Stimulus Fed Tidak Capai Target? - INILAH.com
INILAH.COM, New York - Salah satu mantan pejabat The Fed AS menilai program stimulus moneter atau Quantitative Easing (QE) tidak berjalan semestinya.
Penilaian terebut diungkapkan Andrew Huszar. "Argumen saya adalah bahwa QE sama sekali tidak berguna," katanya seperti mengutip cnbc.com, Sabtu (16/11/2013).
Huszar mengakui pada awal program tersebut diluncurkan bertujuan untuk membantu perekonomian. Program QE berupa stimulus moneter dengan pembelian obliogasi senilai US$85 miliar per bulan. Suntikan dana segar ke sistem keuangan AS ini seharusnya untuk meningkatkan pasokan kredit bagi konsumen dan bisnis.
Namun pada kenyataannya QE hanya mendukung pasar saham. Mereka menikmati dana dengan cukup besar yang seharusnya membantu perekonomian.
"Mari kita jujur, 50 persen orang AS tidak memiliki saham. Ada sejumlah trickle down kebijakan moneter yang terlibat di sini. Jadi siapa yang memanfaatkan program dengan biaya besar ini," katanya.
Program QE menurut Huszar telah mengagalkan rencana untuk membatasi kredit bank. Saat ini hanya 0,2% dari bank AS menguasai 70 persen aset AS. Dengan aktivitas pasar yang meningkat sulit untuk mengurangi praktik kartel di perbankan AS.
Pandangan ini agak sejalan dengan pendirian Wakil Gubernur Fed, Janet Yellen Yellen dan anggota senat AS. Mereka mengakui, stimulus The Fed akan berhenti pada titik tertentu. Tapi di sisi lain, penarikan stimulus yang terlalu dini akan berisko bagi laju pemulihan ekonomi AS yang sedang rapuh.
Yellen mengakui stimulus tidak akan berjalan selamanya sehingga waktu yang tepat untuk tapering off akan menjadi tidak pasti. Saat ini, tapering tetap akan terjadi tapi waktunya yang belum jelas kapan apakah pada Desember, awal 2014 atau Maret 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar