Oleh Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana - Senin, 11 November 2013 | 07:40 WIB
JAKARTA. Poundsterling bergerak stabil cenderung melemah, terutama
terhadap dollar AS dan euro. Pelemahan terpicu oleh data neraca
perdagangan Inggris yang dirilis negatif pada pekan lalu. Selain itu,
pelemahan poundsterling, terdorong oleh koreksi teknikal setelah
sebelumnya menguat, khususnya terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Pasangan GBP/USD, Jumat (8/11), melemah 0,74% menjadi 1,6017
dibandingkan sehari sebelumnya. Tapi, pairing GBP/JPY menguat 0,48%
menjadi 158,659 dan pasangan GBP/AUD menguat 0,24% menjadi 1,7066.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik di London, Inggris mengalami
defisit perdagangan sebesar £ 9,8 miliar di bulan September 2013. Angka
ini melebar setelah sebulan sebelumnya Inggris mencatat defisit
perdagangan sebesar £ 9,55 miliar.
Nizar Hilmy, analis dari Soegee Futures mengatakan, untuk pasangan
GBP/USD masih akan konsolidasi. Namun, hasil data ketenagakerjaan AS
yang bagus akan menekan poundsterling. “Penguatan pairing ini akan
terbatas tapi tidak jatuh terlalu tajam,” ujar Nizar.
Tonny Mariano, analis Harvest Investindo Futures bilang, untuk
pasangan GBP/JPY berpotensi menguat. Fundamental ekonomi Inggris masih
lebih baik ketimbang Jepang, sehingga GBP lebih diunggulkan ketimbang
yen.
Pada pairing GBP/AUD, Ariston Tjendra, analis Monex Investindo
Futures bilang, fluktuasi pergerakan pasangan ini rendah. "Pasar masih
menunggu data ekonomi terbaru," kata Ariston.
http://investasi.kontan.co.id/news/gbp-berpotensi-menguat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar