Oleh Dikky Setiawan - Senin, 01 Juli 2013 | 18:38 WIB | Sumber Reuters
NEWYORK. Mimpi buruk kembali dialami miliuner David Einhorn. Pemilik
hedge fund Greenlight Capital Management ini berpotensi menanggung
kerugian dari hasil penempatan emasnya.
Einhorn adalah salah satu manajer hedge fund yang dikenal karena memainkan peranan penting dalam kejatuhan Lehman Brothers.
Awal tahun ini, Einhorn tercatat sebagai salah satu dari lima besar
investor emas dunia. Reuters sebelumnya melaporkan bahwa Einhorn
menyimpan beberapa emas di fasilitas yang aman di Queens, New York.
Pada Juni kemarin, investasi emas hedge fund Greenlight Capital turun
11,8%. Kondisi itu membawa dana kelolaan Greenlight Capital merosot
hingga 20% (year to date). Demikian hal itu diungkapkan dua orang narasumber Reuters, Minggu (30/6).
Greenlight yang merupakan perusahaan hedge fund andalan Einhorn
dengan total dana kelolaan sebesar US$ 8 miliar, baru-baru ini telah
memperlihatkan kinerjanya berada di bawah tekanan, meskipun telah
mengalami kenaikan di tahun ini.
Pada bulan Juni, portofolio investasi unggulan Greenlight turun 1,1
persen%. Namun, masih meraih kenaikan bersih 7,4% year to date.
Pada April lalu, perusahaan hedge fund milik Einhorn itu dilaporkan
juga menderita kehilangan US$ 9,7 juta di Market Vectors Gold Miner ETF.
Sementara di Barrick Gold ia merugi US$ 31 juta. Jadi, total kerugian
Greenlight sekitar US$ 40,7 juta.
Einhorn membentuk hedge fund emas Greenlight untuk menjalankan
strategi investasi yang sama seperti investasi utama. Tetapi, Greenlight
menawarkan pengelolaan investasi saham yang didukung oleh fisik emas.
Berdasarkan aturan yang berlaku, pengelolaan dana investasi emas
minimal sebesar US$ 1 juta. Hingga Maret lalu, dana kelolaan emas dari
266 investor telah mencapai US$ 929 juta.
Sumber Reuters mengatakan, investasi dana kelolaan emas mayoritas
dipatok dalam dollar Amerika Serikat. Di tahun ini, investasi emas
berdenominasi dollar telah mengalami kenaikan 7,1%. Sisanya adalah
investasi di fisik emas, yang pada Juni lalu turun 11,8% dan 20% di
sepanjang tahun ini.
Pada Kamis pekan lalu, harga emas jatuh di bawah US$ 1.200 per troy
ons untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir. Jatuhnya harga emas
itu membukukan kerugian kuartalan terbesar, setidaknya dalam 45 tahun
terakhir di tengah kekhawatiran Federal Reserve AS akan menghentikan
kebijakan stimulus.
Menurut data Reuters, setelah pada Jumat lalu mengalami reli 2,3%,
harga emas di kuartal kedua tahun ini masih melemah 23%, penurunan
terbesar sejak tahun 1968.
Einhorn mengatakan, ia lebih suka berinvestasi di emas batangan
dibandingkan penempatan emas yang diperdagangkan di bursa SPDR Gold ETF.
Dengan cara ini investor bisa memiliki kontrol yang lebih baik atas
investasinya dan menjaga harga emas pada saat penutupan perdagangan.
Pada tahun 2009, Einhorn mengatakan di acara tahunan Value Investing
Congress, bahwa dirinya telah menyimpan emas sebagai aset lindung nilai
untuk mengantisipasi kebijakan pemerintah AS yang tidak sehat.
"Jika kebijakan moneter dan fiskal tidak menentu, investor harus membeli emas fisik dan saham emas,” katanya saat itu.
"Emas tidak baik ketika kebijakan moneter dan fiskal sedang lesu dan tidak buruk ketika harganya masuk akal."
Greenlight bukan satu-satunya perusahaan hedge fund di industri
bernilai US$ 2,2 triliun itu yang mengalami kerugian di bulan Juni lalu
dari berinvestasi di emas.
Pada bulan April, investasi hedge fund emas yang dikelola miliuner
John Paulson juga turun sekitar 27%, membawa penurunan year to date
sebesar 47%.
Setelah itu, Paulson, yang merupakan investor emas terbesar,
membatasi gerak investasi emasnya, karena khawatir terlalu banyak
perhatian dari media.
Awal tahun ini, perusahaan hedge fund emas milik Paulson memiliki
aset senilai US$ 700 juta. Paulson juga berinvestasi dalam penambang
emas dan di bursa Gold ETF untuk meningkat kinerja perusahaan hedge
fund-nya yang memiliki dana kelolaan sekitar US$ 5 miliar.
http://internasional.kontan.co.id/news/investasi-emas-hedge-fund-dunia-anjlok/2013/07/01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar