enam bank besar dengan harga rata-rata US1.141 per troy ons di tahun 2014 ini. Sedangkan HSBC di kisaran US$1.292 per troy ons. Untuk Barclays memprediksi harga rata-rata tahun ini sebesar US$1.205 per troy ons.

Mengapa harga emas akan jatuh terus? Hasil riset Bank of America Merrill Lynch menyebutkan pemicunya karena kekhawatiran yang melanda para pembeli emas. Dengan ekonomi global yang mulai lebih kuat serta pengurangan stimulus moneter dari Fed AS. Laju inflasi juga belum mengembalikan fungsi emas sebagai lindung nilai.

Dalam jangka pendek, harga minyak akan menanjak

Oleh Barratut Taqiyyah - Kamis, 16 Januari 2014 | 09:14 WIB

SYDNEY. Harga kontrak minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam dua pekan terakhir pagi ini (16/1). Merujuk data Bloomberg, pada pukul 12.14 waktu Sydney, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Februari berada di posisi US$ 94,25 per barel di New York Mercantile Exchange atau naik 8 sen.

Kemarin, kontrak yang sama naik US$ 1,58 menjadi US$ 94,17 per barel. Ini merupakan level penutupan tertinggi sejak 2 Januari lalu.

Pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh data cadangan minyak AS yang menurun ke level terendah sejak Maret 2012 lalu. Hal ini terlihat dari data yang dirilis oleh Energy Information Administration di mana penurunan cadangan minyak mencapai 7,66 juta barel menjadi 350,2 juta dalam tujuh hari yang berakhir 10 Januari lalu.

"Ini merupakan kejutan besar dari jumlah cadangan minyak AS. Penurunannya cukup besar. Dalam jangka pendek, harga minyak akan bergerak naik," papar Michael McCarthy, chief strategist CMC Markets di Sydney.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Februari naik 0,7% menjadi US$ 107,13 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Editor: Barratut Taqiyyah
 

Dollar masih perkasa, pesona emas pudar

Kamis, 16 Januari 2014 | 09:01 WIB

SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia masih melanjutkan penurunan kemarin. Pagi ini (16/1), harga kontrak emas untuk pengantaran cepat turun sebesar 0,3% menjadi US$ 1.237,70 per troy ounce. Pada pukul 09.24 waktu Singapura, kontrak yang sama diperdagangkan di level US$ 1.240,97 per troy ounce.

Harga emas memang kembali tertekan seiring adanya spekulasi bahwa perekonomian AS sudah cukup kuat untuk menahan kebijakan tapering off stimulus the Federal Reserve. Hal inilah yang kemudian mendongkrak posisi dollar AS.

Asal tahu saja, Bloomberg US Dollar Index melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan terakhir pagi ini.

"Adanya berita positif mengenai perekonomian AS membuat pesona emas semakin memudar. Data yang lebih baik dari prediksi membuka peluang the Fed untuk kembali melanjutkan program pemangkasan stimulusnya," jelas Ethan Wai, research analyst Wing Fung Financial Group.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Februari naik 0,2% menjadi US$ 1.240,20 per troy ounce di Comex, New York.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Di NY, emas toreh penurunan terbesar dalam sepekan

Kamis, 16 Januari 2014 | 06:00 WIB
NEW YORK. Harga kontrak emas dunia menorehkan penurunan terbesar dalam sepekan terakhir tadi malam (15/1) di New York. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 13.45 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Februari turun 0,6% menjadi US$ 1.238,30 per troy ounce. Ini merupakan penurunan terbesar untuk kontrak emas teraktif sejak 7 Januari lalu.

Harga emas tertekan setelah beredar spekulasi bahwa the Federal Reserve akan terus memangkas nilai stimulus mereka. Jika hal itu terjadi, maka posisi dollar AS akan semakin menguat. Sebaliknya, pesona emas sebeagai investasi alternatif kian memudar.

Asal tahu saja, kemarin, dollar AS menuju penguatan terbesar dalam empat bulan terakhir terhadap 10 mata uang utama dunia.

"Harga emas tertekan seiring kian membaiknya outlook pemulihan ekonomi AS. Penguatan dollar semakin menekan harga emas," jelas Frank Lesh, trader FuturePath Trading LLC di Chicago.

Catatan saja, pada tahun lalu, harga emas anjlok 28%. Ini merupakan penurunan tahunan terbesar sejak 1981 silam. Sejumlah investor kehilangan kepercayaan terhadap emas seiring melompatnya bursa AS ke rekor tertinggi dan rendahnya tingkat inflasi. 
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Selasa, 14 Januari 2014

Bursa AS Naik Seiring Data Penjualan Ritel - INILAH.com

Bursa AS Naik Seiring Data Penjualan Ritel - INILAH.com

INILAH.COM, New York - Bursa saham AS menglami reli pada Rabu (15/1/2014) dini hari tadi. Kelanjutan penguatan tersebut sebagai reli terbaik untuk tahun ini.

Investor menyambut positif data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan. Hal ini mendorong saham Google Inc dan Aple Inc mengalami penguatan. Indeks juga merespon positif hasil pendapatan JP Morgan Chase & Co dn Wells Fargo & Co.

Indeks S&P menguat 1,1% ke 1.838,88 dengan kenaikan tertinggi sektor teknologi. Indeks Dow Jones nik 0,7% menjadi 16.373,86. Untuk indek Nasdaq meraih kenaikan 1,7% ke 4.183,02. Demikian mengutip marketwatch.com.

Data penjulan ritel bulan Desember naik di atas perkiran sebelumnya. Hal ini menggairahkan pasar sehingga menambah posisi di pasar.

Orang AS lebih bnyk membeli banyak pakaian dan makanan selama liburan akhir tahun. Mereka belanja di toko dan peritel online. Pemilik usaha optimistis di bulan Desember dengan naik 1,4 poin menjadi 93,9.

Wall Street melompat tinggi di NY semalam

Rabu, 15 Januari 2014 | 05:08 WIB

NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS ditutup menguat tadi malam (15/1) di New York. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik 1,1% menjadi 1.838,88. Ini merupakan lompatan terbesar S&P sejak 18 Desember lalu.

Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,7% menjadi 16.373,86. Transaksi tadi malam melibatkan 6,5 miliar saham. Angka tersebut 7,7% di bawah nilai transaksi rata-rata 30 harian.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya: Intel Corp yang naik setidaknya 4%, Google Inc naik 2,4%, Time Warner Cable Inc naik 2,7%, dan JPMorgan Chase & Co tak banyak mencatatkan perubahan.

Salah satu sentimen yang menjadi energi positif bagi bursa AS adalah data penjualan ritel Negeri Paman Sam yang lebih baik dari prediksi. Selain itu, adanya aksi korporasi berupa merger perusahaan memberikan sinyal adanya kepercayaan atas ekonomi AS.

"Kita sepertinya berada di tahapan lingkaran pasar saham di mana kabar baik akan tetap menjadi kabar baik," jelas Martin Leclerc, founder Barrack Yard Advisors LLC.

Catatan saja, indeks S&P 500 anjlok 1,3% kemarin. Penurunan ini merupakan yang terbesar sejak November lalu.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Keperkasaan dollar bikin harga emas tertekan di NY

Rabu, 15 Januari 2014 | 06:00 WIB

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia turun untuk kali pertama dalam empat sesi terakhir di New York. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 13.39 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Februari turun 0,5% menjadi US$ 1.245,40 per troy ounce di Comex, New York. Kemarin, kontrak yang sama menyentuh posisi US$ 1.255,30 per troy ounce, yang merupakan level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 12 Desember lalu.

Salah satu pendongkrak harga emas adalah penguatan dollar AS yang pada akhirnya menekan tingkat permintaan emas sebagai alat investasi alternatif.

"Penguatan dollar dan sinyal pulihnya ekonomi AS menyebabkan investor menjauhi emas. Mayoritas dari investor tidak melihat adanya alasan untuk tetap berinvestasi di emas," papar Frank McGee, the head dealer Integrated Brokerage Services LLC di Chicago.

Asal tahu saja, dollar AS menguat 0,4% terhadap 10 mata uang utama dunia semalam. Penguatan dollar dipicu oleh rilis data penjualan ritel AS pada Desember yang mencatatkan kenaikan melebihi prediksi.
Editor: Barratut Taqiyyah
Sumber: Bloomberg
 

Minggu, 12 Januari 2014

Investasi Emas Masih Suram

Jum'at, 10 Januari 2014 | 16:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Belum pulihnya ekonomi global serta penguatan dolar Amerika Serikat (AS) membuat harga emas masih pada tren melemah.

Analis pasar komoditas dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, mengatakan prospek investasi emas masih berada pada tren bearish. Harga emas berbanding terbalik dengan dolar. "Kondisi pasar global yang memihak dolar membuat harga emas tergerus."

Harga emas selalu turun-naik dalam kurun empat tahun terakhir, namun pada 2013, emas mengalami lonjakan turun paling parah. Pada akhir 2012, emas masih diperdagangkan pada level 1.655 per troy ounce. pada akhir 2013, harga emas telah merosot lebih dari 35 persen ke level 1.225 per troy ounce.

Biasanya, faktor-faktor yang mempengaruhi naik-turunnya nilai logam mulia adalah inflasi, harga komoditas, kurs dolar, serta naik-turunnya permintaan emas fisik. Anjloknya harga emas juga disebabkan investor melakukan pengalihan aset (switching) ke instrumen lain, seperti saham dan obligasi.

Menurut Albertus, inflasi global cenderung rendah, sehingga harga emas yang biasanya menjadi alat lindung nilai (hedging) dari ancaman inflasi harganya kini masih tertahan. Di sisi lain, menguatnya dolar AS terhadap mata uang dunia membuat harga emas dianggap mahal bagi investor di negara lain.

Dari dalam negeri, suku bunga yang tinggi membuat logam mulia kehilangan daya tarik. Orang pasti akan berpikir lebih baik memilih deposito atau saham ketimbang emas. "Menyimpan emas tidak mendapatkan added value apa-apa, padahal deposito mendapat bunga dan saham mendapat jatah dividen," ujar Albertus.

Meski demikian, harga emas berpeluang naik karena faktor musiman. Biasanya menjelang hari raya, ketika pendapatan dan konsumsi masyarakat meningkat, dan ada kebutuhan untuk prestise.

http://www.tempo.co/read/news/2014/01/10/090543773/Investasi-Emas-Masih-Suram


PDAT | M. AZHAR

Harga emas berpeluang berkilau kembali

Oleh Dina Farisah - Senin, 13 Januari 2014 | 07:07 WIB

JAKARTA. Harga emas berpotensi bullish pasca rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu. Laju harga emas diperkirakan berlangsung selama sepekan ke depan.
Kontrak harga emas di Bursa Commodity Exchange bulan Februari 2014 naik 0,7% dalam sepekan terakhir. Sementara jika dibandingkan Kamis (9/1), harga emas menanjak 1,42%.
Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures mengatakan, dollar tertekan terhadap sejumlah mata uang pasca dirilisnya data nonfarm payrolls di AS.
Sebaliknya, kejatuhan dollar ini membawa sentimen positif terhadap harga emas. Sebelum rilis nonfarm payrolls dipublikasikan, harga emas di Commodity Exchange ada di level US$ 1.224 per ons troi.
Namun, begitu data nonfarm payrolls jauh di bawah ekspektasi, harga emas Jumat (10/1) ditutup menguat ke level US$ 1.246,90 per ons troi.
“Harga emas naik tajam. Bullishnya emas masih akan berlanjut menunggu hasil FOMC meeting pada Rabu (15/1),” ungkap Suluh, Minggu (12/1).
Ia menilai, Bank Sentral AS, The Federal Reserve akan lebih berhati-hati mengambil kebijakan pengurangan stimulus secara lebih agresif.
Melihat buruknya data nonfarm payrolls, The Fed diperkirakan menunda pengurangan stimulus moneternya.
Editor: Asnil Bambani Amri