Oleh: Wahid Ma'ruf
ekonomi - Rabu, 24 Juli 2013 | 00:04 WIB
INILAH.COM, New York - Harga emas telah menguat dalam beberapa pekan terakhir. Tetapi spekulasi stimulus moneter The Fed akan menurunkan harga emas batangan.
Analis komoditas di Roubini Global Economics menilai membaiknya ekonomi AS akan memicu stimulus moneter the Fed turun. Untuk itu investor emas harus mengambil posisi. "Data AS yang melemah dan penurunan inflasi bisa dapat memperpanjang program Quantitative Eassing (QE)," kata analis Roubini Global Economics, Gary Clark.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah jatuh hingga 20 persen. Penurunan seiring prospek ekononomi AS yang melemah dan inflasi AS yang masih rendah.
Namun emas berhasil menguat 13 persen sejak akhir Juni. Alasannya, The Fed memberi jaminan terhadap QE yang bertahan senilai US$85 miliar per bulan hingga akhir tahun.
Namun Clark memperingatkan penurunan akan kian tajam untuk harga emas ke depan. Dia merekomendasikan untuk menjual stok emmas. Harganya mungkin bisa masih berada di atas US$1.300 per troy ounce. Tetapi akan menuju level US$1.000 per troy ounce tahun depan.
Pada awal perdagangan di AS hari ini harga emas stabil di US$1.335 per troy ounce. Pada perdagangan kemarin, emas telah naik 3,3 persen dengan dukungan pelemahan dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar