Oleh Dikky Setiawan - Sabtu, 06 Juli 2013 | 15:41 WIB | Sumber bloomberg.com
DUBLIN. Perdagangan emas yang sangat bullish dalam sebulan terakhir
pasca ketidakstabilan politik di Portugal, menimbulkan kekhawatiran
krisis utang di Eropa akan semakin memburuk. Kondisi itu dipicu oleh
aksi beli investor akibat anjloknya harga emas yang mendorong permintaan
emas, terutama dalam bentuk perhiasan.
Menguatnya perdagangan emas di Eropa juga didukung oleh pengunduran
diri dua menteri kabinet Portugal. Kondisi ini mendorong biaya pinjaman
Potugal naik ke level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Pada 3 Juli kemarin, yield obligasi Portugal bertenor 10 tahun
melonjak di atas 8% untuk pertama kalinya sejak November tahun lalu
setelah pengunduran diri dua menterinya.
Situasi itu menambah spekulasi bahwa krisis politik tersebut akan
menghambat kemampuan pemerintah Portugal dalam memenuhi syarat-syarat
utama pemberian dana talangan (bailout) yang ditetapkan Uni Eropa.
Empat belas analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan, pada
pekan depan harga emas akan kembali berkilau, proporsi terbesar dari
masa bullish perdagangan emas sejak 7 Juni.
Sebelumnya, harga emas turun 23% di akhir kuartal tahun ini, setelah
kalangan investor kehilangan kepercayaan pada logam mulia sebagai aset
lindung nilai. Hal ini seiring kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat
(The Fed) yang akan menghentikan kebijakan stimulus di negara tersebut.
Harga emas yang jatuh pada April lalu, telah mendorong permintaan
emas untuk perhiasan dan koin di seluruh dunia melonjak. Bahkan, impor
emas Turki sebagai konsumen logam mulia terbesar keempat di dunia,
melonjak tinggi di sepanjang tahun ini.
"Pemulihan harga emas akan tentatif, tapi (masuk) kembali dari krisis
utang zona euro bisa memicu reli harga emas terus berlanjut," kata Mark
O'Byrne, Direktur Eksekutif GoldCore Ltd yang berbasis di Dublin.
GoldCore merupakan perusahaan broker yang menjual dan menyimpan koin dan
emas batangan.
"Banyak perhiasan di dunia cenderung digunakan sebagai kesempatan
untuk persediaan karena harga emas jatuh baru-baru ini," kata O’Byrne.
Harga Emas
Di bursa London, Inggris, harga emas di sepanjang tahun ini merosot
28% menjadi US$ 1.213,48 troy ons, setelah mengalami kenaikan tahunan 12
kali berturut-turut. Pada 28 Juni lalu, harga emas mencapai titik
terendah dalam kurun 34 bulan terakhir ke level US$ 1.180,50.
Goldman Sachs Group Inc memproyeksikan, pada akhir 2014, hargas emas
akan bertengger di level US$ 1.050. Sementara, Credit Suisse Group AG
mengantisipasi harga emas menclok di angka US$ 1.150 dalam 12 bulan ke
depan. Proyeksi berbeda justru diungkapan Danske Bank A/S (Denmark) yang
melihat harga emas akan jatuh ke ke level US$ 1.000 dalam tiga bulan.
Pada 26 Juni lalu, Mark Cutifani, mantan kepala AngloGold Ashanti Ltd
(ANG), penambang emas ketiga terbesar dunia, menyatakan bahwa
pengurangan produksi akan lebih besar dibandingkan kenaikan harga yang
diharapkan oleh banyak investor.
http://internasional.kontan.co.id/news/bullish-emas-bisa-picu-krisis-utang-eropa-memburuk/2013/07/06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar