Oleh Agus Triyono - Rabu, 13 November 2013 | 08:17 WIB
JAKARTA. Dollar Australia melemah terhadap sejumlah mata uang utama
dunia. Kekhawatiran pasar terhadap perlambatan kredit di China telah
menekan pergerakan aussie, sebutan valuta asing ini. Maklum, China
merupakan mitra dagang utama Australia, sehingga kondisi ekonomi China
sangat mempengaruhi pergerakan valuta asing (valas) itu.
Pasangan EUR/AUD, Selasa (12/11) pukul 16.00 WIB, menguat 0,11%
menjadi 1,43417 dibanding harga sehari sebelumnya. Pasangan AUD/USD
melemah 0,34% menjadi 0,9327, namun pasangan AUD/JPY menguat 0,23%
menjadi 93,019.
Bank Sentral China awal pekan ini melaporkan, sepanjang Oktober,
jumlah pinjaman alias kredit baru yang mereka gelontorkan hanya mampu
menembus angka 506 miliar yuan. Angka ini jauh di bawah penyaluran
kredit September yang mencapai 787 miliar yuan.
Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy mengatakan, aussie juga tertekan
oleh indeks kepercayaan bisnis yang diterbitkan National Australia Bank
Ltd. Dalam laporannya, sepanjang Oktober, indeks kepercayaan bisnis
Australia ini berada di level 5 atau lebih rendah dibanding posisi
September di level 12.
Selain itu, tekanan datang dari spekulasi pasar terhadap kemungkinan
bakal dipercepatnya pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat (AS).
Khususnya, setelah serangkaian rilis data ekonomi AS, termasuk data
penciptaan lapangan kerja, akhir pekan lalu, menunjukkan perkembangan
positif.
Pernyataan sejumlah pejabat Bank Sentral Australia yang belakangan
ini cenderung membiarkan pelemahan aussie, juga menjadi penyebab tekanan
bagi aussie. "Secara keseluruhan pelemahan ini kelanjutan dari
pelemahan empat minggu belakangan ini," kata Nizar.
Untuk pasangan AUD/JPY, valas yen akan terus mengalami tekanan
sebelum data ekonomi kuartalan Jepang keluar Kamis pekan ini. Sementara,
untuk pasangan EUR/AUD, masih ada potensi penguatan ke depan.
http://investasi.kontan.co.id/news/dollar-australia-terimbas-data-china
Tidak ada komentar:
Posting Komentar