Oleh Barratut Taqiyyah - Rabu, 10 Juli 2013 | 19:43 WIB | Sumber CNBC
SINGAPURA. Setelah mengalami pergerakan yang penuh turbulensi pada
kuartal II, harga emas ditransaksikan pada kisaran yang cukup ketat pada
Juli. Pergerakan harga emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.220 per
troy ounce-US$ 1.250 per troy oynce. Pertanyaannya sekarang, apakah
harga si kuning mentereng ini sudah menyentuh bottom atau masih akan
tertekan lebih dalam lagi ke depannya?
Berdasarkan analisa,
tekanan terhadap harga emas saat ini sudah mulai mereda. "Saya rasa yang
terburuk sudah lewat. Penurunan dari US$ 1.900 (di 2011) menjadi US$
1.250 adalah turun 34%. Dan saya tidak melihat akan adanya penurunan
lagi sebesar 34%. Itu berarti, harga emas sudah menyentuh bottom," jelas
Warren Gilman, chairman dan CEO dari CEF Holdings.
Gilman
menjelasn, pada periode April hingga Juni, harga emas mencatat penurunan
kuartalan terburuk sebesar 23%. Kondisi ini dipicu oleh aksi jual
kepada kepemilikan exchange traded funds (ETFs).
Selain itu,
lanjutnya, sejumlah faktor lain juga memperlemah tenaga emas. Sebut saja
kenaikan tingkat yield surat utang AS dan penguatan dollar AS.
Sementara
itu, Victor Thianpiriya, commodity analyst Australia and New Zealand
Banking Group memiliki pendapat berbeda. Menurutnya, harga emas belum
mencapai bottom.
"Saya rasa, kita harus melihat aksi jual ETF
mereda terlebih dulu. Belum ada permintaan yang cukup untuk menyerap
aksi jual yang terjadi saat ini," jelas Thianpiriya.
Thianpiriya
meramal, harga emas akan menyentuh posisi US$ 1.150 dalam tiga bulan ke
depan. Menurutnya, kenaikan harga emas saat ini hanya reli sementara
setelah harga emas jatuh menembus US$ 1.200 per troy ounce.
http://investasi.kontan.co.id/news/sudahkah-harga-emas-sudah-menyentuh-bottom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar