Rabu, 31 Juli 2013

Ini dua sentimen yang mengerek bursa regional

Oleh Barratut Taqiyyah - Kamis, 01 Agustus 2013 | 08:48 WIB | Sumber Bloomberg

TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia dibuka menguat. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.17 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,8%. Padahal, kemarin, indeks acuan di kawasan regional ini turun 1,2% ke level terendah sejak 9 Juli.

Sementara itu, indeks Topix naik 1,1%. Sharp Corp, Sony Corp, dan Kyocera Corp merupakan sejumlah perusahaan Jepang yang dijadwalkan untuk merilis kinerja hari ini.

Sedangkan indeks Kospi naik 0,3%, indeks S&P/ASX 200 naik 0,7%.

Ada dua faktor utama yang mencerahkan pasar saham Asia hari ini. Pertama, secara tidak terduga, indeks manufaktur China  mengalami kenaikan. Data yang dirilis pemerintah China menunjukkan, indeks manufaktur China untuk bulan Juli berada di level 50,3, naik dari posisi Juni yang hanya sebesar 50,1. Sementara, analis memprediksi indeks manufaktur China berada di level 49,8.

Kedua, investor berspekulasi bahwa kecemasan the Fed mengenai deflasi akan menunda rencana bank sentral untuk mengurangi nilai stimulus AS.

"The Fed sepertinya menahan diri terkait stimulus. Perekonomian AS terlihat tumbuh lebih kuat dan the Fed belum juga mengumumkan kapan rencana pengurangan stimulus akan dilakukan," jelas Evan Lucas, market strategist IG Markets Ltd.

http://investasi.kontan.co.id/news/ini-dua-sentimen-yang-mengerek-bursa-regional/2013/08/01

Banyak sentimen global, emas terjebak di tengah

Oleh Barratut Taqiyyah - Kamis, 01 Agustus 2013 | 05:54 WIB

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia ditransaksikan tak banyak mencatatkan perubahan tadi malam di New York (31/7). Data Bloomberg memperlihatkan, pada pukul 16.17 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun 0,1% menjadi US$ 1.323,80 per troy ounce di Comex, New York. Harga emas turun 0,9% menjadi US$ 1.313 per troy ounce pada transaksi perdagangan reguler.

Harga emas bergerak stabil setelah the Federal Reserve menyatakan akan mempertahankan kebijakan stimulus bernilai US$ 85 miliar per bulan dengan alasan tingkat inflasi rendah dapat memukul kembali perekonomian AS.

"Komite menyadari bahwa tingkat inflasi di bawah level 2% dapat menimbulkan resiko pada performa perekonomian," demikian pernyataan the Federal Open Market Committee kemarin malam setelah menggelar pertemuan yang berlangsung dua hari.

Menurut Tom Power, senior commodity broker RJ market O'Brien & Associates di Chicago, pasar emas terjebak di tengah karena banyak sekali sentimen yang mempengaruhi.  "Di satu sisi, mempertahankan stimulus merupakan hal positif. Namun di sisi lain, kecemasan mengenai deflasi tidak akan berdampak baik bagi emas," paparnya.

Catatan saja, harga emas menanjak 7,3% pada Juli. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak januari 2012. Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke bilang, pada bulan ini terlalu dini untuk memutuskan pemangkasan nilai kebijakan stimulus untuk dilakukan mulai September mendatang.

http://investasi.kontan.co.id/news/banyak-sentimen-global-emas-terjebak-di-tengah/2013/08/01

Banyak sentimen global, emas terjebak di tengah

Oleh Barratut Taqiyyah - Kamis, 01 Agustus 2013 | 05:54 WIB

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia ditransaksikan tak banyak mencatatkan perubahan tadi malam di New York (31/7). Data Bloomberg memperlihatkan, pada pukul 16.17 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun 0,1% menjadi US$ 1.323,80 per troy ounce di Comex, New York. Harga emas turun 0,9% menjadi US$ 1.313 per troy ounce pada transaksi perdagangan reguler.

Harga emas bergerak stabil setelah the Federal Reserve menyatakan akan mempertahankan kebijakan stimulus bernilai US$ 85 miliar per bulan dengan alasan tingkat inflasi rendah dapat memukul kembali perekonomian AS.

"Komite menyadari bahwa tingkat inflasi di bawah level 2% dapat menimbulkan resiko pada performa perekonomian," demikian pernyataan the Federal Open Market Committee kemarin malam setelah menggelar pertemuan yang berlangsung dua hari.

Menurut Tom Power, senior commodity broker RJ market O'Brien & Associates di Chicago, pasar emas terjebak di tengah karena banyak sekali sentimen yang mempengaruhi.  "Di satu sisi, mempertahankan stimulus merupakan hal positif. Namun di sisi lain, kecemasan mengenai deflasi tidak akan berdampak baik bagi emas," paparnya.

Catatan saja, harga emas menanjak 7,3% pada Juli. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak januari 2012. Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke bilang, pada bulan ini terlalu dini untuk memutuskan pemangkasan nilai kebijakan stimulus untuk dilakukan mulai September mendatang.

http://investasi.kontan.co.id/news/banyak-sentimen-global-emas-terjebak-di-tengah

Setelah melompat tinggi, harga minyak di Asia flat

Oleh Barratut Taqiyyah - Kamis, 01 Agustus 2013 | 07:48 WIB | Sumber Bloomberg

MELBOURNE. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) bergerak flat pada transaksi perdagangan hari ini (1/8). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.25 waktu Sydney, harga kontrak minyak jenis WTI untuk pengantaran September naik 31 sen menjadi US$ 105,34 per barel di New York Mercantile Exchange.

Pergerakan stabil harga minyak terjadi setelah harga si emas hitam mengalami kenaikan bulanan terbesar sejak Agustus 2012. Jika dikalkulasikan, sepanjang Juli, harga minyak sudah melompat 8,8%.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga minyak terkerek. Beberapa di antaranya yakni cadangan minyak di Cushing turun ke level terendah dalam 15 bulan terakhir dan perekonomian AS tumbuh melampaui prediksi pelaku pasar.

Sekadar catatan, kemarin, harga kontrak minyak mencatatkan kenaikan terbesar sejak 10 Juli lalu dengan naik US$ 1,95 menjadi US$ 105,03 per barel.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran September naik 0,2% menjadi US$ 107,88 per barel di ICE Futures Europe Exchange.
 

Selasa, 30 Juli 2013

Nasdaq Tahan Bursa AS Turun Tajam - INILAH.com

Nasdaq Tahan Bursa AS Turun Tajam - INILAH.com

INILAH.COM, New York - Pencapaian rekor tertinggi indeks Nasdaq menahan bursa saham AS turun lebih dalam pada Rabu (31/7/2013). Investor berhati-hati menjelang keputusan The Fed.

Indeks Dow Jones berakhir naik tipis ke 15.520,29. Indeks S&P lebih tinggi 0,04% ke 1.685,96. Untuk indeks Nasdaq naik 0,5% ke 3.616,47 yang merupakan level tertinggi sejak Januari 2012 lalu.

Dari 304 perusahaan yang telah melaporkan pendapatan kuartal kedua, sebanyak 201 melebihi perkiraan, 76 sesuai prediksi awal dan di bawah target. "Perolehan laba ini lebih baik dari yang diharakan tetai kami belum melihat banyak perusahaan yang mengalami kenaikan pendapatan," kata analis dari Banyan Partners LLC, Robert Pavlik.

Indeks dolar AS naik 0,1% dan imbal hasil Threasury untuk 10 tahun turun 0,1% menjadi 2,604 persen. Minyak mentah turun 1,4% menjadi US$104,08 per barel. Harga emas turun 0,4% ke US$1.325,8 per troy ounce.

Saham Facebook naik 6,2% setelah meluncurkan unit Game Mobile. Saham JP Morgan turun 0,6% setelah setuju membayar denda US$285 juta setelah terbukti memanipulasi pasar listrik di California dan Midwest.

Data indeks properti bulan Mei naik 12,2% sehingga menunjukkan perbaikan perumahan AS. Untuk indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 80,3 di bulan Juli dari 82,1 bulan Juni.

USD/JPY glued to the 98 handle ahead of US GDP

USD/JPY glued to the 98 handle ahead of US GDP

FXstreet.com (Barcelona) - The USD/JPY foreign exchange rate is last trading at 97.98, off recent session lows at 97.84, flat since previous Asia-Pacific open yesterday, while Nikkei has recovered above the 13700 points mark, still down -1.16% for the day so far.

USD/JPY still pointing lower

“Having put in a near term low at the 50% pivot of the move from 93.78/101.52 at 97.64, the Dollar has made a mild recovery and currently sits at 98.00 where it is likely to remain until the US data later in the session,” saidFX Charts analyst Jim Langlands, adding: “The 4 hour charts suggest that in the short term the dollar will continue to gain support at around 97.70, although the longer term charts still point lower and a break to the downside would head towards 97.55, the base of the daily Cloud, which should also be reasonable support.”

USD/JPY key technical levels

Immediate support to the downside for USD/JPY lies at yesterday's Asian session lows 97.83, followed by NY session Tuesday lows at 97.75, and Monday's weekly lows at 97.62. To the upside, closest resistance shows at recent session highs at 98.14, followed by early NY session highs at 98.35, and late yesterday's Asian session weekly highs at 98.45.

AUD/USD on free-fall since RBA Stevens, watch for a 0.90 break

AUD/USD on free-fall since RBA Stevens, watch for a 0.90 break

FXstreet.com (Barcelona) - AUD/USD has been hammered once again in early Asia, taking the rate as low as 0.9020 from 0.9060 NY close, following the 'major clues' provided by RBA Stevens about a forthcoming rate cut in Australia next August 6th.

According to Alp Kocak, Strategist at DailyForex.com: "Simply put, if the pair can get a daily close below 0.90, it may absolutely crater. In fact, this could be one of the better trades for the month of August, and possibly even the rest of the year", adding that "I will not be shorting this until we get a daily close below 0.90, but when we do I will be all in."

Kocak thinks that "unless there is something seriously amiss, it doesn’t seem likely AUD is going to be particularly strong in August 2013." He adds that a "dead cat bounce" is always a possibility, but if so, "this may only create a selling opportunity" Kocak said.

Kocak's bearish view is very much in line with broader market consensus, which sees the AUD still caught in the crossfire of a 'perfect bearish storm', with the main drivers being China, Fed taper talk, and undoubtedly, a very dovish RBA.

July FOMC Preview: Fed Won’t Taper QE At This Meeting

July FOMC Preview: Fed Won’t Taper QE At This Meeting

USD: Will The FOMC Make The Earth Move On Wed? - Morgan Stanley

30 Jul 2013 16:35 EDT

As we are approaching the conclusion of  the July FOMC meeting on Wednesday, the focus among FX market participants is on whether the FOMC statement along with a round of very critical US data releases this week, will trigger a turnaround in the USD recent correction.
"We do not expect this week’s US data releases and FOMC statement to drive a USD turnaround just yet. Indeed, the opposite appears likely. As a result, we will have to wait for clearer signs that the economy has stabilized before reloading broad USD longs," answers Morgan Stanley.
"Our US economists expect a 0.4% 2Q real GDP print in next Wednesday’s release, confirming the sharp downshift in economic momentum under the weight of a fiscal tightening that dented the Chairman’s confidence in the US recovery," MS projects.
"Against this backdrop the FOMC’s statement reportedly may strengthen its forward rate guidance. Specifically, the FOMC may lower its unemployment target to 6%, reflecting the disconnect between the unemployment rate and broader measures of labor market performance. And the Committee may add a lower inflation threshold, committing to keep the funds rate extraordinarily low at least until the unemployment target is reached while inflation remains below the 2.5% inflation trigger, or while inflation remains below its lower inflation threshold," MS adds
"By formalizing Fed’s recent concern about too-low inflation and a premature tightening in financial conditions, the new guidance framework should extend the USD depreciation. It also should further underline the data-dependency of Fed policy, increasing the market sensitivity to downside US data surprise," MS argues.
Copyright © 2013 eFXnews

AUD/USD Bear Flag About To Unfold Further: Levels & Targets - Nomura

30 Jul 2013 15:10 EDT

AUD/USD bear flag is still unfolding after respecting .93 resistance, notes Nomura. Such a bearish development, according to Nomura, suggests a further follow up on the downside towards multi-technical targets:
"The entire sideways range can be labeled as a wave-(2) correction of the 1.06-.90 downtrend and once complete suggests another move lower. The rare negative RSI reversal projects down to .8853," Nomura projects.
"S/T prices are approaching critical range lows at .9030/00 but the 1.618 extension of the latest 5 wave decline (.9320-.9130) projects a follow through to .8988," Nomura adds.
On the upside, Nomura thinks that resistance at .9129 will effectively cap in the near term. "With momentum, trend and pattern all pointing lower we expect that level to contain any near-term upside," Nomura clarifies.

Copyright © 2013 eFXnews

Labil, harga emas menanti putusan The Fed

Oleh Asnil Bambani Amri - Selasa, 30 Juli 2013 | 15:38 WIB | Sumber Reuters

SINGAPURA. Harga emas sedikit berubah hari Selasa ini (30/7), dan masih bertahan di dekat harga level tertinggi lima pekan. Kondisi harga emas ini terjadi karena investor bertaruh menjelang  pengumuman hasil pertemuan Federal Reserve.
Perlu diketahui,  The Fed memulai pertemuan dua hari pada Selasa dan Rabu. Investor berharap, The Fed mengumumkan sikapnya pada Rabu sore. Pasar tentu mengawasi sikap The Fed itu dengan cermat, guna memahami petunjuk kapan bank sentral AS memulai membeli obligasi US$  85 miliar.
Harga spot emas turun 0,2% menjadi US$ 1.324,44 per ounce. Harga emas juga turun 0,5% pada Senin, karena investor mengambil keuntungan setelah mencatat keuntungan selama tiga pekan. Harga emas ini telah turun lebih dari 20% tahun ini di tengah kekhawatiran perubahan sikap dari The Fed.
Sebelumnya, The Fed mengatakan, akan mulai mengurangi stimulus tahun ini dan menghentikan sama sekali pada pertengahan tahun 2014. Namun pilihan itu bisa berubah jika prospek ekonomi AS memburuk.
Data hari Senin menunjukkan, kontrak pembelian rumah di AS turun di bulan Juni, penurunan terdalam dalam enam tahun. Namun begitu, pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda penguatan dalam beberapa pekan terakhir.
 

Pasar emas di NY pun ikut menunggu Bernanke

Oleh Barratut Taqiyyah - Rabu, 31 Juli 2013 | 04:45 WIB

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia tadi malam (30/7) kembali tertekan. Investor memilih untuk menunggu hasil pertemuan the Federal Reseve yang berlangsung selama dua hari. Pertemuan tersebut dijadwalkan akan berakhir hari ini (31/7).

Mengutip data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 13.44 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun 0,4% menjadi US$ 1.324,80 per troy ounce di Comex, New York.
Jika dikalkulasikan, penurunan harga emas di sepanjang tahun ini sudah mencapai 21%. Penurunan diakibatkan hilangnya kepercayaan investor terhadap emas sebagai alat investasi alternatif yang aman.

Namun, sepanjang Juli ini, harga emas sudah melambung sebesar 8,3%. Ini merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 2012 lalu.

"Kita melihat adanya kekhawatiran investor di pasar sebelum mendengar pernyataan dari the Fed besok (hari ini)," jelas Phil Streible, senior commodity broker RJ O'Brien & Associates di Chicago. Dia juga bilang, data perumahan AS yang kuat semakin menyebabkan pelaku pasar cemas akan pemangkasan nilai stimulus.

http://investasi.kontan.co.id/news/pasar-emas-di-ny-pun-ikut-menunggu-bernanke

Harga minyak mendekati level terendah sebulan

Oleh Barratut Taqiyyah - Rabu, 31 Juli 2013 | 07:56 WIB

SYDNEY. Harga kontrak minyak dunia pagi ini diperdagangkan mendekati level terendah dalam sebulan terakhir pada Rabu (31/7). Sebelumnya, harga minyak sempat mencatatkan penurunan terbesar dalam sepekan.

Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.00 waktu Sydney, harga kontrak minyak jenis WTI untuk pengantaran September berada di posisi US$ 103,16 per barel atau naik 8 sen di New York Mercantile Exchange. Kemarin, harga minyak sempat anjlok US$ 1,47 menjadi US$ 103,08 sebarel, yang merupakan penurunan terbesar sejak 24 Juli lalu.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Bernt turun 11 sen menjadi US$ 106,8 per barel di ICE Futures Europe exchange.

http://investasi.kontan.co.id/news/harga-minyak-mendekati-level-terendah-sebulan

Harga minyak turun menunggu data Amerika

Oleh Agus Triyono, Sunarti Agustina - Rabu, 31 Juli 2013 | 08:20 WIB

JAKARTA. Harga minyak mentah dunia melemah dalam tiga hari berturut-turut. Harga minyak melemah karena pasar menunggu data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal II 2013.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2013 di Nymex turun 0,63% menjadi US$ 103,89 per barel, Selasa (30/7) pukul 17.16 WIB.
Survei Bloomberg memperkirakan, ekonomi AS pada kuartal kedua tahun ini hanya akan tumbuh 1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka prediksi ini lebih kecil ketimbang realisasi pertumbuhan ekonomi AS kuartal pertama sebesar 1,8%.
Prediksi lain adalah tentang penurunan stok minyak AS yang diperkirakan turun menjadi 362 juta barel. Angka ini merupakan level terendah sejak Januari. Data Energy Information Administration AS ini akan dirilis, Rabu ini.
Dari Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal mengatakan bahwa negara penghasil minyak terbesar dunia ini tidak akan meningkatkan kapasitas produksi. Pernyataan ini muncul karena Arab menilai, tingkat permintaan minyak dari sejumlah konsumen minyak dunia terus merosot.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pernyataan yang diberikan di tengah aksi tunggu pasar terhadap sejumlah rilis data ekonomi penting dunia yang akan dikeluarkan pada minggu-minggu ini telah memberi gambaran kepada pasar atas muramnya prospek permintaan minyak.
Sentimen negatif harga minyak lain, juga datang dari melambatnya laba industri di China dan aksi tunggu pasar terhadap hasil pertemuan yang dilakukan oleh tiga bank sentral besar dunia, yakni Bank Sentral Amerika, Bank Sentral Jepang dan Bank Sentral Australia. Bank Sentral Australia mengungkapkan bahwa angka inflasi masih memberi ruang untuk penurunan suku bunga.
Zulfirman mengatakan, potensi kenaikan harga minyak masih ada karena krisis politik di kawasan penting yang merupakan jalur distribusi dan produksi minyak. "Tapi untuk sementara, sentimen itu kalah kuat," katanya.
Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures menambahkan, minyak terpengaruh cadangan minyak AS dan melambatnya pertumbuhan manufaktur China. "Paling tidak sampai akhir pekan ini, harga minyak masih akan melemah," katanya.
Zulfirman menambahkan, sepekan ke depan minyak akan bergerak melemah terbatas secara teknikal. Pelemahan ini bisa dilihat dari indikator stochastic yang berada di level 26 dan cenderung bergerak turun. Namun, harga yang berada di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 memberi sinyal bahwa kejatuhan tajam harga minyak bisa dicegah.
Zulfirman memperkirakan, sepekan ke depan, harga minyak akan melemah di kisaran US$ 100-US$ 107 per barel. Suluh memprediksi, minyak akan melemah di US$ 100 - US$ 106 per barel.

Bunga akan dipangkas, AUD melemah

Oleh Cindy Silviana Sukma, Sunarti Agustina - Rabu, 31 Juli 2013 | 08:30 WIB

JAKARTA. Dollar Australia tertekan terhadap sejumlah mata uang dunia. Penekan pelemahan mata uang Australia ini adalah niat Reserve Bank of Australia (RBA) alias Bank Sentral Australia yang akan memangkas suku bunga acuan.
Hingga Selasa (30/7) pukul 18.27 WIB, pasangan AUD/USD melemah 1,35% menjadi 0,9082 dibanding hari sebelumnya. Pasangan AUD/JPY melemah 1,42% menjadi 88,89. Pairing EUR/AUD menguat 1,43% menjadi 1,4613. "Data inflasi terbaru tidak memperlihatkan adanya pergeseran," kata Stevens. Ia menambahkan, tidak akan kaget kalau nilai tukar aussie melemah lagi.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, pasangan AUD/USD melemah karena pernyataan gubernur RBA. "Pidato ini menyiratkan akan ada ruang untuk menurunkan suku bunga, dan depresiasi dollar Australia justru disambut baik oleh RBA," ujarnya.
Di sisi lain, dollar Amerika Serikat (AS) menguat tipis menjelang rapat reguler Bank Sentral AS pada 1 Agustus. Namun, pelemahan aussie lebih mendominasi. Apalagi, selama ini, aussie selalu kesulitan mencapai level 0,9300. "Dengan tekanan bearish, saya perkirakan masih akan bergerak ke bawah," tambahnya.
Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures menambahkan, tekanan dollar Australia diperburuk oleh sentimen negatif data persetujuan bangunan bulan Juni yang anjlok. Pada pairing AUD/JPY, sebenarnya yen pun tengah melemah. Pelemahan dipicu data produksi industri yang turun sebesar 3,3% dari sebelumnya yang naik 1,9%.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, selain karena dollar Australia sedang melemah, penguatan EUR/AUD pun dipicu membaiknya indeks kepercayaan konsumen Jerman. "Tampilan data banyak yang mendukung euro kembali naik," ucap Tonny.
 

Bursa Jepang dibuka babak belur

Oleh Barratut Taqiyyah - Rabu, 31 Juli 2013 | 08:32 WIB

TOKYO. Bursa Jepang dibuka negatif pada transaksi hari ini (31/7). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.29 waktu Tokyo, indeks Topix terpangkas 1% menjadi 1.137,53. Sepanjang bulan ini, bursa Jepang menuju kenaikan 0,3%. Sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average turun 1,4% menjadi 13.671,14.

Saham-saham yang mempengaruhi bursa Jepang di antaranya yaitu: Nissan Motor Co tergerus 1,4%, Tokyo Electric Power Co turun 3,8%, dan Softbank Corp naik 3%.

Penurunan bursa Jepang kali ini dipicu oleh penguatan yen yang kian mendekati level tertinggi dalam sebulan terakhir versus dollar AS menjelang pengumuman keputusan kebijakan the Fed.

"Saham-saham berguguran di tengah rendahnya volume transaksi menjelang keputusan the Fed," jelas Soichiro Monji, chief strategist Daiwa SB Investment Ltd. Dia menambahkan, para investor melakukan aksi jual untuk mengambil keuntungan. "Saya rasa kondisi pasar saham Jepang tidak begitu buruk. Hanya saja, tidak banyak alasan untuk melakukan aksi beli pada hari ini," paparnya.

Catatan saja, indeks Topix sudah melonjak 34% sepanjang tahun ini hingga kemarin. Pelaku pasar optimistis, Perdana Menteri Shinzo Abe akan mendorong dilakukannnya reformasi dan Bank of Japan akan terus menggelontorkan stimulus untuk mengatasi deflasi.

http://investasi.kontan.co.id/news/bursa-jepang-dibuka-babak-belur

Senin, 29 Juli 2013

Tunggu Hasil Fed, Bursa AS Negatif - INILAH.com

Tunggu Hasil Fed, Bursa AS Negatif - INILAH.com

INILAH.COM, New York - Data penjualan rumah yang turun dan menjelang pertemuan The Fed telah menyebabkan bursa saham AS melemah pada Selasa (30/7/2013).

Indeks S&P melemah 0,4% ke 1.685,33. Indeks Dow Jones lebih rendah 0,2% ke 15.521,97 dan indeks Nasdaq melemah 0,4% ke 3.599,14.

Indeks sudah tertekan sejak awal perdagangan dengan data dari National Association of Realtors tentang penurunan angka penjualan rumah 0,4% di bulan Juni. Pemicunya dengan suku bunga yang tinggi membatasi minat beli warga AS.

"Secara keseluruhan aksi pasar tetap sehat dan sangat konstruktif. Walaupun reaksi pasar terhadap data yang akan datang sangat besar," kata pendiri Sarhan Capital, Adam Sarhan seperti menguti marketwatch.com.

Pertemuan The Fed pada 30-31 Juli pekan ini akan memberikan pengaruh besar di pasar. Mereka berharap FOMC tidak akan membuat perubahan besar terhadap kebijakan moneter saat ini.

Investor sangat menunggu sikap The Fed terhada program pembelian obligasi senilai US$85 miliar per bulan. Spekulasi terhadap pengurangan nilai stimulus tersebut telah merontokkan bursa saham dan pasar obligasi sejak bulan lalu.

Pekan ini, investor juga menunggu data tentang PDB kuartal kedua pada hari Rabu besok. Sementara data pada Jumat mendatang tentang data non-farm payrolls bulan Juli setelah mencaai 195.000. Analis memperkirakan mencaai 175.000.

Tingkat suku bunga juga menjadi sorotan karena investor akan mempertimbangkan pengaruhnya ke pasar saham dan terhadap imbal hasil obligasi. Investor berspekulasi terjadi pengurangan stimulus moneter dari Fed.

Pelemahan terjadi pada saham Boeing 0,8% dengan denda senilai US$2,75 juta karena gagal memperbaiki pesawat jenis 777. The US Federal Aviation Administration selama dua tahun telah meminta Boeing untuk memperbaikinya jenis pesawat yang pertama diluncurkan ada tahun 2008.

Setelah terpuruk 4 hari, bursa Jepang rebound

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 30 Juli 2013 | 08:25 WIB | Sumber Bloomberg

TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Jepang rebound dari level terendahnya dalam satu tahun terakhir. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.48 waktu Tokyo, indeks Topix naik 0,4% setelah anjlok hingga 7,7% dalam empat hari terakhir. Sedangkan indeks Nikkei masih memberikan sinyal merah dengan penurunan 0,15% menjadi 13.640,30.

Ada sejumlah sentimen yang berhasil mengerek kinerja bursa Jepang. Salah satunya adalah pelemahan yen sebesar 0,1% versus si hijau. Pada tiga hari terakhir, posisi yen terus menguat.

Selain itu, ada pula data tingkat pengangguran Jepang yang turun dari 4,1% pada Mei menjadi 3,9% pada Juni. Hal itu di bawah prediksi sejumlah ekonom yang disurvei Bloomberg yang mematok angka 4%. 


http://investasi.kontan.co.id/news/setelah-terpuruk-4-hari-bursa-jepang-rebound

IMF setujui bailout US$ 2,3 milyar untuk Yunani

Oleh Erika Anindita - Selasa, 30 Juli 2013 | 07:15 WIB

WASHINGTON DC. Pada Senin (29/7), komisi Badan Moneter Internasional (IMF) merampungkan tinjauan keempat mereka mengenai program bailout Yunani. Hasilnya, mereka menyetujui suntikan dana sebesar 1,7 miliar euro atau setara US$ 2,3 miliar untuk anggaran belanja salah satu negara anggota zona euro tersebut.

Minggu lalu, Yunani mengadopsi bagian terakhir pengesahan dari para donatur sebagai syarat pengucuran jatah pinjaman penyelamatan mereka selanjutnya. Sebelumnya selama dua bulan terakhir Yunani sibuk berkutat dengan berbagai anggapan tidak populer untuk memulihkan perekonomian mereka. Total dana pinjaman dari IMF, Komisi Eropa, dan Bank Sentral Eropa mencapai 5,8 miliar euro.

Bila pengembangan reformasi ke depannya berjalan lancar, Athena dijadwalkan akan menerima kucuran dana segar lagi sebesar 1 miliar euro dari para donatur pada Oktober mendatang.

IMF menyatakan, upaya penyelamatan ekonomi Yunani yang disetujui pada Maret 2012, akan menghabiskan dana setotal 173 miliar euro untuk masa 4 tahun. Dana sebesar itu guna menolong Athena pulih dari krisis hutang dalam negeri, membangun kembali perekonomian mereka, serta mengembalikan mereka ke bursa transaksi.


http://internasional.kontan.co.id/news/imf-setujui-bailout-us-23-milyar-untuk-yunan

Bursa Asia bergerak liar

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 30 Juli 2013 | 08:39 WIB | Sumber Bloomberg

TOKYO. Bursa Asia bergerak liar pada transaksi perdagangan hari ini (30/7). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.06 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun kurang dari 0,1% menjadi 133,13. Padahal, pada transaksi sebelumnya, indeks acuan di kawasan regional ini sempat naik 0,2%.

Sementara itu, indeks Topix naik 0,1%, indeks Nikeki 225 Stock Average Jepang turun 0,3%, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,4%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,3%. Sedangkan pasar saham di China dan Hong Kong belum dibuka.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni: Fanuc Corp yang turun 1,1% di Tokyo dan Toyota Motor Corp naik 1,4% di Tokyo.

Pergerakan fluktuatif bursa Asia dipengaruhi sentimen dari Jepang di mana salah satunya adalah pelemahan yen sebesar 0,1% versus si hijau. Pada tiga hari terakhir, posisi yen terus menguat.

Selain itu, ada pula data tingkat pengangguran Jepang yang turun dari 4,1% pada Mei menjadi 3,9% pada Juni. Hal itu di bawah prediksi sejumlah ekonom yang disurvei Bloomberg yang mematok angka 4%.


http://investasi.kontan.co.id/news/bursa-asia-bergerak-liar

Wall Street tak bertenaga

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 30 Juli 2013 | 05:38 WIB | Sumber Bloomberg

NEW YORK. Bursa AS ditutup di zona merah tadi malam (29/7). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,4% menjadi 1.685,33. Pada pekan lalu, indeks acuan AS ini turun tipis sebesar 0,1%.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2% menjadi 15.521,97. Pada transaksi tadi malam, sekitar 5,19 miliar saham berpindah tangan. Angka tersebut 18% di bawah transaksi rata-rata tiga bulanan.

Secara sektoral, sektor energi dan sektor finansial mencatatkan penurunan lebih dari 0,7%. Kedua sektor ini menjadi sektor yang mengalami tekanan terbesar di antara 10 sektor lainnya di S&P 500. Pergerakan sejumlah saham yang turut mempengaruhi bursa AS di antaranya: Perrigo Co turun 6,8% dan Facebook Inc naik 4,2%.

Salah satu katalis yang menekan Wall Street adalah data perumahan AS di mana hanya sedikit warga Amerika yang menandatangani kontrak jual beli rumah second.

"Beberapa data ekonomi terlihat lebih rendah dari yang diantisipasi. Ada stagnansi dalam beberapa bulan ke depan setelah kenaikan yang cukup tinggi pada semester I lalu," jelas Eric Teal, chief investment officer First Citizens BancShares Inc.

Catatan saja, sepanjang bulan Juli, indeks S&P 500 sudah naiik 4,9%.


http://investasi.kontan.co.id/news/wall-street-tak-bertenaga

Perburuan di Asia mengerek harga emas di New York

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 30 Juli 2013 | 05:47 WIB | Sumber Bloomberg

NEW YORK. Harga kontrak emas dunia kembali menanjak pada transaksi tadi malam (29/7) di New York. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.44 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember naik 0,6% menjadi 1.329,60 per troy ounce di Comex, New York. Di sepanjang minggu lalu, harga si kuning mentereng ini sudah melaju 2,2%.

Kenaikan harga emas seiring adanya sejumlah sinyal kenaikan pembelian emas secara fisik. Sepertinya, para pemburu emas di Asia memanfaatkan momentum penurunan harga emas untuk kembali mengoleksi logam mulia ini.

"Ada sejumlah permintaan fisik emas dari negara Timur. Trader dan investor saat ini tak sabar menunggu hasil pertemuan Federal Open Market Committee yang akan berakhir pada Rabu besok (31/7)," jelas Peter Hug, global trading director Kitco Metals Inc.

Sementara itu, pada 26 Juli lalu, kepemilikan emas pada exchange traded products berbasis emas turun menjadi 1.969,9 metrik ton. Ini merupakan level terendah sejak Mei 2010 lalu.


http://investasi.kontan.co.id/news/perburuan-di-asia-mengerek-harga-emas-di-new-york

Minggu, 28 Juli 2013

Tiga Faktor Picu Lonjakan Harga Emas - INILAH.com

Tiga Faktor Picu Lonjakan Harga Emas - INILAH.com

Harga emas masih rentan koreksi

Oleh Agus Triyono - Senin, 29 Juli 2013 | 08:10 WIB


JAKARTA. Harga emas kembali tertekan. Aksi ambil untung (profit taking) serta aksi tunggu para pelaku pasar terhadap rilis data ketenagakerjaan bulanan Amerika Serikat (AS) menjadi beberapa faktor penyebabnya.
Harga emas untuk kontrak pengiriman Desember 2013 di bursa Comex, Jumat (26/7), melemah 0,57% menjadi US$ 1.321,90 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan, harga emas menguat sebesar 2,15%.
Pekan lalu, klaim pengangguran di AS sampai pekan yang berakhir 20 Juli naik sebanyak 7.000 klaim dibanding periode minggu sebelumnya. Kondisi ini memicu spekulasi pasar bahwa The Fed akan tetap mempertahankan stimulus moneter. Pemimpin The Fed, Ben Bernanke sebelumnya mengatakan, terlalu dini untuk memutuskan apakah stimulus akan dikurangi atau tidak. Pernyataan itu sempat membuat harga emas naik.
Namun setelah itu, pasar kembali mengantisipasi data-data ekonomi AS yang akan terbit di pekan ini dengan mengambil posisi wait and see. Rilis data pengangguran AS di pekan ini, bisa menjadi petunjuk atas kelanjutan stimulus AS. "Pergerakan emas cenderung konsolidasi sambil menunggu hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis pekan ini," ujar Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures.
Menurut dia, kenaikan harga emas yang cukup tajam beberapa hari terakhir memang mendorong harga untuk terkoreksi. Apalagi, posisi harga saat ini masih berada di bawah US$ 1.332 per ons troi. Pada  posisi seperti sekarang, harga emas masih rapuh dan rentan koreksi.
"Jika harga tidak bisa bertahan di atas area US$ 1.300 per ons troi, maka harga emas bisa terkoreksi ke level support US$ 1.265-US$ 1.270 per ons troi," ujar Jim Pogoda, trading cosultan Gold Bullion International seperti dikutip Bloomberg.
Namun, Standard Chartereed Bank Ltd. menghitung, pembelian emas fisik dalam dua pekan terakhir cenderung berkurang, seiring penguatan harga emas belakangan ini.
Menguat terbatas
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures menambahkan, peralihan investasi pelaku pasar dari emas ke instrumen yang lebih berisiko masih menjadi pemberat kenaikan harga emas. Tanda-tanda pemulihan ekonomi AS dalam beberapa waktu terakhir ini, membuat pelaku pasar memilih untuk menempatkan dananya pada instrumen lain yang lebih menguntungkan seperti di bursa saham.
Zulfirman memperkirakan, tekanan terhadap harga emas kemungkinan akan berlangsung dalam waktu lama. Meski akan ada penguatan, sifatnya cuma terbatas.
Secara teknikal, Nizar memperkirakan, sepekan ke depan emas masih akan menguat terbatas. Posisi harga saat ini sudah menembus moving average (MA) 50. Namun, penguatan tersebut dibatasi pergerakan indikator stochastic 14 hari yang sudah berada di area jenuh beli (overbought) yang bergerak turun dari level 90 ke 86.
Indikator relative strength index (RSI) 14 hari bergerak datar di level 57 memberi sinyal bahwa  harga emas akan cenderung bergerak datar. Indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area netral, juga menunjukkan bahwa harga emas akan cenderung bergerak mendatar.  
Nizar menduga, dalam sepekan ke depan, harga emas akan menguat di kisaran support US$ 1.300 dan resistance US$ 1.375 per ons troi. Sementara itu, Ariston memperkirakan, harga emas sepekan ke depan akan terkoreksi di rentang harga US$ 1.270- 1.360 per ons troi.    

Dollar AS sedang merosot

Oleh Cindy Silviana Sukma - Senin, 29 Juli 2013 | 08:57 WIB


JAKARTA. Kurs dollar AS tertekan terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Meski data ekonomi Amerika Serikat (AS) membaik, tapi investor tak yakin, Bank Sentral AS pada pertemuan pekan ini, akan memangkas stimulus melalui pengurangan program pembelian obligasi. Sentimen ini yang membuat dollar AS tertekan.
Hingga Jumat (26/7), pasangan EUR/USD menguat 0,02% menjadi 1,3279 dibandingkan sehari sebelumnya. Pasangan AUD/USD menguat 0,14% menjadi 0,9259. Sedangkan, pairing USD/JPY melemah 1,09% menjadi 98,21.
Indeks dollar pun turun ke angka 81,66 pada akhir pekan lalu. Indeks dollar mencerminkan pergerakan dollar AS terhadap 10 mata uang utama dunia. Indeks dollar mencetak angka tertinggi di level 84,58 pada 9 Juli lalu. Ini adalah level tertinggi sejak Juli 2010.
Sentimen positif dari peningkatan sentimen konsumen di AS bulan Juli yang mencapai level tertinggi selama enam tahun terakhir, menjadi 85,1 dari 84,1 pada Juni, belum mampu mengangkat dollar AS dari pelemahan.
Berdasarkan survei Bloomberg, pasar berspekulasi bahwa The Fed belum akan mengetok palu pemangkasan program pembelian obligasi pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 30 Juli-31 Juli nanti. Menurut proyeksi survei, The Fed akan memulai pengurangan pembelian obligasi sebesar US$ 20 juta pada September.
Pasar memprediksi, tingkat pengangguran AS bulan Juli akan turun ke 7,5% dibanding bulan Juni 7,6%. The Fed akan menaikkan suku bunga acuan bila tingkat pengangguran turun ke angka 6,5%.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures bilang, para investor yang masih berspekulasi atas pernyataan The Fed pada pertemuan minggu ini mendorong euro menguat pada pasangan EUR/USD.
Selain itu, meningkatnya data klaim pengangguran AS membantu mengangkat euro dan melemahkan dollar AS. Namun, dollar AS masih cenderung menguat. "Bagaimana pun keputusannya, pasar tetap yakin The Fed akan mengurangi stimulusnya pada September," ujar Tonny.
Alwi Assegaf, analis SoeGee Futures mengatakan, yen menguat terhadap dollar AS dipicu kenaikan indeks harga konsumen Jepang pada Juli, yang menjadi fondasi peningkatan inflasi di Jepang.
Sekadar mengingatkan, Jepang mencoba mendorong inflasi. "Dengan kenaikan inflasi, Bank Sentral Jepang akan tetap mempertahankan stimulusnya, dan tak membuat kebijakan baru. Ini akan menguatkan JPY," jelas Alwi.
Pasangan AUD/USD menguat akibat pelemahan greenback. Dari sisi dollar Australia, belum ada sentimen dalam negeri yang menunjang. Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pasangan AUD/USD masih bergerak datar. Namun, dalam jangka panjang, aussie masih akan melemah, karena potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral yang diumumkan bulan depan.

Pekan sibuk, bursa Asia beri sinyal merah

Oleh Barratut Taqiyyah - Senin, 29 Juli 2013 | 08:30 WIB | Sumber Bloomberg

TOKYO. Sebagian besar saham yang ditransaksikan di bursa Asia memberikan sinyal merah awal pekan ini (29/7). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.57 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,8%.

Ada sejumlah topk hangat yang mempengaruhi bursa Asia pagi ini. Pertama adalah penyampaian pidato oleh Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda. Kedua adalah review kebijakan moneter di AS hingga Eropa. Sedangkan yang ketiga adalah penguatan yen versus dollar AS.

Asal tahu saja, The Federal Open Market Committee akan menggelar pertemuan dua hari pada 30-31 Juli 2013. sejumlah pelaku pasar memprediksi, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal dua akan melemah dan jumlah penambahan tenaga kerja AS pada bulan Juli mengalami penurunan.

Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England juga menggelar pertemuan pada pekan ini, setelah kedua bank acuan di Eropa ini memberikan sinyal akan tetap menahan suku bunga acuan di level rendah.

"Pekan ini merupakan pekan yang cukup besar dengan rilis kinerja emiten, pertemuan bank sentral, dan data tenaga kerja AS. Investor akan fokus pada hal-hal tadi, serta mempelajari dampak pemangkasan nilai stimulus the Fed. Ke mana arah pasar saham akan sangat bergantung dari data dan the Fed," papar Nader Naeimi, head of dynamic asset allocation AMP Capital Investors Ltd di Sydney.


http://investasi.kontan.co.id/news/pekan-sibuk-bursa-asia-beri-sinyal-merah

Setelah naik 3 pekan, harga emas akhirnya turun

Oleh Barratut Taqiyyah - Senin, 29 Juli 2013 | 08:58 WIB | Sumber Bloomberg

SINGAPURA. Harga emas dunia menurun setelah berhasil menorehkan kenaikan selama tiga pekan berturut-turut. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat turun sebesar 0,6% menjadi US$ 1.325,25 per troy ounce. Pada pukul 09.13 waktu Singapura, kontrak yang sama menunjukkan angka US$ 1.327,20 per troy ounce.

Jika dihitung, sepanjang bulan ini, harga si kuning mentereng sudah melambung 7,5%. Namun, jika dihitung dari awal tahun hingga sekarang, harga si kuning mentereng ini masih merosot 21% seiring hilangnya kepercayaan investor atas emas sebagai alat investasi teraman.

Penurunan harga emas pagi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama, investor berspekulasi bahwa the Fed akan menarik atau mengurangi nilai stimulusnya seiring semakin membaiknya data ekonomi Negeri Paman Sam.

"Sejumlah data ekonomi AS akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. Mata setiap orang akan tertuju pada apakah ekonomi AS masih tumbuh atau sebaliknya," jelas David Lennox, resource analyst Fat Prophets di Sydney.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember naik sebanyak 1% menjadi US$ 1.335 per troy ounce di Comex, New York.


http://investasi.kontan.co.id/news/setelah-naik-3-pekan-harga-emas-akhirnya-turun

Kamis, 25 Juli 2013

Harga emas mekar menyambut data pengangguran AS

Oleh Asnil Bambani Amri - Jumat, 26 Juli 2013 | 06:45 WIB

NEW YORK. Harga emas kembali bersinar untuk pertama kalinya dalam tiga hari setelah ada laporan banyak orang Amerika Serikat mengajukan tunjangan pengangguran. Data ini tentu meningkatkan keyakinan Federal Reserve untuk mempertahankan stimulus untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Departemen Tenaga Kerja mengatakan, klaim pengangguran AS naik 7.000 menjadi 343.000 orang dalam pekan yang berakhir 20 Juli. Sebelumnya, rencana The Fed untuk melanjutkan stimulus membuat harga emas bersinar dan reli 8,6 persen bulan ini, kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 2012.
"Ini semua karena data AS dan The Fed," kata Chris Gaffney, analis senior di Wealth Management EverBank.
Harga emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,7% dan menetap di US$ 1.329,50 per ounce di Comex pada pukul 1:44 waktu New York. Harga emas ini merosot 21% tahun ini karena dolar naik 4,1% terhadap 10 mata uang utama. Penurunan harga logam terjadi karena investor kehilangan kepercayaan pada emas sebagai tempat lindung nilai.
Logam mulia diproyeksikan tetap di bawah tekanan di paruh kedua tahun ini karena investor mengurangi kepemilikannya. Demikian proyeksi dari ABN Amro Group NV mengatakan dalam laporannya hari ini.
ABN Amro Group NV memperkirakan, harga emas bisa mencapai rata-rata US$ 1.000 tahun depan dan US$ 840 di tahun 2015. Sementara itu, perak berjangka untuk pengiriman September naik 0,7% menjadi US$ 20,154 per ounce di Comex.
Di New York Mercantile Exchange, harga platinum berjangka pengiriman Oktober turun 0,5% menjadi $ 1.447,90 per ounce. Palladium berjangka untuk pengiriman September merosot 0,6% menjadi US$ 740,75 per ounce.
 
 

Data AS positif, harga perak tertekan

Oleh Agus Triyono - Jumat, 26 Juli 2013 | 06:12 WIB

JAKARTA. Harga perak kembali melemah. Ini karena efek data ekonomi Amerika Serikat (AS) tentang penjualan rumah yang membaik. Akibatnya, spekulasi pengurangan stimulus semakin bergulir.
Harga perak di Commodity Exchange untuk pengiriman September, Kamis (25/7) sampai pukul 17.35 WIB, melemah 0,95% ke US$ 19,83 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Para analis menduga, data AS yang membaik membuat harga perak tertekan.
Departemen Perdagangan AS, Rabu (24/7), melaporkan tingkat penjualan rumah baru per Juni melonjak 8,3% menjadi 497.000 unit. Ini adalah level tertinggi sejak Mei 2008.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, laporan tersebut meningkatkan ekspektasi pasar dipercepatnya program pengurangan dan penghentian program stimulus moneter AS. Dia mengatakan, secara jangka panjang harga perak masih mendapatkan banyak tekanan.
Menurut Nizar, membaiknya data ekonomi AS membuat dollar AS kian perkasa. Akibatnya, harga sejumlah komoditas termasuk logam mulia seperti emas dan perak terus melemah.
Selain itu, harga perak juga akan tertekan membaiknya kondisi perekonomian global. Menurut Nizar, kondisi itu memicu peralihan investasi pasar. Pasar yang semakin optimistis lebih memilih memainkan uang ke saham yang menghasilkan return lebih tinggi daripada komoditas safe haven seperti emas dan perak. "Selama keadaan tidak berubah sulit mengharapkan harga perak naik," kata dia.Selain itu, menurut Nizar, harga perak juga tertekan karena ekonomi China yang buruk.
Secara teknikal, Nizar mengatakan, dalam sepekan ke depan harga perak masih tertekan. Harga perak di atas moving average (MA) 25 sehingga berpotensi koreksi. Sementara, MACD, stochastic dan RSI menurun memberi sinyal bearish.
Nizar memperkirakan, harga perak dalam sepekan ke depan masih akan melemah di kisaran US$ 18,75-US$ 20,70 per ons troi.

http://investasi.kontan.co.id/news/data-as-positif-harga-perak-tertekan

Harga minyak naik menyusul data ekonomi

Oleh Asnil Bambani Amri - Jumat, 26 Juli 2013 | 06:30 WIB

NEW YORK. Harga minyak mentah West Texas Intermediate naik setelah adanya tanda-tanda pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS), Jerman dan Inggris. Data ekonomi yang menguat mempengaruhi permintaan bahan bakar.
Minyak mentah WTI pengiriman September naik 10 sen menjadi US$ 105,49 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak berjangka menyentuh US$ 104,08, level terendah sejak 9 Juli.
Harga minyak Brent pengiriman September naik 46 sen, atau naik 0,4%, dan mengakhiri sesi di harga US$ 107,65 per barel di ICE Futures Europe exchange di London. Harga minyak acuan Eropa diperdagangkan pada harga US$ 2,16, naik dari US$ 1,80 kemarin.
Harga minyak berjangka naik setelah Departemen Perdagangan AS menyebutkan adanya kenaikan pesanan barang tahan lama sebesar 4,2% bulan Juni. Selain itu, data menunjukkan adanya kepercayaan bisnis Jerman naik ke bulan ketiga bulan Juli.
Tak hanya itu, Inggris menunjukkan adanya ekspansi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Selain itu, laporan pemerintah menunjukkan, bahwa stok minyak mentah AS turun minggu keempat sementara produksi melonjak ke level tertinggi dalam 22 tahun.
"Ada kekuatan pasar karena prospek ekonomi yang lebih baik," kata Jason Schenker, presiden Prestige Economics LLC, di Texas. "Kenaikan harga minyak menyusul angka-angka yang positif dan ada indikasi bahwa Jerman dan ekonomi Inggris melakukan lebih baik," tambahnya.

http://investasi.kontan.co.id/news/harga-minyak-naik-menyusul-data-ekonomi

Rabu, 24 Juli 2013

Bursa Saham AS Tak Bertenaga

Kamis, 25 Juli 2013 | 07:07 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham di Wall Street ditutup sebagian besar lebih rendah pada Rabu (24/7/2013) waktu setempat, (Kamis pagi WIB), karena perolehan laba yang lemah dan prospek suram dari Caterpillar menyeret Dow turun.
   
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 25,50 poin (0,16 persen) menjadi 15.542,24, mundur kembali dari rekor penutupan Selasa.

Indeks berbasis luas S&P 500 melemah 6,45 poin (0,38 persen) menjadi 1.685,94, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq datar, merangkak naik 0,33 poin (0,01 persen) menjadi 3.579,60.

"Pendapatan sekarang menceritakan sebuah kisah ekonomi yang bergerak bersama dengan kecepatan yang cukup lamban," kata Alan Skrainka, kepala investasi di Cornerstone Wealth Management.

Komponen Dow, Caterpillar, turun 2,4 persen setelah melaporkan penurunan laba 43,5 persen dan memangkas proyeksinya untuk setahun penuh karena melemahnya permintaan dalam segmen operasinya, terutama pertambangan.

Penyedia chip dan perangkat lunak Broadcom anjlok 15,1 persen setelah Citigroup menurunkan peringkat sahamnya menjadi "netral" di tengah kekhawatiran perusahaan itu bisa menderita dari perlambatan dan pasar jenuh untuk telepon pintar mutakhir.
   
Saham pengembang perumahan jatuh setelah lonjakan imbal hasil obligasi AS menghidupkan kembali kekhawatiran tentang hambatan potensial kenaikan suku bunga karena pemulihan perumahan.

Lennar Corp. turun 3,8 persen, PulteGroup merosot 4,6 persen dan Ryland Group jatuh 3,5 persen.

Apple melonjak 5,1 persen setelah keuntungannya datang di 7,47 dollar AS per saham, 16 sen di atas ekspektasi. Hasil itu didukung oleh penjualan yang kuat dari iPhone, sekalipun jika laba bersihnya turun 22 persen dari tingkat tahun lalu.

Perusahaan otomotif Ford naik 2,5 persen setelah keuntungannya melonjak 18,6 persen menjadi 1,2 miliar dollar AS, menyusul penjualan yang kuat di AS dan China. Saingan Ford, General Motors, yang melaporkan laba pada Kamis, naik 1,5 persen.



Sumber : AFP/ANTARA
Editor : Erlangga Djumena 
 

Inilah Prediksi Harga Emas ke Depan - INILAH.com

Inilah Prediksi Harga Emas ke Depan - INILAH.com

Oleh: Wahid Ma'ruf
ekonomi - Rabu, 24 Juli 2013 | 00:04 WIB


INILAH.COM, New York - Harga emas telah menguat dalam beberapa pekan terakhir. Tetapi spekulasi stimulus moneter The Fed akan menurunkan harga emas batangan.

Analis komoditas di Roubini Global Economics menilai membaiknya ekonomi AS akan memicu stimulus moneter the Fed turun. Untuk itu investor emas harus mengambil posisi. "Data AS yang melemah dan penurunan inflasi bisa dapat memperpanjang program Quantitative Eassing (QE)," kata analis Roubini Global Economics, Gary Clark.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah jatuh hingga 20 persen. Penurunan seiring prospek ekononomi AS yang melemah dan inflasi AS yang masih rendah.

Namun emas berhasil menguat 13 persen sejak akhir Juni. Alasannya, The Fed memberi jaminan terhadap QE yang bertahan senilai US$85 miliar per bulan hingga akhir tahun.

Namun Clark memperingatkan penurunan akan kian tajam untuk harga emas ke depan. Dia merekomendasikan untuk menjual stok emmas. Harganya mungkin bisa masih berada di atas US$1.300 per troy ounce. Tetapi akan menuju level US$1.000 per troy ounce tahun depan.

Pada awal perdagangan di AS hari ini harga emas stabil di US$1.335 per troy ounce. Pada perdagangan kemarin, emas telah naik 3,3 persen dengan dukungan pelemahan dolar AS.

Harga emas terpukul data perumahan AS

Oleh Asnil Bambani Amri - Kamis, 25 Juli 2013 | 06:15 WIB


NEW YORK. Harga emas berjangka rontok paling dalam selama pekan setelah data penjualan rumah baru di Amerika Serikat (AS) naik di bulan Juni atau kenaikan tertinggi selama lima tahun. Kenaikan penjualan rumah itu memberi sinyal perbaikan tanda ekonomi yang bisa mendorong Federal Reserve untuk membatasi stimulus moneter.
Pembelian rumah tercatat naik 8,3% ke level 497.000 unit, tertinggi sejak Mei 2008. Dolar naik 0,6% terhadap mata uang utama termasuk Euro. Sementara itu, penurunan harga emas kian terperosok tahun ini menjadi 21% setelah sempat menguat 4,5%.
"Data perumahan yang kuat membuat pasar emas gugup," kata Frank McGhee, analis dari Integrated Brokerage Services LLC di Chicago kepada Bloomberg.
Emas berjangka pengiriman Desember turun 1,1% dan menetap d harga US$ 1.320,30 per ounce di Comex pada pukul 1:49 waktu New York. Penurunan harga ini merupakan yang terbesar untuk kontrak sejak 5 Juli. Sebelumnya, harga sempat naik sebanyak 0,9%.
Beberapa investor kehilangan kepercayaan pada komoditas sebagai tempat lindung nilai di tengah reli ekuitas. "Setiap data baru menjadi titik spekulasi adanya pengurangan stimulus," kata David Lee, wakil presiden Heraeus Precious Metals Management di New York.
Sementara itu, harga perak di pasar berjangka pengiriman September turun 1,2% menjadi US$ 20,02 per ounce di Comex. Di New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman Oktober naik 0,8% menjadi US$ 1.455,20 per ounce. Sebelumnya, harga mencapai US$ 1.465.60, tertinggi sejak 13 Juni. Palladium berjangka untuk pengiriman September naik 0,8% menjadi US$ 745,30 per ounce.

Fed pangkas stimulus dua bulan lagi

Oleh Dessy Rosalina - Kamis, 25 Juli 2013 | 08:00 WIB

WASHINGTON. Ancaman bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), mencabut paket stimulus ekonomi kian nyata. Pelaku pasar pun meyakini waktu itu akan segera tiba.Para ekonom menaksir The Fed mulai mengurangi stimulus pada September mendatang. Pada tahap pertama, The Fed bakal memotong stimulus sebesar US$ 20 miliar. Saat ini, The Fed masih mengguyur stimulus sebesar US$ 85 juta. 
Prediksi ekonom tersebut terungkap dari survei Bloomberg terhadap 54 ekonom di Amerika Serikat (AS). Perinciannya: sebanyak 50% ekonom meyakini bahwa bank sentral AS bakal mengurangi stimulus mulai September mendatang.
Hasil survei juga menyatakan, bujet stimulus bakal terbagi sebesar US$ 35 miliar untuk pembelian obligasi.
Selanjutnya, sebesar US$ 30 miliar untuk pembelian surat utang berbasis kredit perumahan. Perkiraan para ekonom tersebut meningkat dari hasil survey pada Juni lalu. Kala itu, hanya 44% ekonom meyakini The Fed bakal mengurangi stimulus di tahun ini. 
Indikator ekonomi baik
Ekspektasi ekonom meningkat pasca pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke, di hadapan Parlemen AS, pekan lalu. Bernanke menegaskan, bank sentral tetap pada koridor untuk memangkas stimulus mulai akhir 2013.
“Pasar sudah mulai membiasakan diri bahwa The Fed sungguh berniat mengurangi stimulus dalam waktu dekat," ujar Russell Price, ekonom senior Ameriprise Financial (AMP) di Detroit, dikutip Bloomberg, Selasa (23/7) lalu.
Jika melongok survei yang dirilis kemarin itu, 50% ekonom juga meyakini bank sentral AS bakal 
menghentikan stimulus kuartal dua tahun depan. Sementara, 24% ekonom yakin The Fed bakal berhenti mengucurkan paket stimulus kuartal ketiga 2014. Sejatinya, kebijakan stimulus Pemerintah AS bakal ditentukan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). The Fed menjadwalkan FOMC pada 17-19 September mendatang.
Pada forum FOMC itu, The Fed berencana mengumumkan proyeksi pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat pengangguran di AS. Bulan lalu, eksekutif The Fed, Jeremy Stein bilang, bank sentral bakal memberi sinyal jelas tentang kebijakan stimulus pada FOMC September. "Pernyatan Stein jelas mengarah pada pengurangan awal stimulus di September,” ujar Ekonom BNP Paribas SA di New York, Laura Rosner.
Senada, Ekonom Standard Chartered Plc di New York, Thomas Costerg menilai, The Fed kemungkinan besar mengurangi stimulus pada September nanti. Sebab, indikator ekonomi, semisal angka pengangguran, terus menunjukkan perbaikan. “Pertumbuhan tenaga kerja kuat. Data pasar perumahan juga menunjukkan pemulihan," ujar dia. 
The Fed berencana mencabut program stimulus jika tingkat pengangguran mencapai 6,5% dan inflasi 2%. Saat ini, pengangguran masih 7,5% dan laju inflasi 1,8%. 


Selasa, 23 Juli 2013

Inilah Prediksi Harga Emas ke Depan - INILAH.com

Inilah Prediksi Harga Emas ke Depan - INILAH.com

INILAH.COM, New York - Harga emas telah menguat dalam beberapa pekan terakhir. Tetapi spekulasi stimulus moneter The Fed akan menurunkan harga emas batangan.

Analis komoditas di Roubini Global Economics menilai membaiknya ekonomi AS akan memicu stimulus moneter the Fed turun. Untuk itu investor emas harus mengambil posisi. "Data AS yang melemah dan penurunan inflasi bisa dapat memperpanjang program Quantitative Eassing (QE)," kata analis Roubini Global Economics, Gary Clark.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah jatuh hingga 20 persen. Penurunan seiring prospek ekononomi AS yang melemah dan inflasi AS yang masih rendah.

Namun emas berhasil menguat 13 persen sejak akhir Juni. Alasannya, The Fed memberi jaminan terhadap QE yang bertahan senilai US$85 miliar per bulan hingga akhir tahun.

Namun Clark memperingatkan penurunan akan kian tajam untuk harga emas ke depan. Dia merekomendasikan untuk menjual stok emmas. Harganya mungkin bisa masih berada di atas US$1.300 per troy ounce. Tetapi akan menuju level US$1.000 per troy ounce tahun depan.

Pada awal perdagangan di AS hari ini harga emas stabil di US$1.335 per troy ounce. Pada perdagangan kemarin, emas telah naik 3,3 persen dengan dukungan pelemahan dolar AS.

Penguatan harga emas belum stabil

Oleh Cindy Silviana Sukma, Agus Triyono, Rizki Caturini - Rabu, 24 Juli 2013 | 07:23 WIB


JAKARTA. Harga emas kembali merangkak naik. Meredanya kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan percepatan pengurangan dan penghentian stimulus moneter di Amerika Serikat,  membuat emas kembali dilirik. Ini pula yang  membuat harga emas batangan ikut naik.
Harga emas untuk pengiriman Desember 2013 di Bursa Comex, kemarin (23/7), sedikit terkoreksi 0,40% menjadi US$ 1.331,90 per ons troi. Namun, harga emas telah menguat 9,75% dari harga terendahnya dalam sebulan terakhir. Penguatan harga emas itu menyeret harga Logam Mulia PT Aneka Tambang.
Harga emas lantakan Antam ukuran 1 gram juga kembali bergerak di atas Rp 500.000 per gram dalam dua hari terakhir. Kemarin, harga emas Antam naik 0,79% menjadi Rp 505.000 per gram dibanding sehari sebelumnya.     
Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures mengatakan, pernyataan pimpinan The Fed terkait kebijakan stimulus yang tidak akan diakhiri selama data ketenagakerjaan AS belum mencapai target 6% menjadi katalisator untuk harga emas. Selain dari faktor global, emas lantakan juga terangkat oleh pelemahan harga rupiah terhadap dollar AS. "Juga jelang Lebaran permintaan emas relatif meningkat," ujar dia, kemarin.
Ia memprediksi, harga emas tidak akan naik tajam, namun perlahan. Investor masih perlu mencermati data payroll dan tenaga kerja AS yang akan dirilis pada pekan depan.
Sugiarto Kanos, Wakil Pialang PT Askap Futures mengatakan, emas baru dapat dikatakan bullish jika pada pekan ini dapat menembus resistance US$ 1.340 per ons troi. "Jika dapat tertembus pada pekan ini, maka emas berpeluang meneruskan penguatan hingga ke atas 1.400 per ons troi," ujar dia.    
Suluh merekomendasikan untuk membeli emas batangan secara bertahap, sambil menunggu kondisi fundamental AS di awal Agustus nanti. Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures juga menyarankan investor untuk beli bertahap agar risiko kerugian bisa dimimalisir. Ini karena, penguatan harga emas saat ini belum stabil. "Kalau yang trading, ambil posisi beli dengan harga emas spot di kisaran US$ 1.300- US$ 1.320 per ons troi," kata Ariston.    
Prediksi Ariston, harga emas Antam dalam sepekan akan menguat ke kisaran Rp 500.000- Rp 515.000 per gram. Proyeksi Suluh, harga emas lantakan akan bergerak di rentang Rp 508.000-Rp 510.000 per gram.      

Gas alam masih dalam tren koreksi

Oleh Cindy Silviana Sukma - Rabu, 24 Juli 2013 | 08:26 WIB


JAKARTA. Harga gas alam sedikit terangkat. Penguatan ini didukung ekspektasi membaiknya konsumsi energi di AS, sebagai konsumen terbesar energi ramah lingkungan. Namun, penguatan ini masih relatif rapuh karena secara fundamental harga gas alam masih dalam tren koreksi.
Harga gas alam untuk kontrak pengiriman Agustus 2013 di bursa New York Mercantile Exchange (Nymex), Selasa (23/7), naik 1,03% menjadi US$ 3,715 per million metric british thermal unit (mmbtu) dibanding harga sehari sebelumnya. Namun, jika dibandingkan harga tertingginya sepanjang tahun ini di level US$ 4,500 per mmbtu pada 19 April lalu, harga komoditas ini turun sebesar 17,44%.
Gas alam mendapat sentimen negatif dari laporan Badan Informasi Energi (EIA) Amerika yang menyatakan cadangan gas alam naik sekitar 58 miliar kubik kaki pada pekan yang berakhir pada 12 Juli. Sebab, lembaga perkiraan cuaca memprediksi temperatur cuaca di AS akan relatif lebih hangat, sehingga permintaan gas alam sebagai bahan bakar pembangkit listrik untuk penghangat ruangan akan berkurang. Berdasarkan data EIA, kebutuhan gas alam untuk pembangkit tenaga listrik menyumbang 32% dari total permintaan gas alam di AS.
"Saat ini tidak terlihat permintaan gas alam sebagai bahan bakar pembangkit listrik akan meningkat palign tidak hingga awal Agustus mendatang," ujar Dominic Chirichella, senior partner di Energy Management Institute di New York seperti dikutip Bloomberg.
Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures mengatakan, penguatan harga gas alam masih rapuh. Masih ada kekhawatiran di pasar terhadap permintaan gas alam yang melemah seiring kondisi perekonomian global yang belum pulih benar.
Namun, perbaikan ekonomi di AS membawa optimisme di pasar bahwa kebutuhan energi di AS akan meningkat. Ini diharapkan bisa menjadi katalis bagi kenaikan harga komoditas ini ke depannya.
Secara teknikal, harga gas alam masih berpotensi terkoreksi. Indikator garis moving average (MA) 100 dan garis MA 200  memiliki potensi besar terjadi persilangan, hal ini dapat menunjukkan potensi koreksi atau penurunan harga. Namun, relative strenght index (RSI) cenderung mengalami kestabilan harga, dan belum dapat menentukan pergerakannya akan turun atau naik.
Stochastic sudah bersinggungan (crossover) antara dua garis yang berlainan. Ini memperlihatkan ada pembukaan celah untuk turun. "Harga berpotensi turun, karena dapat mencapai kondisi overbought.  Namun hal ini belum terjadi," jelasnya. Dalam sepekan, Ariana memprediksi harga gas alam di US$ 3,685 mmbtu-US$ 3,749 mmbtu.

Dolar AS kembali terdesak euro

Oleh Asnil Bambani Amri - Rabu, 24 Juli 2013 | 06:30 WIB


NEW YORK. Nilai tukar dolar Amerika Serikat melemah pada hari Selasa (23/7) atau jatuh ke level terendah satu bulan terhadap mata uang euro. Investor gamang dengan sikap Federal Reserve yang dinilai lamban melakukan pengurangan pembelian aset.
Euro naik menjadi US$ 1,3238, level tertinggi sejak 21 Juni. Kemudian nilai tukar itu naik menjadi US$ 1,3225, atau naik 0,3% hari ini (23/7) atau kenaikan ketiga selama tiga hari berturut-turut.
Sebelumnya, Ketua Fed, Ben Bernanke mengatakan kepada anggota parlemen pekan lalu, bahwa bank sentral AS itu ingin mengurangi program pembelian obligasi besar-besaran akhir tahun ini, namun ia akan mengubah rencana itu jika prospek ekonomi berubah.
"Dolar dalam periode yang tenang seperti saat ini, pedagang mengurangi membeli setelah penyampaian dari Bernanke pekan lalu,” kata Brian Dangerfield, ahli strategi mata uang dari RBS Securities di Stamford, Connecticut.
Sebelumnya, investor telah mengumpulkan dolar beberapa bulan terakhir setelah Bernanke melontarkan wacana pembatasan stimulus. Jika The Fed menurunkan pembelian obligasi, maka bank sentral AS tidak bisa membanjiri pasar dengan dolar.

Bursa AS Berakhir Mix, Dow Ditutup Pada Rekor

Rabu, 24 Juli 2013 5:37 WIB


Monexnews - Bursa AS kebanyakan ditutup melemah pada hari Selasa setelah data dari Richmond Federal Reserve menunjukkan kinerja manufaktur regional anjlok menimbulkan kekhawatiran, namun Dow Jones mencatat rekor penutupan tertinggi baru setelah investor lebih optimis terhadap laporan pendapatan perusahaan daripada laporan manufaktur regional yang lemah. Perdagangan kemarin relative tenang akibat kurangnya data ekonomi yang dirilis di AS.
Indeks Dow Jones ditutup pada wilayah positif dipimpin oleh United Tech dan Boeing.  Indeks S&P 500 turun dengan saham teknologi informasi memimpin penurunan dan saham telekomunikasi pimpin penguatan diantara 10 sektor utama. 
Dow Jones ditutup menguat 0.14% atau 22.19 poin menjadi 14567.74, S&P 500 melemah 0.19% atau 3.14 poin menjadi 1692.39, dan Nasdaq turun 0.59% atau 21.12 poin menjadi 3579.27. (pap)

http://m.monexnews.com/stock-index/bursa-as-berakhir-mix-dow-ditutup-pada-rekor.htm

Dollar Terus Anjlok, Emas Diatas $1340

Rabu, 24 Juli 2013 5:35 WIB


Monexnews - Emas menguat untuk hari keempat secara beruntun akibat dollar anjlok terhadap mata uang utama. Dollar anjlok setelah data dari Richmond Federal Reserve menunjukkan indeks manufaktur di kawasan mid-Atlantic anjlok menjadi -11 pada bulan Juli, yang mementahkan ekspektasi kenaikan menjadi 9. Reaksi dari data Richmond Fed adalah indikasi dari kurangnya penggerang pasar dan data, kata Omer Esiner, kepala analis di Commonwealth Foreign Exchange, Inc.
Emas terdorong menguat pada akhir perdagangan Selasa, menyentuh level tertinggi harian $1346.67 per  troy ons, sebelum akhirnya ditutup pada level $1345.15 per troy ons. Sehari sebelumnya, pada hari Senin, emas membukukan rally harian tertinggi yang belum pernah terjadi sejak lebih dari satu tahun lalu. (pap)

http://m.monexnews.com/gold-updates/dollar-terus-anjlok-emas-diatas-1340.htm

Nikkei Dapat Raih 20.000

Selasa, 23 Juli 2013 13:16 WIB


Monexnews - Kemenangan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam pemilu di Jepang dapat memacu penguatan Nikkei hingga 20.000 dan pelemahan yen hingga 105 terhadap dollar AS, menurut Nikko Asset Management. "Kemenangan Abe akan memuluskan upaya pemerintah dalam menjalankan agenda-nya dan ini membuat target rally Nikkei dan pelemahan yen dapat tercapai," ujar Charles Beazley, CEO Nikko Asset Management kepada CNBC. Beazley menyambut baik penegasan komitmen Abe kepada dunia usaha mengenai pemangkasan pajak.
"Kami memprediksikan kenaikan laba perusahaan Jepang sebesar 30% untuk tahun 2012/2013 dan sebanyak 15% untuk tahun 2013/2014. Kebijakan Abe akan memiliki dampak signifikan terhadap perusahaan jepang. Abe akan mendorong perusahaan untuk menggunakan dana $1,2 triliun yang kini menganggur di neraca keuangan perusahaan Jepang," tutur Beazley. Yoshinori Shigemi, strategis JPMorgan, juga berpendapat adanya potensi kenaikan laba perusahaan Jepang dan ini membuat saham perusahaan Jepang tetap menarik. "Pemerintah Abe memiliki kesempatan untuk memperbaiki ekonomi Jepang yang lesu sejak era Koizumi berakhir satu dekade lalu," kata Shigemi kepada CNBC. (fr)

http://m.monexnews.com/market-outlook/nikkei-dapat-raih-20000.htm

Senin, 22 Juli 2013

Melonjak 43 Dollar, Emas Akhirnya Tembus 1.300 Dollar Lagi

Penulis : Erlangga Djumena Selasa, 23 Juli 2013 | 08:11 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih tinggi pada Senin (22/7/2013) waktu setempat (Selasa pagi WIB), penutupan pertama di atas 1.300 dollar AS per ounce dalam hampir lima minggu.

Kenaikan harga emas didukung harapan permintaan lebih besar dari China dan penurunan dollar.
   
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 43,1 dollar AS, atau 3,33 persen, menjadi menetap di 1.336,0 dollar AS per ounce. Penutupan tersebut yang tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 19 Juni tahun ini, menurut data FactSet.

MaketWatch mengatakan logam mencetak kenaikan persentase dan dollar satu hari terbesar sejak 29 Juni 2012.

Analis pasar mengatakan dollar AS turun terhadap mata uang utama lainnya, mendorong indeks dollar ICE lebih rendah, yang baik untuk komoditas berdenominasi dollar seperti emas.

Selain itu, keputusan China untuk melepas kontrol pada suku bunga pinjaman dan membiarkan lembaga keuangan menetapkan suku bunganya sendiri, juga dianggap mendukung untuk membeli emas.

Indeks ICE jatuh ke titik terendah dari 82,047, tingkat terendah dalam lebih dari empat minggu.

Emas juga naik karena spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan stimulus ekonominya, meningkatkan daya tarik emas sebagai penyimpan nilai, menurut beberapa analis. 
   
Statistik dari Asosiasi Nasional Makelar Rumah (NAR) AS yang dirilis Senin menunjukkan penjualan "existing home" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales) di AS turun 1,2 persen pada Juni dalam basis penyesuaian musiman ke tingkat tahunan sebesar 5,08 juta, dibandingkan dengan 

estimasi pasar 5,28 juta.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/07/23/0811553/Melonjak.43.Dollar.Emas.Akhirnya.Tembus.1.300.Dollar.Lagi

Abe Janji Jadikan Jepang Terkuat Ketiga Dunia - INILAH.com

Abe Janji Jadikan Jepang Terkuat Ketiga Dunia - INILAH.com


INILAH.COM, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang menang mutlak di pemilu hari Minggu (21/7/2013), berjanji akan menjadikan Jepang sebagai negara ketiga terbesar di dunia.

Pada Senin ( 22/7/2013) saat menyampaikan pidato kemenangan, Abe berjanji akan tetap fokus menghidupkan kembali ekonomi Jepang yang mandeg dan berusaha melawan kecurigaan bahwa dia akan menggeser agenda politik dan ekonominya.

Kemenangan itu disambut pasar bursa secara positif. Indeks Nikkei mencatat kenaikan 0,5%. Partai dari PM Abe yang kini menguasai kedua majelis parlemen Jepang sehingga dapat menyelesaikan blokade di parlemen yang sudah berjalan selama enam tahun terakhir ini.
Pemilu parlemen semacam ini baru akan digelar lagi tahun 2016, bila dilakukan pemilihan anggota Majelis Rendah. Pada tahun-tahun terakhir, kebijakan perekonomian ketiga terbesar di dunia ini tampak tidak stabil akibat seringnya pergantian pemerintahan.
Pada pemilu hari Minggu, partai konservatif LDP dan mitra koalisinya partai Budhhis, Komeito berhasil mengakhiri kekuasaan oposisi yang sebelumnya mendominasi Majelis Tinggi, dengan meraih 135 kursi dari 242 yang tersedia. "Kemenangan kami berarti bahwa rakyat menghendaki pemerintah yang stabil dan tegas, " kata Abe kepada pemancar TV Jepang, NHK seperti dirilis Reuters.

Pemerintahan Abe jelas mengambil keuntungan dari ketidakpuasan warga terhadap pemerintahan sebelumnya dan peningkatan anggaran belanja negara. Melalui kebijakan finansial yang agresif, yaitu dengan pelonggaran pengetatan dana, Abe hingga kini berhasil memicu kembali perekonomian Jepang.

Sekarang semua harapan ditumpukan pada Abe, apakah setelah pemilu Majelis Tinggi dia juga akan mampu melakukan reformasi struktural yang diperlukan segera, misalnya dalam sektor kesehatan dan pertanian.

Seandainya perdana menteri Jepang ini berhasil menundukkan perlawanan kelompok-kelompok lobby yang sangat berpengaruh, perekonomian Jepang bisa pulih. Demikian menurut para pengamat. Namun, Abe juga bisa jadi akan hanyut terbawa agenda nasionalisnya.

Misalnya, dia hendak mengubah konstitusi pasifis dari tahun 1946 yang rumusannya saat itu ditentukan oleh Amerika Serikat. Kini, bersama pelindungnya AS, Jepang mengharapkan akan menjadi bangsa yang secara militer dan internasional kembali kuat dan percaya diri. Pertikaian teritorial dengan China dan ancaman Korea Utara juga memberikan dukungan rencana kontroversial Shinzo Abe untuk mengubah konstitusi.

Sementara itu, terkait hubungan Jepang dengan China, Abe mengatakan "Kami sebaiknya melakukan pembicaraan yang terbuka, pada tingkat menteri luar negeri dan kepala pemerintahan. Pintu untuk perundingan terbuka." [Reuters/tjs]

Data penjualan rumah AS turun, bursa Asia cerah

Oleh Barratut Taqiyyah - Selasa, 23 Juli 2013 | 08:36 WIB | Sumber Bloomberg

TOKYO. Sebagian besar saham yang diperdagangkan di bursa Asia mencatatkan kenaikan. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.59 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% menjadi 136,33. Dalam setiap dua saham yang naik, terdapat dua saham yang turun.

Sementara itu, indeks Topix Jepang naik 0,1%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,9%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,3%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,4%.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni: Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp yang naik 2,7% di Tokyo dan Incitec Pivot Ltd turun 2,8% di Sydney.

Pergerakan positif bursa Asia terjadi setelah penjualan rumah AS mencatatkan penurunan. Kondisi itu cukup berhasil meredam kecemasan bahwa the Federal Reserve akan memulai pemangkasan stimulus dalam dua bulan ke depan.

"Waktu pelaksanaan pemangkasan stimulus kemungkinan akan ditunda. Pemangkasan nilai stimulus tak lagi menjadi ancaman bagi pasar saham dibanding beberapa bulan lalu. Pada akhir tahun, kita akan melihat indeks saham akan sedikit naik lebih tinggi dibanding posisi saat ini," papar Shane Oliver, head of investment strategy AMP Capital Investors Ltd. 


http://investasi.kontan.co.id/news/data-penjualan-rumah-as-turun-bursa-asia-cerah

Pernyataan Bernanke dongkrak optimisme trader emas

Oleh Barratut Taqiyyah - Senin, 22 Juli 2013 | 13:51 WIB | Sumber Bloomberg


NEW YORK. Para hedge fund dunia meningkatkan taruhan mereka atas reli emas. Data yang dirilis US Commodity Futures Trading Commission menunjukkan, per 16 Juli, hedge fund dan para spekulator besar lainnya meningkatkan net-long position mereka atas emas sebesar 56% menjadi 55.535 kontrak futures dan options. Ini merupakan level tertinggi sejak 4 Juni lalu.
Sementara, kepemilikan kotrak emas jangka pendek mencatatkan penurunan terbesar sejak November setelah pada beberapa pekan sebelumnya menorehkan rekor tertinggi.

Catatan saja, harga emas sudah melejit 6,7% dalam dua pekan terakhir, terbesar sejak November 2011. Kondisi itu terjadi setelah pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke meredam spekulasi bahwa pemangkasan stimulus akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Saat ini terlalu dini untuk memutuskan apakah the Fed akan segera memangkas stimulus atau tidak pada September," jelas Bernanke dalam testimoni yang disampaikannya pada 18 Juli lalu.

Menurut Michael Cuggino, analis Permanent Portfolio Familiy of Funds Inc di San Francisco, pernyataan Bernanke sangat jelas menyatakan bahwa the Fed menginginkan perekonomian AS pulih terlebih dulu sebelum mereka memulai pemangkasan nilai stimulus.

"Ini merupakan alasan untuk mengempit emas dalam jangka panjang, karena duit panas akan terus mengalir ke dalam sistem finansial," jelas Cuggino.

Catatan saja, harga kontrak emas naik 1,3% menjadi US$ 1.294 per troy ounce di Comex, New York pada pekan lalu dan melanjutkan relinya pada hari ini dengan lompatan 2,4% menjadi US$ 1.325 per 
troy ounce. Ini merupakan level tertinggi sejak 20 Juni lalu.