Oleh Agus Triyono, Rizki Caturini - Selasa, 16 Juli 2013 | 08:44 WIB
JAKARTA. Harga perak sedikit terangkat di awal pekan ini. Rilis data
pertumbuhan ekonomi China di kuartal-II meski melemah namun masih sesuai
dengan prediksi analis, menjadi salah satu penyebabnya.
Harga perak untuk kontrak pengiriman September 2013 di Bursa Comex,
Senin (15/7) pukul 16.15 WIB, naik 0,05% menjadi US$ 19,80 per ons troi
dibanding harga akhir pekan lalu. Namun, dalam sebulan terakhir, harga
perak terkoreksi sebesar 10,04%.
Produk Domestik Bruto (PDB) China di kuartal-II 2013 turun menjadi
7,5% dari kuartal sebelumnya yang sebesar 7,7%. Angka ini sejalan dengan
prediksi dari survei analis Bloomberg sebelumnya. Data yang menunjukkan
perlambatan ekonomi ini dapat meningkatkan spekulasi bahwa China akan
memberlakukan kebijakan tambahan untuk mencapai target pertumbuhan
tahunan di kisaran 7%.
Selain itu, komoditas logam mulia juga terangkat oleh pernyataan
Gubernur The Fed, Ben S Bernanke di pekan lalu yang mampu meredam
spekulasi pasar bahwa stimulus moneter AS akan dipangkas dalam waktu
dekat.
Tren penguatan emas dan logam mulia lainnya seperti perak pada
umumnya disebabkan oleh sentimen dari Bernanke yang mengindikasikan
kebijakan moneter yang lebih akomodatif. "Adapun China akan sulit tumbuh
9%-10% setiap tahun. Tapi kondisi pertumbuhan ekonomi China saat ini
sudah tampak lebih berkelanjutan," ujar Gavin Wendt, analis Mine Life
Pty seperti dikutip Bloomberg.
Namun, Albertus Chtistian, analis Monex Investindo Futures
mengatakan, penurunan ekspor China di bulan lalu yang mencapai 3,1%
dibanding tahun sebelumnya telah meningkatkan kekhawatiran pasar
terhadap permintaan perak dari Negeri Tirai Bambu tersebut. "Perlambatan
ekonomi China diperkirakan akan berlangsung sampai akhir tahun ini dan
bahkan tahun depan. Ini akan terus menekan pergerakan harga perak,"
kata dia.
Secara teknikal dalam jangka pendek harga perak akan cenderung
mengalami kenaikan. Tren ini antara lain bisa dilihat dari pergerakan
indikator moving average (MA) 21 yang sudah memotong garis MA 55 hari
yang memberi sinyal penguatan.
Tren sama juga ditunjukkan oleh indikator moving average convergence
divergence (MACD) yang masih berada di area positif. Indikator
stochastic juga bergerak naik menunjukkan rebound akan terjadi.
Sementara itu, relative strength index (RSI) juga bergerak naik dari
level 33,05 ke 42,50 mengindikasikan bahwa tren pelemahan harga perak
sudah mulai berkurang.
Albertus memperkirakan, sepekan ke depan harga perak akan menguat terbatas di kisaran US$ 19,30-US$ 20,50 per ons troi.
http://investasi.kontan.co.id/news/perak-bisa-menguat-untuk-jangka-pendek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar